Bab 12: Day Six - Kamu dan Aku

1.9K 152 4
                                    

“Ini tentang kita dan perjalanan tujuh hari yang telah kita lewati.

 

(ARIANNA)

Ini hari keenam. Hari sakral yang tidak ingin aku lewati seumur hidupku. Hari ini Abi mengajakku ke banyak tempat. Dia memberiku banyak kejutan. Dia memperlakukan diriku layaknya seorang pacar. Menggandeng tanganku, mengecup pipiku, memeluk aku dengan erat, juga memandangiku seakan dia takut aku hilang. Dia juga berlaku romantis dengan membelikanku bunga. Hal paling spesial yang bahkan tidak pernah terlintas ada di pikiran seorang Abinaya. Buatku dia terlalu cuek hingga tak sempat memikirkan hal-hal kecil tentang membahagiakan seorang pacar.

“Makan malam romantis?”

Aku menaikkan sebelah alisku. Kini, kami sedang berada di jimbaran. Abi bilang dia lapar, dan aku mengikutinya untuk makan. Ternyata dia membawaku ke restoran di mana kami pernah makan dan berdansa. Restoran di pinggir laut yang dihiasi lilin-lilin cantik di setiap mejanya. Beragam aneka makanan laut terhidang dengan lezat. Sangat cocok dengan nuansa ombak tenang nan merdu yang terdengar oleh sepasang telinga. Belum lagi dengan alunan biola juga piano yang dimainkan oleh band di panggung kecil tak jauh dari tempat kami, menambah suasana romantis itu kuat terasa.

“Iya. Gue harus membuat sebuah momen indah kan, di malam terakhir kita?”

Yes, this is a last night. Besok, aku sudah harus pergi dan aku tidak rela untuk pergi. Rasanya terlalu berat. Aku masih ingin di tempatku sekarang berada. Aku masih ingin berada di tengah-tengah keluarga Basupati. Aku masih ingin di samping Abinaya. Pangeran tujuh hari yang akan aku ingat selamanya. Entah, sampai berapa lama aku bisa bertemu dengan cowok tampan ini lagi. Aku hanya berharap tidak terlalu lama. Takdir dan waktu, semoga saja masih berpihak pada kami berdua. Seperti pertemuan kami di atas awan yang sangat romantis.

Aku mengangguk dan mengikuti langkahnya menuju salah satu meja yang masih familiar dalam otakku. Mengenang masa-masa indah di mana ketika degup jantungku berdegup tak karuan. Sebuah jawaban tentang perasaan tak bernama yang aku yakini bahwa itu adalah cinta. Aku jatuh cinta pada Abinaya dan rasa itu mulai berkembang.

“Cah kankung? Udang bakar saus asam manis?”

“Lemon tea!” seruku menambahkan.

Dia tertawa kecil. “Oke.” jawabnya ringan sambil mengangkat tangan kanannya memanggil pelayan.

Tak lama, pelayan datang. Abi menyebutkan semua pesanan yang dia inginkan. Sembari menunggu pelayan itu mencatat pesanan kami, aku mengedarkan pandanganku pada keseluruhan restoran yang sangat ramai namun cenderung kondusif. Edaran kedua mataku akhirnya jatuh tertumbuk pada Abi yang kini telah selesai menyebutkan pesanan kami. Pelayan pun juga telah undur diri menyiapkan pesanan kami.

“Apa yang akan lo lakukan setelah besok?” tanya Abi masih dengan tatatapan matanya yang memandangiku. Aku memutar mataku. Berpikir jawaban yang paling baik yang bisa aku jawab.

“Meneruskan liburan gue.” jawabku singkat. Abi menaikkan kedua alis matanya. Dia tampak tidak puas. Aku tahu itu. Dengan sedikit tertawa pelan, aku pun melanjutkan jawabanku. “Setelah liburan usai, gue akan kembali ke sekolah. Kembali ke rutinitas gue sebagai seorang pelajar SMA. Gue juga mungkin akan bertemu Kaindra lagi. Tapi, gue sama sekali nggak takut. Gue akan menghadapinya, karena gue ingat lo dan juga…” aku menggantung ucapanku. Menulan ludah dan memperhatikan raut penasaran Abi pada ucapanku selanjutnya. Sedikit senang, aku memamerkan senyum manisku. “akan sangat merindukan lo.” jawabku singkat.

Abi tersenyum manis mendengarnya. Dia meraih tanganku dan menggenggam tangan itu. Karena hal tersebut, aku sangat yakin wajahku sudah memerah saat ini. “Gue tahu gue nggak bisa memberi lo harapan. Karena itu akan terlihat palsu. Jujur, gue harap gue tidak lagi kembali masuk dalam kubangan yang sama. Gue berharap lo juga begitu. Sama seperti lo, gue juga akan sangat merindukan lo. Namun, kesepakatan tetaplah ada. Kita harus menjalaninya, kan?”

7 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang