Arc 1 - Prolog

55 3 0
                                    

Pesawat yang ditumpanginya bergetar memberitahukan kepadanya bahwa ban dari sebuah burung besi telah bersentuhan dengan jalur pendaratan, memberitahukan kepadanya bahwa pesawat telah mendarat.

Jalur tersebut tentunya diterangi oleh lampu yang berjejer rapih yang ada di pinggiran jalur pendaratan memberi tahu kepada sang pilot untuk menadaratkan pesawatnya di atas jalur ini.

Tenza seorang pemuda yang berumur 16 tahun berpegangan erat ke pegangan bangku pesawat, menyandarkan punggungnya ke sandaran, badannya sedikit menegang dikala dirinya memejamkan mata dengan erat dan merasakan bahwa kedua paru parunya menegang membuat nafas sang anak menjadi lebih berat seakan akan memberi tahu kepada semua orang yang berada di dalam burung besi ini bahwa ini adalah pengalaman pertama kalinya menaiki pesawat.

Tapi tidak ada penumpang lain selain tenza yang ada di dalam pesawat ini sehingga tidak akan ada yang tahu kalau ini adalah pengalaman pertamanya. Sedikit merasa legah dengan kenyataan tersebut bibir tenza membentuk senyuman kecil.

"Yah...walaupun aku tidak terlalu peduli sih."

Sambil sedikit tersenyum dia mengatakan hal tersebut didalam hatinya, tenza hanya mensugestikan pikirannya bahwa pengalaman pertama menaiki pesawat Dan sedikit merasa takut ketika pesawat lepas landas dan ketika pesawat mendarat adalah hal yang biasa bagi setiap orang.

Pesawat sudah mulai melambat Tenza melepas pegangannya, melemaskan punggungnya dan menggosokan kedua tangannya melawan dinginnya Air Conditioning pesawat yang cukup

membuat seorang tenza menggigil kedinginan.

Anak itu mengintip ke arah jendela sambil tetap menggosok tangannya, tenza melihat lampu yang berderet rapih di seluruh pinggir jalur pendaratan, hanya satu kesimpulan yang ia dapat meskipun tidak tahu namanya lampu itu pasti digunakan untuk menunjukan jalan pada kegelapan malam, mana mungkin pesawat bisa melihat jalur yang gelap karena tidak ada matahari yang menyinari jalur itu sendiri.

"Apakah ini pengalaman pertama menaiki pesawat tuan muda?"

Sedikit terkejut tenza hanya menanggapi dengan memutar badan serta pandangannya Dan tersenyum ke arah suara perempuan dan menanggapi orang yg berdiri di sampingnya dengan berkata sambil menunjukan senyum pahit yang terukir jelas di bibirnya "ahh..begitulah ha ha.."

Perempuan itu tersenyum, melihat Tenza yang sedang melihat keluar jendela pesawat dikarenakan terdapat keingintahuannya terhadap dunia yang ada di luar jendela. itu dikarenakan ini adalah pertama kalinya menaiki pesawat dan untuk pertama kalinya dia berpergian.

"Selamat datang di Elikya tuan muda Tenza"

"Panggil saja aku tenza, tidak perlu menggunakan kata 'tuan muda'."

Kata tenza supaya perempuan yang lebih tua darinya tidak memanggilnya dengan sebutan 'tuan' atau 'tuan muda'. Bukannya tenza tidak suka di panggil dengan sebutan tersebut, tenza hanya tidak terbiasa di panggil dengan sebutan 'mewah' seperti itu. Tenza bukanlah seorang pangeran kerajaan atau anak Dari pengusaha kaya yang akan mewarisi pekerjaan dan harta sang ayah.Tenza bukanlah orang yang seperti itu.

"BaiklahTenza, perkenalkan nama saya Ova ilsole anda boleh memanggil saya Ova, saya disini memiliki tugas yaitu mengantar anda sampai rumah yang akan anda tempati."

Disamping Tenza adalah Ova seorang perempuan yang umurnya sekitar 20 tahunan dengan rambut sepanjang pundak mengenakan jas hitam Serta dasi hitam, sungguh terlihat elegan bagi Tenza. Ia bekerja di negara ini, Elikiya sebagai pengantar orang yang akan bersekolah di negara baru ini ke rumah barunya.

ELIKYA Number Zero : The Unknown Brave HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang