14. Tak Segalanya Sempurna

180 13 1
                                    

'Bagiku, kesempurnaan itu hanya persepsi. Itu semua hanya tergantung dari sudut pandang mana kau melihat, dan apa yang kau maksud dengan sempurna itu sendiri.'

*

"Sudah siap, kan?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sudah siap, kan?"

Ivaline merapatkan jubah yang dikenakannya, mengangguk pelan. Matahari sudah terbenam sejak satu jam yang lalu. Sesuai kesepakatan, mereka bertemu di menara pengawas. Sepertinya Avi sudah mengatur semuanya agar tak ada yang melihat kepergian mendadak mereka. Terlihat beberapa orang melintas di bawah sana, melakukan patroli.

"Pertama, kita akan pergi ke Kastil Netvara terlebih dahulu, mengunjungi seseorang di sana. Saat tengah malam, kamu sudah boleh bergerak." Avi mengulurkan tangannya. "Kamu tidak usah pakai sayap, simpan saja tenagamu untuk nanti."

Ivaline menatap mata Avi termangu. Namun dengan cepat ditepisnya keraguan yang tersisa.

'Ini hal yang benar.'

Angin berembus semakin kencang di sekitar mereka, pertanda sang pangeran di hadapannya ini mulai mengaktifkan kemampuan pengendali anginnya. Ivaline menerima uluran tangan Avi. Ia kira Avi akan memegang tangannya untuk kontak langsung yang diperlukan. Nyatanya laki-laki itu menarik Ivaline ke arahnya hingga terhuyung. Ivaline bahkan tak sadar jika mereka kini sedang terjun bebas dari menara.

Ivaline terkesiap. Dalam situasi itu ia bisa mendengar jantungnya berdebur kencang, juga suara denyutan jantung menentramkan yang dekat dengan telinganya. Tanpa sengaja ia melirik ke bawah, dan ia putuskan untuk memejamkan mata. Dalam gulita penglihatannya, ia merasakan angin yang melibas tubuhnya juga rangkulan yang mengerat di sekeliling tubuhnya.

"Jangan takut."

Sesaat sebelum ia merasakan sensasi ringan yang membuatnya seperti kehilangan massa tubuhnya, Ivaline mendengar bisikan itu, mengalun pelan dan menenangkan.

-o0o-

Pengalaman dibawa teleportasi menggunakan media angin tidak akan dilupakan oleh Ivaline. Bagaimana tidak? Jantungnya dibuat berolahraga maksimal sejak tadi. Sekarang Ivaline bertanya-tanya, nyali seperti apa yang Avi punya sampai bisa melakukan hal-hal ekstrim seperti itu tanpa ragu.

Saat Ivaline membuka matanya, mereka masih berada di tengah udara bebas. Namun pemandangannya sudah berubah. Alih-alih kastil kelabu berpencahayaan seadanya yang menjadi pos jaga mereka, yang di hadapannya saat ini adalah kastil besar berdinding putih yang seolah memantulkan cahaya. Di beberapa sisi dan lengkungan kastil, permata kristal berwarna kunzite terpasang begitu apiknya, memendarkan cahaya dari lampu-lampu di sekitarnya. Terlihat banyak penjaga yang sedang melaksanakan tugas dan berkeliling melakukan patroli. Melihat bangunan ini, Ivaline menduga penghuninya mungkin bangsawan tingkat tinggi atau yang setara dengan itu.

"Kita berada di Kastil Netvara, tempat tinggal Putri Shivia, adik Penguasa Claorinth." Ivaline mendongak saat Avi menjelaskan lokasi mereka, Alih-alih hendak merespons, Ivaline malah dibuat tercengang sesaat dengan sepasang netra Avi yang kini membiaskan pendar merah muda yang memukau di atas lapisan iris hijaunya. Sedikit pengamatan membuat Ivaline menyadari bias pantulan cahaya di mata Avi akan berubah-ubah mengikuti situasi di sekelilingnya.

A Land Full of LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang