Arc 1 - Chapter 12 (potongan terakhir sebuah rekaman kejadian yang hilang)

20 1 0
                                    

Waktu benar benar terulang. Itulah yang ia ketahui saat ini, Tenza benar benar terkejut tidak mengerti bagaimana hal ini dapat terjadi.

Segala hal yang pernah terjadi saat ini pernah terjadi sebelumnya.

Ketika dirinya sedikit cermat memperhatikan tingkah laku orang orang disekitarnya, tidak ada yang mengetahui hal ini kecuali dirinya.

Untuk meyakinkan dirinya, ketika mereka berempat masih berada di lantai satu, berjalan menuju kelas mereka karena waktu istirahat akan habis sebentar lagi. Tenza bertanya sesuatu tentang satu kelas yang berada dipaling ujung lorong ini, kelas itu diberi pagar yang menjulang tinggi hingga ke langit langit.

Alex menjelaskan bahwa itu adalah kelas yang terkutuk, jika kau berbicara dengan mereka maka kau akan menghilang dan menyuruh Tenza untuk mencari tahu hal itu lebih ditail menggunakan internet. Kemudian Nick menyangkalnya dan mengatakan itu hanyalah mitos dan kebetulan. Di akhir perdebatan ini Alex terjebak tidak bisa berbicara apa apa ketika Nick menyuruhnya untuk mencari tahu tentang kutukan raja tutankhamun yang katanya terkutuk menggunakan internet.

Hal tersebut benar benar terjadi persis seperti sebelumnya sehingga Tenza semakin yakin bahwa waktu benar benar terulang.

"Oh ya, Tenza nanti sebelum pulang ikut saya ke kantor guru sebentar"

"Baiklah."

Hal ini juga pernah terjadi.

Saat jam pelajaran kedua, di kelasnya Tenza diperintahkan oleh Pak Leone untuk ke kantor guru setelah jam pelajaran ini selesai. mengingat hal ini Tenza hanya perlu berkata 'Baiklah' tanpa perlu bertanya lagi kenapa dia diperintah untuk ke ruang guru. Dan setelah ini, ada suatu kejadian yang tidak akan pernah Tenza lupakan lagi.

"CHAADDD!!"

Meski ini adalah yang kedua kalinya tetap saja teriakan yang penuh dengan ketegasan itu tetap membuat badannya menegang ketakutan. naluri dari seorang murid yang tubuhnya akan menegang ketika teman sebelahnya dimarahi oleh guru tetap ada pada dirinya.

"Sebaiknya kau lebih menghormati gurumu. Keluar dari kelas ini SEKARANGG!!"

Tenza mengingat hal ini, untuk yang kedua kalinya Tenza melihat guru itu mengacungkan jari telunjuknya mengarahkannya kearah pintu yang ada di sebelah kirinya memerintahkan anak berkulit hitam itu untuk keluar dari kelas ini. Chad untuk keluar dari kelas ini. Chad berjalan menuju pintu yang telah ditunjuk oleh Pak Leone itu dan berjalan dengan kaki yang terluka, suara dari langkah sepatunya memenuhi kelas yang sunyi ini, membuat suasana kelas yang mencekam ini lebih mencekan lagi.

Untuk kedua kalinya Pak Leone menutup mata menghirup udara dalam dalam demi mengecilkan dan mematikan api amarah yang ada didalam dirinya dan membuka kedua matanya.

"Semuanya sudah menghidupkan book tabnya? Bagus, sekarang kita mulai pelajarannya."

Dan walaupun ini adalah yang kedua kalinya tetap saja hal ini membuat Tenza merasa takut dan gugup. Yang dia lakukan hanyalah mengangguk menuruti apa yang dikatakan oleh gurunya tersebut.

Disaat ini dipukul 10.10 suasana kelas yang mencekam ini sekali lagi Tenza dapat merasakannya.

***

Saat ini adalah pukul 12.03

Tenza berjalan mengikuti Pak Leone menuju ruang guru.

Yang anak itu lakukan hanyalah berjalan dibelakangnya dan menyesuaikan langkah kakinya memikirkan sikap apa yang harus ia lakukan ketika dia mengetahui bahwa waktu terulang.

Otak anak itu berkerja, berpikir dengan perasaan gelisah yang menyelimuti dadanya, tidak mengetahui dengan apa hal ini dapat terjadi dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi. Apakah ini adalah suatu dari pertanda buruk yang akan terjadi?

ELIKYA Number Zero : The Unknown Brave HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang