C - Ruined

800 121 4
                                    

Chan melamun di dalam kamarnya. Lelaki itu baru sadar atas apa yang telah ia lakukan. Terlalu lama hidup dalam tekanan menjadikan Chan makhluk yang minim emosi dan tindakan. Selama 21 tahun hidupnya, tak banyak yang ia lakukan selain menuruti apa kata orang tuanya.

Tetapi yang tadi itu apa-apaan? Bagaimana bisa Chan berlaku kurang ajar pada Seungmin yang merupakan tuannya sendiri? Meskipun tujuannya baik --membuat Seungmin menurut karena lelaki itu luar biasa keras kepala.

Ia mengusap wajahnya frustasi. Kini bingung dengan hubungannya dengan si manis kedepannya. Ia merasa terlalu agresif. Dan jika kedepannya Chan kembali biasa saja, hal itu akan jadi semakin janggal.

Aku seperti bukan diriku sendiri ketika berdekatan dengan Kim Seungmin, batin Chan.

Lelaki itu berdiri, berjalan keluar kamar, memastikan makan siang untuk dirinya dan Seungmin telah tersedia. Meskipun tuannya belum mengatakan apapun soal posisinya di rumah ini, tetapi Chan tidak akan membuat Seungmin mati kelaparan dengan tidak memastikan ada atau tidaknya makanan untuk mereka makan.

Sesampainya di dapur, ia hanya melihat kekosongan. Dahinya mengerut. Sebentar lagi jam makan siang dan belum ada satupun makanan yang bisa disantap. Apakah rumah keluarga Kim tidak mempunyai koki atau pembantu rumah tangga sekalipun?

"Aku tak suka memperkerjakan orang lain," ujar suara di belakangnya yang membuat Chan hampir terjungkal. Lelaki bersurai pirang itu membalikkan tubuhnya dan langsung berpapasan dengan Seungmin.

"Kau-" Seungmin menunjuk Chan dengan mata menyipit. "Seharusnya merasa bersyukur karena aku yang membawamu kemari dengan cuma-cuma. Jadi jangan berlaku seperti tadi atau kau kutendang dari rumahku, Christopher Bang."

Chan meneguk ludahnya. Diusir dari kediaman keluarga Kim sama dengan mendapat mimpi buruk di tengah hari. Ia tak mau itu terjadi, maka dari itu ia menuliskan sebuah kalimat permintaan maaf untuk lelaki bersurai madu di depannya.

"Maafkan aku, tuan. Aku hanya kehabisan cara untuk mengingatkanmu."

Seungmin membaca tulisan itu dan mengedikkan bahunya. Kaki panjang si manis melangkah menuju dapurnya. Chan memerhatikan bagaimana jemari kecil itu membuka kabinet dapur untuk mengambil alat-alat memasak.

Hei, Kim Seungmin itu terlalu indah untuk dilewatkan.

"Mengapa hanya berdiri disana? Benar-benar definisi tidak tahu diri." Cibiran ia dapatkan. Chan mengerjap dan berjalan perlahan menuju Seungmin yang kini sedang memotong sayur-sayuran.

"Dengar, tuan Bang. Aku membelimu bukan hanya untuk mengawasiku melakukan apapun. Kau juga harus membantuku. Sekarang, kupas kentang ini dengan cepat." Si manis memberikan bungkusan yang berisi kentang utuh.

Chan menghembuskan nafasnya perlahan sebelum menerima kentang dari Seungmin. Tuannya ini sungguh sensitif dan tsundere. Benar-benar membuat Chan sulit menahan dirinya.

"Sehabis ini kita akan melakukan pemeriksaan di rumah sakit."

Chan menoleh, kemudian mengernyit. Ia tidak pernah merasa melakukan sesuatu yang diluar norma. Lagipula, selama beberapa hari berdiam diri di tempat Brian, dia hanya mendekam di kamarnya saja.

"Untuk apa?" tulisnya pada kertasnya.

Seungmin melirik sebelum kembali mengerjakan aktivitasnya. Bibir peachnya menjawab, "Untuk melihat rekam medismu tentu saja. Aku tak tahu apa yang kau lakukan di Club itu."

"Aku bisa bersumpah bahwa aku hanya berdiam diri di kamarku. Tidak ada narkoba, sex, apapun itu."

