A Kookjin Fanfiction
By illeeegirl__
Hari-hari Seokjin sekarang lebih tenang, Yoongi sudah tidak memaksanya lagi bertemu Jungkook. Ia tidak tahu alasannya tapi itu membuatnya senang. Ketidak-adaan Namjoon cukup membuat Seokjin kesepian, biasanya anak itu yang selalu menemaninya sepulang kerja. Sekedar mendengarkan cerita bagaimana ia selalu dihantui oleh Yoongi atau kerinduannya pada Taehyung. Namjoon adalah sahabatnya paling setia, ia tak menyangka bisa sejauh ini dengannya. Terkadang ia mendapat pesan dari Namjoon menanyakan bagaimana kabar Seokjin. Seokjin membalas seadanya dan hanya beberapa pesan saja, ia cukup lelah untuk berbalas pesan sepulang kerja.Pagi setelahnya baru Seokjin menghubungi Namjoon untuk melanjutkan acara berbalas pesannya. Ia menelepon pemuda berlesung pipi itu setiap sarapan. Seperti pagi ini, mulutnya masih sibuk mengunyah makanan dan tangan kirinya memegang ponsel sedang menghubungi Namjoon. Nada sambungnya tak kunjung berhenti. Apa Seokjin terlalu pagi untuk meneleponnya? Mungkin saja Namjoon sedang tidur, kan? Seokjin menghentikan usahanya menghubungi Namjoon dan melanjutkan sarapannya.
Keadaan toko hari ini tidak terlalu ramai karena bukan akhir pekan. Toko Ny. Song biasanya akan sangat ramai saat hari Minggu, terkadang Seokjin diminta untuk lembur. Roti disini memang sudah terkenal enak, Ny. Song membangun toko ini bersama suaminya yang sekarang sudah tiada.
" Semalam, Jungkook mencoba bunuh diri lagi. "
Tiba-tiba saja perkataan Jimin malam itu mendatangi pikiran Seokjin. Ia menatap tak minat pada roti-roti yang biasa membuatnya bersemangat menjalani pekerjaannya. Apa Jungkook se-menderita itu? Apa Seokjin terlalu jahat padanya? Pertanyaan demi pertanyaan semakin memenuhi otak Seokjin.
Hingga bahu kanannya ditepuk oleh Chanyeol, teman satu shiftnya hari ini. Seokjin mengerjapkan matanya memaksa kembali ke kenyataan.
" Seokjin, di depanmu ada pelanggan! "
Di depan Seokjin sudah ada orang yang sedari tadi menatap bingung. Mau mengagetkan takut salah, mau menunggu tapi Seokjin terlalu lama melamun. Akhirnya orang ini memilih tetap menunggu Seokjin saja.
" Ya, silahkan. Mau pesan apa? "
" Yang ini dua dan ini satu. " telunjuk pelanggan itu bergerak memilih roti yang akan ia beli.
Setelah berhenti melamun dan melayani pelanggan, Seokjin menuju toilet untuk mencuci mukanya. Memandang pantulan wajahnya di cermin tepat di depannya.
" Apa yang kau pikirkan, Seokjin! " rutuk Seokjin pada diri sendiri. Seokjin menepuk-nepuk pelan pipinya.
Ini sudah jam empat sore, waktunya Seokjin kembali ke rumah. Saat menuju halte, matanya menangkap seseorang berdiri di tengah jalan yang cukup ramai. Jam pulang kerja seperti ini keadaan jalan tidak dapat dikatakan sepi. Suara klakson bersahutan menyergap telinga Seokjin, amarah dan makian pengendara yang lewat tak kalah ributnya. Mobil melaju kencang menuju pemuda tersebut, Seokjin mematung begitu saja. Ia ingin bergerak namun kakinya seakan membeku ketika melihat wajah pemuda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GROEF [KOOKJIN] ✔
Fiksi PenggemarKetika mengikhlaskan menjadi satu-satunya pilihan.