Chapter 3

33 5 0
                                    

Ferroniq Ruslan : Johnny Orlando

Setelah dari kamar kecil,Alis menghela nafas lega. Untung belum terlambat. Kalau tidak,mau di taruh mana muka nya nanti.

"Ini beli apaan ya. Malu lah,kalau nanti di tuduh cuma numpang kamar kecil doang!" Gumam Alis sambil menyusuri rak-rak yang ada di minimarket,mencari apa yang sekiranya berguna baginya. Air minum. Alis merasa haus.

"3000 mbak." Ucap si kasir. Saat Alis merogoh saku celananya,dia lupa bahwa dia tidak membawa apapun dari rumahnya. Hanya ponsel yang sedari tadi menemaninya.

'Gila,gue lupa! Gue cuma keluar bawa ponsel. Bego! Sok-sok an sih!' -ucap batin Alis yang mengumpat pada dirinya sendiri. Betapa bodohnya dia.

"Nih mbak sekalian sama yang di depan saya." Ucap seorang lelaki tidak di kenal yang ikut mengantri di belakangnya,karena sebelumnya dia maju selangkah untuk memberi akses bagi pembeli di yang ikut mengantri.

"Kembaliannya mas, terimakasih! Silahkan datang kembali." Ucap si kasir ramah.

'Caper kali nih kasir.' -batin Alis lagi-lagi berbicara. Apakah dia tidak sadar,bahwa dia belum membayar belanja nya. Dasar tidak tahu malu.

"Permisi. Nih minuman lo." Ucap lelaki yang membayar minuman Alis tadi dengan raut datar sambil memberikan minuman yang hendak di beli Alis tadi.

Alis dengan lamunan segera menggeser badannya dan menerima minuman tersebut. Setelah Alis tersadar dari lamunannya,dia segera mengejar lelaki tadi. Namun terlambat,dia sudah meninggalkan minimarket tersebut dengan motor sport hitam.

°

"Gimana? Udah kenyang belum?" Tanya Ferron memastikan keadaan perut Alis,sebelum beranjak pergi ke kasir membayar makanan yang mereka pesan. Mengapa bukan Lano? Lano paling tidak mau,jika di suruh untuk mengantri.

"Udah bang!" Jawab Alis semangat,merasa puas. Karena menurutnya,racikan bumbunya sangat pas di lidah. "Yaudah kalian tunggu aja di mobil,Ferron mau bayar dulu." Ucap Ferron dan pergi menuju antrian kasir yang cukup panjang. Ferron memang paling sabar.

"Bang! Kemudi gih!" Pinta Ferron,melempar kunci mobil ke Lano. "Tangan gue masih sakit Ferron." Sanggah Lano menolak dengan alasan yang sama seperti sebelumnya. "Halah,ngomong aja Abang lagi males kan?!" Tuduh Ferron,dan di jawab dengan deheman Lano.

"Daripada kalian ribut,sini! Biar Alis aja yang kemudi. Repot!" Sahut Alis,dan langsung mendapat tatapan tajam dari kedua abangnya itu. "Iyee!! Bercanda,mana bisa Alis pakai mobil ginian." Lanjutnya cepat,merasa dongkol di hadapan Lano dan Ferron.

Sesampainya di rumah,Alis bingung mau tidur di mana. Karena untuk sementara,kamarnya yang dulu di pakai Ferron,sedangkan kamar Ferron masih dalam proses renovasi.

"Kamar masih banyak yang kosong Alis! Gudang juga masih luas!" Emosi Ferron memuncak akibat ke gaduhan Alis yang sibuk menimang kamar mana yang akan di tempatinya. Bahkan,Lano mungkin sudah terlelap di dalam kamarnya. Abang biadab.

"Ih bentar bang,kalo mau tidur yaudah sana duluan aja." Sahut Alis yang ada di lantai dua rumahnya,sambil melihat satu persatu kamar yang kosong.

"Alis sementara di kamar tamu aja deh." Putus Alis dan mendapat acungan jempol dari Ferron yang segera beranjak dari duduknya,pergi ke kamarnya di lantai dua.

°

"Kebo! Bangun pe'a. Lo gak sholat ha?" Subuh-subuh Lano sudah cerewet sendiri di rumahnya. Membangunkan Alis yang tidak kunjung mengindahkan semua umpatan Lano. Memang dalam urusan beribadah,Lano merupakan orang yang keras. Inilah merupakan buktinya.

"Bang! Gak malu sama tukang sayur apa? Dia promosiin sayuran aja gak teriak-teriak kayak Abang." Ujar Ferron yang tiba-tiba masuk kamar Alis. "Diem lo." Sahut Lano segera,membuat Ferron bergidik ngeri.

Ferron sendiri tidak mengerti,dulu Bunda nya sering mengatakan,kalau dia jangan terlalu dingin kepada seseorang. Tapi menurutnya, yang seharusnya adalah perkataan itu ditujukan pada Lano,bukan pada dirinya.

Meskipun Ferron tahu,bahwa dia bersikap kain di depan banyak orang,dan bersikap sebaliknya saat bersama dengan orang yang disayanginya. Keluarga.

"Bentar bang 5 menit lagi,nanggung nih!" Oceh Alis sambil membenarkan posisi tidurnya yang di ganggu oleh Lano.

"Bener 5 menit? Kalau belum bangun juga,Abang siram pake air. Itu perjanjiannya." Ucap Lano dan setelahnya keluar dari kamar tamu yang di tempati Alis,kembali ke kamarnya di lantai bawah.

"Bangun Al,kalau gamau di siram pake air. Masih bagus kalo air biasa,bang Lano kalo siram orang gak nanggung-naggung. Gue aja pernah di siram pake air got." Dusta Ferron pada Alis,agar Alis lekas bangun. Padahal nyatanya,dia sama sekali tidak pernah di siram oleh Lano.

"Gilaaaa! Beneran bang?!" Apa kata Ferron sudah terbukti. Setelah Alis berkata demikian,dengan segera Alis beranjak pergi menuju kamar mandi untuk mandi dan berwudhu.

"Gila sendiri,gue bohongin mau aja! Tapi untung berhasil. Hahah!" Tawanya lepas,merasa bangga pada kecerdikan yang dimilikinya. Ferron keluar dari kamar tamu setelah menutup pintu kamar tersebut.

"Alis udah bangun?" Tanya Lano yang kebetulan baru keluar dari dapur dan secara tidak sengaja melihat Ferron yang baru saja keluar dari kamar yang di tempati Alis.

"Udah!" Balas Ferron agak merasa dari lantai atas,supaya Lano mendengar ucapannya.
"Tumben,lo kasih apa pe'a?" Lano heran secepat itu Ferron bisa membangunkan Alis yang kalau tidur seperti kebo. "Kepo!" Balas Ferron cuek dan segera memasuki kamar Alis yang di tempati nya.

"Kagak gue kasih sarapan. Awas lo!" Ancam Lano yang di abaikan oleh Ferron. Ferron tahu,Lano tidak akan tega tidak memberinya makanan. Toh,kalau memang tidak di beri,dia bisa beli sendiri. Namun,Lano memang tidak setega itu.



Kok belum ada part sekolah?
Sabar ya readers :)

Jangan lupa Vote dan Comment.
Biar aku tambah lebih banyak lagi setiap chapter nya.

Terimakasih ☺️
TBC

ReasonsWhere stories live. Discover now