Pojok Sepi,
Di suatu hari pada tanggal
22 Juni 2019Seperti biasa, seminggu sebelum lebaran, hampir setiap orang "Muslim" terutama kaum Hawa, akan selalu di sibukan dengan Diskon yang mengharuskan mereka pergi ke Mall. Kaum Adam (Suami, Pacar, dan Gebetan) akan selalu menjadi korban yang harus rela menemani dan menunggu proses pertarungan mendapatkan diskon terbaik hingga selesai.
Hari Raya Idul Fitri memang selalu semarak gegap-gempita oleh kesibukan yang biasa dilakukan oleh mereka dalam menyambut lebaran dan tentu dengan kegiatannya untuk mempersiapkan hari kemenangan, sebab tak lengkap jika tak memiliki busana baru saat Lebaran, dan di hari suci nanti. Berlomba lomba mencari pakaian terbaik walau harus merogoh kocek selangit sekalipun tak apa yang penting puas dan terlihat sempurna saat hari raya.
Padahal Suci itu semestinya dari hati bukan yang tampak oleh mata, pun kemenangan seharusnya teraplikasi dalam bentuk wujud syukur akan keberhasilan melawan dan menahan gejolak keinginan hawa nafsu selama sebulan lamanya. Sebab masih ada mereka yang sangat membutuhkan hanya untuk sekedar makan apa lagi pakaian. Mengapa tak sempurnakan kemenangan bersama mereka yang belum sepenuhnya menang dalam kehidupan?
Dan itulah aku dengan segala asumsi sederhanaku memaknai 'Suci' dalam tajuk Kembali kepada fitrahnya seorang insan di hari raya Idul Fitri.
Tiba-tiba, lamunanku teralihkan oleh dering smartphone yang berada tepat di sampingku. Di layar smartphone nama Bella menggodaku menunggu untuk segera diangkat, lalu ku angkat dan ku sapa ia di ujung telpon.
"Halo, Ngapo Bel?"
"Mar, Agek sore kito bukber be payo!". Bukanya
"Ayo, nak bukber di mano tapi?" Sambut ku
"Bukber dengan Adek-adek yang sering di jalanan tuna". Jelasnya
"Oh, jadi. Galak nian aku, tpi aku ngajak Vieri dan kawan2 laennyo dak apo yo". tawar ku
"Iyo dak apo, Kau nak ngajak wong sekampung dak apo. hahaha". tutupnya dg canda
Setelah ku tutup telpon dari Bella, aku langsung menghubungi Vieri yang kebetulan saat itu ia tak ada agenda apapun di sore hari sehingga ajakan ku dengan mudah ia setujui.
"Where are u bro?" Aku memulai
"At home, What happen bro?" Jawabnya.
"Agek sore galak ikut bukber samo adek-adek yang sering di jalan pas lampu merah, galak dak?" Ajakku
"Good idea, Yes I will bro. Samo siapo be kalu cuma kito beduo, sorry i can't" Jawabnya sambil meledek
"Kalo cuma beduo samo kau aku jugo dak galak. haha". kubalas ledekannya lalu ku tutup untuk memberitahukan "Ingat!! jam empat Versi Ausi yo jgn versi Indo". ku ledek si Vieri agar datang tepat waktu.
"Oke lah man cak tu. sampai agek yo".
"Ok bro". tutup ku
Ditempat yang telah di janjikan sebelumnya, aku dan Bella lebih dulu datang. Lima menit berselang Vieri datang dengan motor CB kesayangannya, sedang kulihat jam tanganku telah menunjukkan pukul 16.15 wib. Beruntun setelahnya, Bella dan Vieri dengan wajah gelisah mempertanyakan teman-teman yang lain mengapa belum juga menunjukkan tanda-tanda kehadirannya.
"Mar, Mano yang laen kok jam segini lom datang jugo?" Bella memulai
"Iyo yo, apo dak kau kasih tahu, Mar". Vieri menimpali
"Oh iyo, lupo aku ngasih tau samo kau Bel, kalo kawan-kawan yang laen lom pacak ikut berpartisipasi, soalnyo mereka la punyo agenda maseng-maseng hari ini". Tegasku
KAMU SEDANG MEMBACA
Lubuk Linggau pada Rembang Senja
Teen FictionLubuk Linggau, Kota kecil dengan seribu makna dan sejuta kisah yang mengiringi perjalanannya, tak terkecuali dengan kisah Damar, Bella, Vieri, Wulan dan teman-teman lainnya. Kisah persahabatan yang terselip rasa cinta menjadikan kisah mereka berliku...