Chapter 7: Het Einde

4K 265 38
                                    

A Kookjin Fanfiction
By illeeegirl__

Ada satu perasaan dimana kita bukan takut kehilangan, hanya belum bisa mengikhlaskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada satu perasaan dimana kita bukan takut kehilangan, hanya belum bisa mengikhlaskan. Napas Seokjin terasa tercekat saat ia akan berkata bahwa ia ikhlas, ternyata tak semudah itu untuk melepas. Bayang-bayang rasa bersalah menghantui setiap kedua matanya berusaha terlelap, padahal Jimin selalu berkata bahwa itu bukan salahnya.

Hidup Seokjin mana bisa tenang? Saat mengetahui kekasihnya mabuk dan membunuh orang yang sudah ia anggap adik sendiri, kenyataan tersebut menghantam hati Seokjin ribuan kali lebih sakit ketimbang dimaki sang kekasih. Dua orang terluka akibat dirinya, setidaknya itu pandangan Seokjin terhadap dirinya sendiri.

" Apa yang merasukimu, Jung? Hubungan kita- meski ini bukan akhir yang baik, aku pikir ini jalan terbaik. "

Keputusan Seokjin berakhir dengan Jungkook berputar-putar di kepalanya. Berbulan-bulan ia mencoba melupakan sosok yang menemaninya sejak bangku kuliah. Apa yang tumbuh di hati Seokjin hanya kebencian yang terus menyeruak setiap mengingat Jung Kook, ia benci saat Jungkook tak pernah benar-benar menaruh kepercayaan padanya, benci saat Jungkook memaki seakan Seokjin menjijikan, benci saat Jungkook membunuh seseorang yang tak bersalah sama sekali.

Berbulan-bulan itu pula Seokjin benci pada dirinya sendiri. Rasa bersalah pada Taehyung mencekiknya setiap malam, saat Taehyung mengatakan kalimat terakhir untuknya berasa lullaby yang mengerikan. Rasa bencinya pada Jungkook berubah kekecewaan saat mengetahui mantan kekasihnya hampir gila, bahkan sudah gila. Ia tidak marah saat Yoongi datang memaksanya bertemu Jungkook, ia hanya belum siap. Belum siap jika harus menatap netra kosong Jungkook lagi. Seokjin merasa terluka membuat seseorang yang pernah mengisi hatinya seperti mayat hidup, mungkin sampai sekarang Jungkook masih berada di hati Seokjin. Tak mudah melupakan kekasih konyolnya itu, sulit sekali.

Atau saat Yoongi selalu berkata bahwa Jungkook selalu mencoba bunuh diri, kabar itu menyayat sisi hati Seokjin yang sudah terluka sebelumnya. Itu semua karenanya? Seokjin menulikan telinga seakan apa yang dikatakan Yoongi hanyalah bualan semata. Ia sudah jatuh pada lubang tanpa dasar, tak bisa menggapai apapun bahkan lantai yang kasar. Hingga Seokjin menyadari bahwa ia tak bisa keluar.

Seokjin yang teramat kecewa pada Jungkook dan usahanya mengikhlaskan Taehyung belum sampai pada titik temu.

Seminggu belakangan ini seperti Seokjin yang hampir gila, ia sering melamun mengingat tatapan datar Jungkook saat Seokjin menyelamatkannya. Juga saat Jungkook terus menggumamkan namanya, itu sukses membuat hari-hari Seokjin berantakan. Jujur saja Seokjin khawatir pada anak itu. Iya, selama ini Seokjin hanya menepis rasa khawatir itu setiap mendengar nama Jungkook dari mulut Yoongi atau Jimin.

Malam itu Seokjin menghubungi Namjoon yang ajaibnya diangkat oleh pemuda yang akhir-akhir ini seakan menghindari teleponnya.

' Halo, kak? ' sayup-sayup terdengar suara Namjoon yang entah disana sedang apa.

GROEF [KOOKJIN] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang