Chapter 5

35 4 0
                                    

"Habis nyasar lo? Jam segini baru berangkat,kalo gue jadi lo,sekalian kagak masuk!" Cibir Chiko,salah satu sahabat Lano pada Danel yang baru datang dari pintu belakang sekolah.

"Hampir nyerempet anak orang gue." Jawab Danel yang sudah duduk di sebelah Lano. "Gila lo,terus gimana tuh anak?" Chiko bertanya seperti ingin memangsa seseorang,kepo akut.

"Cuman hampir,kagak nyerempet!" Sungut Danel kesal pada Chiko. Danel menyambar salah satu minuman yang ada di meja yang di tempati nya.

"Pfft..beuh air apa nih anjir!" Sembur Danel merasa ada yang janggal pada minuman yang di ambilnya. Seketika tawa ketiga sahabatnya meledak.

"Rasain,salah sendiri main sikat aja!" Ledakan Chiko mampu membuat Danel merasa kesal,sehingga memberikan tatapan maut dan berhasil membuat Chiko seketika menghentikan tawanya.

Sesaat kemudian bel masuk berbunyi. Ferron beserta keempat sahabatnya sudah dari tadi masuk ke kelasnya. Lano,dkk pergi membayar makanan yang mereka pesan terlebih dahulu sebelum pergi meninggalkan kantin.

°

Surga dunia bagi seluruh siswa-siswi SMA Bagaskara,bel pulang berbunyi tepat setelah adzan dhuhur berkumandang. Jarang-jarang sekolah tersebut pulang lebih awal seperti ini.

"Tumben banget di pulangin jam segini. Kesambet apaan tuh guru pada?" Beginilah kebiasaan siswa yang sudah diberi kenikmatan,masih saja menista.

"Banyak bacot lo,pulang tinggal pulang juga!" Ketus Lano pada Chiko yang selalu banyak bicara,tidak ada jaim-jaim nya.

"Main kerumah Lano kuy!" Danel dengan antusias menganggukkan kepala atas ajakan Chiko,padahal pemilik rumah adalah Lano,bukan Chiko.

"Siapa yang ngijinin kalian main ke rumah gue?" Lano bertanya sambil dengan nada menyindir.

"Udahlah Lan,biarin suka dia. Lagian gue juga bosen di basecamp sama rumah." Danel menyela. Lano hanya menghela nafas pasrah.

"Berangkat sendiri,gue pulang sama Ferron." Ucapan Lano mendapat acungan jempol dari ketiga sahabatnya,Lano beranjak keluar kelas menuju ke parkiran.

'Ferron udah nunggu kali ya?'-pikir Lano saat sudah akan sampai di parkiran.

"Bang Lano cepet dikit." Ferron berteriak dari ujung parkiran kala melihat Lano baru muncul dari dalam sekolah. Lano hanya mendengus.

Saat sudah berada tepat di hadapan Ferron,Ferron langsung menyuruhnya duduk di kursi penumpang. Setelah itu Ferron yang mengemudi segera membuka atap 'convertible' mobilnya.

"Temen gue mau main ke rumah,gue chat Alis dulu biar ngebukain pintu buat mereka. Kita ke minimarket,beli Snack sama minuman." Lano memberikan penjelasan seakan sedang memberi perintah.
Ferron hanya mengangguk.

Atlantis 🖤 (Chatting)

Lano : Al,temen gue habis ini main ke rumah. Lo bersihin tuh kalo berantakan,gue mau beli camilan dulu buat mereka.

Atlantis 🖤 : Siap Abang ganteng.

Sesampainya di minimarket mereka segera membagi tugas. Ferron mengambil makanan,Lano mengambil minuman. Setelah dirasa cukup,mereka segera membawa belanjaan ke kasir.

Di lain tempat,Alis sedang bingung. Apa yang perlu di bersihkan. Alis merasa rumahnya sudah rapi,tidak berantakan. Alis tidak mau ambil pusing dan segera berganti pakaian yang sopan.

Beberapa saat kemudian,terdengar bel rumah berbunyi,dan di ikuti suara salam beberapa orang. Dan mereka adalah teman Lano. Lano belum memberi tahu mereka,jika yang membukakan rumahnya bukan dirinya,melainkan adik perempuannya.

"Assalamualaikum Lan Olan,eh Lano!" Chiko berteriak memanggil pemilik rumah. Alis masih kesulitan memakai baju lengan panjangnya.

"Sebentar." Sahut Alis.

"Lo denger barusan? Kok suara perempuan sih?"  Chiko khawatir apakah temannya berubah jadi perempuan,atau kah ada masalah dengan pita suaranya.

"Wa'alaikumsalam." Alis membuka pintu rumah sambil menjawab salam dari teman-teman Lano. Sedangkan teman-teman Lano memasang raut terkejut yang amat kentara.

"Kalian temennya bang Lano?" Chiko menganggukkan kepala,sedangkan Danel merasa tidak asing dengan Alis.

'Dia kan yang hampir gue serempet tadi pagi.'-pikir Danel dengan tatapan tidak percaya.

"Kakak yang tadi?" Alis bertanya sambil menunjuk Danel yang berada di belakang kedua sahabatnya. Danel yang merasa di ajak bicara langsung gelagapan,karena tidak fokus.

"Ehhm...nanti aja Alis tanyanya,sekarang kalian masuk dulu aja. Bang Lano sama bang Ferron lagi beli camilan. Bentar lagi paling udah pulang." Alis menjelaskan dan teman Lano hanya menurut dan masuk rumah,diikuti Alis di belakang mereka.

"Jadi,lo siapa Lano?" Iga membuka suara setelah di persilahkan duduk oleh Alis, sebenarnya tanpa di persilahkan pun mereka akan duduk. Namun,tuan rumah saat ini berbeda. Jaga image lah.

"Atlantis Ruslana,Alis kembaran bang Ferron."

'Jadi dia kembaran Ferron yang di London,cantik juga. Ferron ganteng. Terus Lano nurut siapa? Butek. Anak tetangga?' Ucap batin Chiko. Memang laknat. Danel bersikap biasa,namun dia juga masih terkejut. Bisa-bisa serangan jantung tuh.

"Maaf makanannya,cuman ini. Tapi,tadi bang Lano sama bang Ferron mampir beli camilan kok,bentar lagi juga datang." Alis merasa tidak enak pada teman abangnya,pasalnya camilan di rumahnya sudah di giling oleh perutnya.

"Gapapa,berhubung lo belum tahu nama kita. Jadi,kenalin gue Chiko Deri biasa di panggil Chiko,dan ini si buluk..."

"Gue Danel,Danel Danupati Shadanarta." Sahut Danel memotong ucapan Chiko,takut Chiko bicara aneh-aneh tentang dirinya. Alis sendiri merasa tidak asing dengan nama itu,tapi dia juga merasa tidak pernah mengenal Danel.

"Eh anget-anget tai ayam. Jaga image bang?" Ferron menyahut dari ambang pintu rumahnya,sambil menenteng dua kantong plastik berisikan camilan dan minuman.

"Holaaa ma best junior!" Chiko menyapa Ferron. 'ambigu anjir.'-Danel

"Jijik." Danel menoyor kepala Chiko,betapa bodohnya bocah satu itu. Lano saja tidak sudi mengakui nya sahabat. Namun,Danel pernah berkata 'nggak ada salahnya mungut anak orang.' nistaan apa lagi yang harus Chiko dapat.


See U next part. Uwuw.
Suka gitu dapat notif dari aplikasi ini.
Vote dan Comment jangan bosen.

TBC

ReasonsWhere stories live. Discover now