Seungmin memutar bolamatanya skeptis. "Intinya rumah sakit," tegasnya. Menghentikan Chan yang masih berusaha membantah.

Mereka makan bersama dalam keheningan. Seungmin yang terlihat menikmati dan Chan yang sesekali melirik pada tuannya yang begitu indah.

Bunyi telepon mengagetkan keduanya. Seungmin mendengus sebelum menyambar ponselnya yang ia letakkan di atas meja. Dahinya terlihat mengernyit dan secara reflek Chan tersenyum kecil karenanya. Seungmin mempunyai suatu afeksi dalam dirinya. Hal itulah yang membuat Chan menjadi candu akan tuannya.

Ia melihat tubuh si manis menegang beberapa saat setelah Seungmin mengangkat teleponnya. Tak lama, ponsel itu meluncur begitu saja dari tangan si manis. Tubuh Seungmin begitu lemas hingga membuat Chan dengan terburu beranjak dari tempatnya untuk mengambil ponsel si manis.

"Halo? Seungmin? Dengar, aku benar-benar berada di rumah sakit xxx. Kakakmu benar-benar sekarat, aku sedang tidak menjahilimu!" Chan menelan ludahnya dan kembali melihat Seungmin yang menghadap depan dengan pandangan kosong.

Setelah mematikan sambungan, Chan menarik kursi Seungmin menjadi menghadapnya dan menggendong si manis yang terdiam begitu saja menuju garasi. Ia menurunkan Seungmin pada kursi mobil dan berlari memanggil Satpam. Tak lama, ia kembali dan mobil pun melaju bersama Satpam rumah yang menjalankannya.

Sesampainya di rumah sakit, si submisif lari begitu saja menuju Unit Gawat Darurat dan melihat Jae yang sedang menyandarkan dirinya pada pintu besar itu.

"Jae hyung!" teriak Seungmin.

Jae mengadahkan kepalanya dan melihat Seungmin berjalan sempoyongan kearahnya. "Bagaimana bisa? Bagaimana kondisi Wonpil hyung?" tanya si manis dalam lirihannya.

"Buruk." Jawaban dari Jae membuat Seungmin kembali lemas. Sedangkan Chan yang berada di belakangnya terus menerus memperhatikan kedua orang itu.

"Duduklah, Seungmin. Dokter masih mengupayakan kakakmu di dalam. Doakan saja yang terbaik," ucap Jae pada Seungmin yang akhirnya memilih duduk di kursi tunggu. Chan perlahan melangkah dan duduk di samping Seungmin. Ia memerhatikan tuannya yang tampak sangat gelisah itu. Ada dorongan dalam dirinya untuk memeluk si manis, tetapi tentu saja, si pemuda pirang masih memiliki etika.

Tak lama pintu terbuka, menampilkan sang dokter dengan gurat lelahnya. Semua orang dalam ruangan itu tahu seberapa besar perjuangannya dalam menangani Wonpil.

"Maafkan saya--" belum selesai Sang dokter berbicara, Seungmin sudah mengeluarkan reaksi yang membuat semua orang yang berada di sekitar sana terkejut. Si manis histeris, menangis meraung-raung dengan kesedihan yang begitu kentara.

Chan panik, tentu saja. Tuannya sedang sulit dikendalikan. Jadi, dengan segenap keberanian, ia menarik Seungmin kedalam dekapannya. Membiarkan si manis menangis disana sampai tak ada lagi tangis yang tersisa.

"Maafkan saya, Jaehyung-ssi. Maksud saya, Wonpil-ssi kehabisan darah dan menjadi kritis sebelumnya. Namun, saat ini kondisinya beralih kepada koma. Keluarga tidak boleh menjenguknya untuk sementara waktu karena kondisi pasien yang begitu rentan." Chan melirik sang dokter yang tengah berbicara dengan Jae. Telinganya yang masih berfungsi normal telah mendengar semuanya. Disini, Seungmin hanya salah paham.

Tangannya kembali bergerak memeluk Seungmin lebih erat lagi. Ingin tertawa karena tingkah si manis atau mendadak murung karena belum pernah ada yang memeluknya selama berbelas-belas tahun.

_____________________

HAE, AKU APDET NIE😾

Animosity ✗ chanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang