astaghfirullah aku

96 10 4
                                    

Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma la sahla illa ma ja'altahu sahla, wa anta taj'alul hazna idza syi'ta sahla.

°°°°

Afkan mengajak seorang pria yang duduk di samping kemudi, entah siapa dia Zayna pun tak tau, karena baru kali ini Zayna melihat pria itu.

Selama perjalanan yang terkesan membosankan. Zayna lebih memilih untuk membaca webtoon kesukaannya. Dan berhenti menduga-duga siapa pria yang duduk di samping Afkan.

Zahira tampak berbincang hangat dengan Afkan, dan kalian sudah pasti tau bagaimana reaksi Zayna. Acuh. Astaghfirullah.

Zayna merasa tempat duduknya agak panas, mungkin hatinya.

Zayna dan Zahira begitu mirip, yang membedakan keduanya hanyalah cara berbicaranya. Zahira yang terkesan humoris membuat beberapa pria sangat tertarik dengan mudahnya. Sedangkan Zayna, ia lebih terkesan pendiam, terkadang lebih cerewet jika bersama orang yang sudah lama mengenalnya.

Pria yang duduk di sebelah kemudi hanya mengangguk sesekali, memperhatikan perbincangan yang di lakukan kedua sejoli tersebut.

Afkan sesekali memperhatikan Zayna melalu kaca spion di depannya. Dan terlihat senyum di waktu yang bersamaan.
Beberapa menit kemudian...

Afkan memarkirkan mobil tepat di depan butik pilihan mereka.

Zayna menghela nafas lega, akhirnya sekarang ia bisa keluar dari tempat yang sedari tadi membuatnya sesak.

Sebelum benar-benar keluar, Zayna memperhatikan Afkan yang hendak membukakan pintu untuk kakaknya.

Oh. Allah. Zayna kembali istighfar agar setan cemburu tidak benar-benar merasukinya.

Zahira dengan senang hati tersenyum di balik cadarnya. Ya zahira sepakat untuk mengenakan cadar jika bepergian jauh dari sekarang.

Zayna masih tersenyum kecut memperhatikan kedua sejoli itu. Zayna benar-benar merasa ingin menukar posisinya dengan Zahira.

Sesampainya di tempat yang di penuhi dengan baju-baju pernikahan, membuat Zayna kembali menelan ludahnya, tempat ini benar-benar membuat kesadarannya berputar untuk menyadarkannya sekali lagi, kalau Afkan dan dirinya memang tidak ditakdirkan allah untuk bersama.

"kak, Ayna mau ketoilet bentar ya kak." pamit Zayna

Tangis Zayna pecah sesampainya di toilet.

"apa yang aku lakukan disini? Ngapain aku nangis gak jelas gini? Bodoh. Kau sangat bodoh Zayna. Kau seharusnya bahagia melihat kakak yang kau cintai akan dinikahi pria yang baik seperti Afkan, bukan menangis di atas kebahagiaan kakakmu. " batin Zayna sibuk menceramahi.

Hidung Zayna kembali mengeluarkan darah segar. Dan kepalanya terasa sangat berat.

Benar kata Talita. Sepertinya ia harus memastikan keadaannya kerumah sakit sore ini.

••••

Afkan memanggil Zahira yang terlihat sedang melamun.

"Ra, kok bengong?" Afkan melambaikan tangan di depan mata Zahira. Menyadarkan wanita itu dari lamunannya.

Assalamu'alaikum ZaynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang