Chapter 2

56 8 0
                                    

Lano Ruslan : Manuel Rios

Malamnya,Lano dan Ferron tengah sibuk membujuk Alis yang tidak mau makan. Alasannya adalah karena ulah kejahilan Ferron yang iseng mengerjai Alis,dengan berpura-pura menjadi hantu kakek cangkul.

"Wah tanggung jawab lo! Gue gak ngapa-ngapain juga kena imbasnya nih!" Ujar Lano mengenai ulah Ferron. "Ya gatau,Ferron niatnya cuman bercanda. Eh tau-tau Alis takut beneran,hehe." Sahut Ferron dengan canggung.

"Samperin gih." Putus Lano menarik kera kemeja belakang Ferron,sedangkan Ferron yang ditarik malah kesusahan berjalan mundur dengan menaiki tangga. "Bang santai dong!" Protes Ferron yang sedikit tercekik.

"Kalo mau bunuh itu sekalian lemparin dari mana kek,Abang malah narik kera kemeja belakang Ferron. Sakit nih leher!" Sungut Ferron merasa kesal. "Bawel lo,cepet bujuk Alis keluar."

"Al,maaf dong! Masa baru ketemu juga marah!" Ucap Ferron membujuk Alis dari luar kamar.

"Ya Abang! Baru juga ketemu malah ngerjain." Skakmat. Salah satu keahlian Alis,memutar balik omongan lawan. Istilahnya, senjata makan tuan.

"Ya tau,makannya Abang minta maaf."
"Bukain nih pintu." Mohon Ferron kesekian kalinya.

Sedangkan di dalam kamar,Alis sedang mati-matian menahan tawa yang hampir meledak. Bagaimana tidak? Alis sedang memikirkan betapa bodohnya Lano dan Ferron,sampai tidak mengetahui bahwa pintu tersebut tidak dikunci sama sekali,hanya di tahan oleh kotak berisi beberapa batu.

'Rasain emang enak gue kerjain balik!'-ujar Alis membatin.

Ckleekk.. suara pintu yang di buka.

'Ferron,lo bego banget sih! Mau aja jadi korban sinetron. Jelas-jelas dari tadi,lo pegang knop pintu aja kagak!'-batin Ferron merasa di bodohi.

"Udah kebuka belom?" Tanya Lano memastikan. "Masih punya mata kan?" Sahut Ferron dengan tatapan maut,karena terlampau kesal akibat ulah Alis. "Cuma mastiin,kalem dong!" Sungut Lano,dengan tatapan tidak kalah tajam.

"Gini nih korban sinetron,belum tentu orang marah selalu ngunci diri di kamar." Gumam Lano yang tanpa di sadari, ternyata Ferron masih dapat mendengarnya.

"Kalo gitu kenapa gak Abang buka sendiri aja dari tadi,kenapa cuma liat dan bisanya nyuruh orang,padahal cuma dorong pintu apa susahnya sih? Masih punya tangan kan!" Hardik Ferron sudah sangat kesal.

"Lo pikir gue gak liat,lo sendiri juga bego. Dari awal gak berinisiatif buat buka pintunya,dasar korban.." ucapan Lano terhenti akibat tatapan maut Ferron yang tak lagi dapat di atasinya. "Oke gue ngalah!" Lano pasrah pada keadaan.

"Ayo keluar,beli makan!" Ujar Ferron menarik lengan Alis secara paksa. "Gamau Alis masih marah sama bang Ferron!" Tolak Alis sambil melepaskan tangannya dari Ferron dan beralih menarik tangan Lano keluar dari kamarnya.

"Cepetan! Katanya mau beli makan,lama banget!" Teriak Alis dari lantai bawah. Dengan raut masam,Ferron melangkah menuruni satu persatu anak tangga,yang menurutnya bertambah banyak.

"Lo yang nyetir,pegel jari gue di remas sama Alis." Ucap Lano sambil melemparkan kunci mobil ke arah Ferron,dengan sigap Ferron berhasil menangkapnya.

°

Di mobil..

"Sejak kapan kalian punya mobil beginian?" Tanya Alis yang sedang menikmati sejuknya angin malam. "Sejak nenek moyang lo lahir!" Jawab Ferron asal.

"Serius ih." Ucap Alis sambil menyubit pinggang Ferron. "Udah lama,ini juga hadiah dari Eyang!" Sahut Lano kemudian.

"Ohh.." muak sudah Alis dengan topik pembicaraan tentang 'Eyang',tidak ada yang bisa diharapkan. Percuma.

"Mau makan di mana?" Tanya Lano memecah keheningan. "Makan nasi pecel aja! Lagi kangen masakan Bunda." Jawab Alis antusias,bukan cuma karena rindu,pecel merupakan salah satu makanan favorit nya.

"Oke cusss!!" Sanggah Ferron semangat,dan menambah kecepatan mobilnya. Topik Bundanya adalah topik yang sensitif,membuat kerinduan muncul di hatinya. "Ferron! Jangan macem-macem!" Cegah Lano,karena merasa kecepatannya di atas rata-rata,dan bisa membahayakan Alis maupun pengendara lain.

"Eh maaf bang!" Ucap Ferron dan segera memelankan laju mobilnya. "Warung pecel biasanya kan bang?" Tanya Ferron mengalihkan topik pembicaraan. "Hmm." Gumam Lano yang sibuk bermain game online di handphone nya.

Sesampainya di warung pecel,Alis meminta ijin untuk pergi ke toilet minimarket yang kebetulan bersebelahan dengan warung pecel yang ditujunya. Setelahnya Alis langsung pergi meninggalkan kedua abangnya,memasuki minimarket tersebut.

Maaf untuk part ini pendek.
Untuk part selanjutnya aku usahain lebih panjang lagi.
Biar lebih semangat update di tunggu Vote dan Comment. Terima kasih🖤

TBC

ReasonsWhere stories live. Discover now