17. Awkward.

2.3K 217 27
                                    

Author pov.

Pagi itu Jennie bangun dan langsung lari ke kamar mandi.

Dilihat wajah suaminya yang tampak lelah, kemudian gadis itu merapikan ranjangnya yang tampak berantakan. Sepanjang kegiatannya pagi itu, Jennie berusaha melupakan apa yang sudah terjadi pada dirinya---semua masalah itu. Bahkan, ia berangkat sekolah terlebih dahulu sebelum Sehun terbangun.

Jennie pov.

"Kalian sudah siap dengan UN bulan depan?" tanya Lisa pada ketiga temannya.

"Siap tidak siap harus siap," jawab Rose cepat.

"Siapkan, kerjalan, lupakan," tambahJisoo.

"Ashiapp."

"Setelah ini kalian lanjut kuliah dimana?" tanyaku.

"Belum tau," jawab Lisa sambil memandangi kutek pada kukunya.

"Kalau kata orangtuaku, aku akan lanjut kuliah di luar negri, tapi belum tau luar negrinya mana," kini giliran Rose.

"Yahh, berarti kita besok sulit kumpul berempat lagi," respon Jisoo.

"Bagaimana denganmu, Jen?" tanya Lisa.

"Belum tau. Aku bahkan tidak tau akan kuliah atau tidak," jawabku seadanya. Sedangkan mereka hanya mengangguk, mengerti.

Drtt.. Drtt..

"Hallo?"

"Nyonya mau dijemput kapan?"

"Ah, sekarang."

"Baiklah, makan siang juga sudah siap, nyonya."

"Baik."

Tut.

"Guys, aku harus pulang sekarang, sudah waktunya makan siang. Aku duluan ya," pamitku.

"Iya, hati-hati, jen."

Aku jalan ke gerbang sekolah, ternyata Pak Mingyu sudah ada disana, menungguku.

"Silahkan," katanya setelah membukakan pintu untukku.

"Terimakasih."

Butuh sekitar waktu dua puluh menit, akhirnya aku sampai juga di rumah.

Tok.. Tok..

Aku mengetuk pintu. Tak lama Yoona datang dan membukakannya.

"Sini nyonya biar saya bawakan tasnya. Nyonya sudah ditunggu makana siang."

"Ditunggu siapa?"

"Tuan."

"Loh? Sehun tidak kerja?"

"Katanya tuan sedang tidak enak badan."

Aduh, bagaimana ini? Aku belum siap bertemu Sehun. Mengingat apa yang sudah terjadi tadi malam----akh lupakan.

Benar saja, ketika aku berjalan masuk, aku melihat Sehun di meja makan. Memakai kaos berwarna putih polos dan celana hitam pendek, Sehun melirikku sekilas.

"K-kau tidak kerja?" tanyaku ragu.

Ia mengalihkan pandangannya padaku yang menarik kursi meja makan.

Oh, aku takut melihat wajahnya. Aku merasa malu bertemu dengannya. Bagaimana ini? Bagaimana jika ia membicarakan masalah tadi malam? Aish.

"Tidak. Makanlah," katanya sambil menunjukkan makan siang dengan dagunya.

Astaga, tidak biasanya Sehun mengajakku makan. Apa ia akan membicarakan apa yang telah terjadi diantara kita? Huh.

"Hm," jawabku singkat.

COLD MAN ✔ Oh SehunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang