S - I want it, I got it

929 128 8
                                    

Bagian enam

Seungmin memandang bar di hadapannya dengan wajah mengernyit. Tempat itu bukan lagi ramai, tetapi sangat ramai dan membuat kepala Seungmin sedikit sakit. Dadanya sesak begitu merasakan hawa pengap, bau yang bercampur aduk, dan aroma ruangan yang tidak jelas. Club jelas bukan tempatnya.

"Lihat siapa yang tadi bersemangat ingin datang ke tempat ini," ujar Wonpil tepat di telinganya. Yang lebih muda mendaratkan tatapan kematian kepada kakaknya yang dibalas dengan kekehan kecil.

Mata Seungmin kembali memicing ke seluruh penjuru Club seraya kakinya berjalan mengikuti rombongan Wonpil ke dalam suatu ruangan yang lebih kecil di lantai atas. Begitu ia memasuki ruangan itu, tak ada yang mampu ia perbuat selain mengumpat kecil.

Memang, ruangan di depannya ini terasa lebih sepi dengan aroma lavender yang dominan dan jumlah orang yang terbatas. Namun, bukan hal itu poinnya, tetapi para pekerja yang sibuk menari erotis itu benar-benar menyiksa matanya.

"Kim Seungmin sudah besar sekarang, bukan begitu?" Kakaknya kembali berbisik sebelum menariknya ke satu meja. Baru saja ia mendudukkan dirinya di sofa, seorang pemuda mungil berwajah oriental menghampiri mereka seraya bertanya pesanan. Seungmin hanya diam menatap kakaknya yang terlihat senang berada di sekeliling teman-temannya.

Kapan ia bisa punya teman sebanyak itu?

Lamunannya buyar ketika melihat Wonpil bangkit bersama seseorang yang ia tak kenal, berjalan menuju ujung ruangan seraya berbincang. Seungmin memiringkan kepalanya, berpikir keras, berusaha mengenali wajah pria itu. Namun, ia tak mendapatkan ingatan apapun. Pria itu asing.

Matanya kembali mengikuti si pria, sedangkan kakaknya kembali duduk di sampingnya. Ketika si pria sudah tidak berada dalam pandangan, atensi Seungmin kembali mengarah pada putra sulung Tuan Kim itu.

"Siapa dia? Mengapa aku tidak pernah melihatnya?" tanya Seungmin.

Wonpil melirik adiknya sebelum meminum cairan bening dari gelas kecilnya. "Dia temanku. Teman dunia gelapku." Seungmin akhirnya mengangguk. Tak heran jika Seungmin tak mengenalnya karena pria itu rupanya teman bisnis kakaknya.

"Dia menawarkanku pemuda. Usianya 21 tahun." Ucapan Wonpil membuat Seungmin mengernyit.

"Jangan bilang ia akan dijodohkan denganku. Aku tidak mau."

Wonpil tertawa. "Siapa yang mau menjodohkanmu dengannya? Lagipula aku menolak. Anak itu ingin dilelang malam ini, tetapi sebagai kado ulang tahun, Brian memberikanku anak itu secara cuma-cuma."

Seungmin hanya diam mendengarkan perkataan kakaknya. Suara dari panggung membuatnya menoleh dan tak melihat para penari erotis tadi. Panggung itu kosong dengan lima tempat duduk sejajar yang memenuhi panggung. Seorang pria yang memakai pakaian nyentrik berjalan ke tengah panggung.

"Malam ini pelelangan akan dimulai. Kali ini, kami membawa lima orang untuk dilelang. Masing-masing dari negara yang berbeda-beda. Pelelangan dibuka dengan harga terendah sebesar 85 juta. Mohon tertib dan terimakasih."

Tak ada suara. Semua perhatian mengarah pada panggung itu. Suasana kembali ramai saat mata Seungmin melihat beberapa pria dan wanita memasuki panggung itu dan duduk di kursi masing-masing. Tangan mereka diikat di depan perut mereka. Bahkan Seungmin bisa merasakan tatapan kosong dari mata-mata itu.

"Mari kita mulai pelelangan pertama—"

Seungmin melengos. Matanya kembali memandang Wonpil yang kini kembali sibuk dengan teman-temannya. Tangannya menjulur, mengambil soda yang ia pesan sebelum meneguknya dengan sekali tegukan. Kepala Seungmin hampir pecah rasanya. Ia benar-benar tidak tahan berada di tempat penuh dosa ini.

Animosity ✗ chanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang