'Semenjak hari itu, aku sungguh meragukan yang namanya kebetulan.'
*
"Permata penjeratnya sudah sekuat sebelumnya. Stabilitasnya bagaimana?" Avi menatap permata-permata yang melayang mengelilingi tabung kuno transparan.
"Masih belum, Yang Mulia. Sejak kemarin pelindungnya masih selalu goyah. Kami kesulitan mempertahankannya."
"Lalu para tahanan?"
"Masih belum ada pergerakan selain yang seperti biasanya."
Avi kemudian berjalan ke balkon Menara Kendali. Bangunan pengurung tahanan Pulau Rakhna yang suram terlihat jelas dari sana. Ada suara-suara geraman yang teredam, meski Avi rasa hari ini agak lebih sunyi dari terakhir kali ia ke sini. Pemandangan ini sudah menjadi makanan sehari-hari bagi para penjaga penjara.
Saking tebalnya pelindung penjara, dalam jarak seperti itu akan terlihat berkas samar keunguan yang melapisi dinding bangunan. Sumber pelindungnya sendiri adalah 8 kristal yang disimpan di Menara Kendali. Butuh kerjasama empat negeri untuk menguatkan pelindungnya hingga amat kokoh. Itu hal yang sepadan, mengingat Pulau Rakhna adalah tempat untuk para penyihir yang kejahatannya sudah tak terhitung lagi. Penyihir-penyihir yang menghilangkan kemanusiaannya dengan berbagai alasan, lalu membuat kekacauan yang menyedihkan.
Selain penyihir, ada juga makhluk-makhluk tak terdefinisi yang berkecenderungan untuk melakukan kekerasan yang terkurung di sana. Avi tak pernah masuk ke sana, jadi ia kurang tahu bagaimana kondisi sebenarnya di sana—hanya gambaran semata.
"Pertahankan saja tetap seperti ini selama mungkin. Bagaimana dengan utusan Vellfath yang kemarin datang?"
"Sang Utusan memperbaiki beberapa sisi pelindung yang lemah, dan melakukan sesuatu pada para tahanan. Seperti yang Yang Mulia ketahui, hari ini tidak sebising biasanya."
'Mengutus Lishya, ya?' Avi membatin. Kebetulan ia mengenal sedikit tentang Sang Utusan yang dimaksud.
Sejurus kemudian, perhatian Avi terusik oleh suara yang mirip hantaman sesuatu ke dinding. Selubung keunguan yang dekat dengan sumber suara itu berdenyar samar. Avi menghela napas, menyapukan tangan kanannya ke udara kosong di depannya, lalu menjentikkan jarinya keras. Sebuah gelombang angin tak biasa bertiup ke arah penjara, membuat sedikit guncangan energi pelindung di sana, sebelum akhirnya kembali stabil. Selubung pelindung keunguan itu kembali stabil. Pendar samarnya naik setingkat lebih jelas terlihat.
"Aku dan yang lain sedang mencoba mencari akar masalahnya. Sebisa mungkin, lakukan apapun agar pulau ini tetap aman dan terisolasi. Juga, bersiap untuk kemungkinan terburuk." Avi mengedarkan pandangannya pada para petugas yang berjaga. "Kirim sinyal darurat jika keadaan benar-benar berbahaya. Garnisun terdekat akan segera mengirim bantuan."
-o0o-
Khusus di Ruby yang memiliki bangunan sendiri—namanya Gerha Kirmizi, kata Rhea—perpustakaannya buka sepanjang waktu. Malam-malam begini, perpustakaan sepi. Lampu yang terang hanya di beberapa sudut saja. Selebihnya temaram.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Land Full of Light
FantasySihir pelindung penjara di Pulau Rakhna mendadak melemah. Segel yang menyelubunginya secara misterius terkikis. Para penyelidik curiga penyebabnya adalah fluktuasi sihir yang tak stabil. Namun, akar permasalahannya tetap tak diketahui. Masalahnya, j...