Chapter 4

34 6 0
                                    

Danel Danupati Shadanarta.

"Ferron,kalo lo mau nebeng,cepet dikit lah. Telat pe'a!" Oceh Lano sambil menjitak kening Ferron yang baru sampai di lantai bawah.

"Iye bang,maaf. Tadi abis nolongin kucing tetangga,nyangkut dahan sebelah kamar. Kesian." Sahut Ferron sambil mengusap keningnya yang agak merah. Tidak tanggung-tanggung Lano menjitak nya.

"Alasan aja lo." Lano berjalan terlebih dahulu menuju mobil yang sudah terparkir di halaman rumah mereka,di susul Ferron sambil membenarkan sepatunya.

"Santai dong bang! Gila-gila... Abang kayak gak pernah telat aja!" Ferron berkomentar tentang kegilaan Lano saat mengemudikan mobilnya saat itu. "Diem,ini juga gegara lo!" Semprot Lano yang masih fokus ke jalanan. Diam. Ferron hanya diam,tak lagi ingin berkomentar.

Sesampainya di sekolah,mereka menghela nafas. Beruntung mereka tidak terlambat. Jadwal guru piket hari Senin adalah pak Gatot dan hukuman bagi yang terlambat adalah hormat bendera sampai istirahat pertama di mulai.

"Apa Ferron bilang! Udah santai aja." Ujar Ferron mencoba membuat Lano percaya pada perkataannya. "Halah paling juga kali ini doang." Sahut Lano dan keluar dari mobil bersamaan dengan Ferron.

Melihat Lano berjalan terlebih dahulu,Ferron segera mengejarnya. Kantin. Tujuan mereka saat ini adalah tempat di mana semua kelaparan menguap. Mereka belum sarapan.

Seperti minggu-minggu sebelumnya setiap hari Senin,mereka tidak pernah mengikuti upacara. Meskipun mereka tahu bahwa tidak baik,karena upacara juga merupakan salah satu wujud penghormatan bagi para pahlawan. Namun,terik matahari membuat mereka malas melakukannya.

Dari pintu masuk kantin,Lano bisa melihat di meja kantin paling ujung sudah ada gerombolannya yang duduk rapi. Di liriknya Ferron yang juga melihat para sahabatnya duduk di meja tidak jauh dari meja gerombolannya.

"Duluan bang!" Ijin Ferron yang hanya di jawab deheman oleh Lano.

Sedangkan di lain tempat,ada seorang gadis yang sedang memaki diri nya sendiri,karena tidak mau ikut sekolah dengan kedua abangnya. Alasannya,masih butuh istirahat.

"Boring banget! Alis begoooooo!" Teriak Alis menggelegar di setiap penjuru rumah. Karena posisi Alis saat ini,tengah berada di ruang tengah rumahnya.

Berhubung ini masih pagi,Alis berinisiatif untuk berkeliling komplek saja,sekalian bertemu dengan tetangga lama yang mungkin sudah lupa dengan diri nya.

Alis beranjak menuju kamar tamu,mengganti pakaian yang tertutup dan mengenakan topi,tidak lupa dia juga membawa dompetnya. Tidak mau kejadian di minimarket kemarin terulang kembali. Memalukan.

Sebelum meninggalkan rumah,dia terlebih dahulu memastikan apakah rumahnya terkunci dengan baik. Setelahnya dia mulai berjalan dengan sedikit melantunkan nada-nada indah,dengan langkah riang dan sesekali berputar.

Bahagia. Itu yang di rasakan Alis saat ini. Kampung halamannya,yang selama bertahun-tahun di tinggalkannya. Saking bahagianya,Alis tidak sadar sudah turun dari trotoar,dan hampir terserempet motor dari arah belakangnya.

"Hati-hati bego kalo jalan. Gila ya lo!" Umpat seseorang di balik helm yang hampir menyerempetnya tadi. Dilihat dari motor sportnya dan suaranya,sepertinya Alis tidak asing dengan orang ini. Seperti orang yang sempat menolongnya di minimarket kala itu.

Benar. Di lihat dari seragamnya,dia memakai seragam yang sama dengan seragam yang di pakai Ferron dan Lano. Lalu mengapa di saat seharusnya KBM sudah di mulai,dia malah masih berkeliaran di sekitar komplek. Apa dia bolos? Lama Alis terdiam akhirnya dia bersuara.

"Kakak kemarin yang tolong aku ya?"
"Siapa?" Sanggah lelaki tersebut.
"Di minimarket." Sambung Alis memperjelas. Lelaki tersebut tidak mau memperpanjang pembicaraan mereka.

"Lain kali jalan itu perhatiin,bahaya! Udah ah,minggir sana! Telat nih gue!" Semprot lelaki itu nampak kesal dan segera menjalankan motor sportnya kembali.

Alis menghela napas,gagal sudah rencananya untuk membalas budi.

Padahal si Budi tetangganya tidak mempunyai kesalahan sampai harus di balas.

°

"Tumben bro telat." Sambut salah seorang sahabat Ferron,kala melihat Ferron datang menghampiri meja mereka. Kepantra Dean dengan panggilan Kepan. Orang yang menyambut Ferron barusan.

Mengabaikan sambutan Kepan,Ferron malah bertanya tentang hal lain. "Si bego mana?" Tanya Ferron kepada ketiga sahabatnya. "Bego? Maksud lo si Bara sialan itu?" Tanya Sigit,dan di balas anggukan oleh Ferron.

"Bolos tuh anak,kalau gak palingan dia lagi molor di kelas." Sahut Edgar Bambang Tridafid atau Edgar yang sering di panggil Bambang. Kepan yang merasa di acuhkan,kembali melontarkan pertanyaan.

"Bego! Tumben lo telat,malah di kancangin!" Protes Kepan kesal.

"Sodara cewe gue abis pulang kampung,maksa dia buat berangkat sekolah. Eh,dia malah gamau.."
"Lo punya sodara lagi?" Sanggah seseorang yang baru saja tiba,memotong ucapan Ferron.

Bara Dominiq Shadanarta. Baru saja melarikan diri dari kejaran guru yang berhasil memergokinya tidur di kelas saat upacara sudah di mulai.

"Adik kembar gue." Ferron membenarkan.
"Adik?"
"Kembar?" Ketiga teman Ferron terkejut,kecuali Kepan yang sifat nya sedikit jaim di banding sahabat Ferron yang lain.

"Cabe bukan?" Bara menyahut dengan tatapan selidik. "Comel banget! Mulut lo ga ada rem apa? Gue abangnya gabakal sudi dia jadi cabe!" Kesal Ferron sambil mencubit meraup wajah tengil Bara dengan tangannya.

Dimeja lain yang tidak jauh dari sahabat Ferron berada,meja gerombolan Lano yang isi nya tidak sebanyak tadi.

Hanya tersisa Lano dan seorang sahabatnya,yang lain sedang mengikuti upacara. Seorang lelaki yang baru saja tiba dari arah pintu belakang sekolah menghampiri meja Lano dan menyapa satu persatu sahabatnya.

Lelaki tersebut adalah Danel Danupati Shadanarta. Tidak lain adalah orang yang pernah membatu Alis membayar minumannya dan orang yang beberapa saat lalu hampir menabrak Alis di komplek perumahannya.


See U again on the next part.
Baca hingga part terakhir dan jangan lupa Vote dan Comment.

Salam dari bang Namjoon😁
TBC

ReasonsWhere stories live. Discover now