B - What Happened

865 146 10
                                    

Bagian tiga

Chan menolehkan kepalanya kesana kemari dengan gelisah. Saat ini yang ada di pikirannya hanya satu, bagaimana caranya agar ia bisa melarikan diri lagi.

"Diamlah Chris! Kau menggangguku!" sentak sang papa, membuat tubuh Chan sedikit menegang. Kepalanya segera ia tundukkan seraya sesekali melirik kearah papanya yang sedang mengendarai mobilnya.

Ia tidak mau dicambuk lagi jika berani melawan.

Chan menggigit bibir bawahnya. Saat ini ia merasa sangat lemah. Bukankah ia lelaki? Lalu mengapa ia tidak bisa melawan papanya sedikitpun?

'Kemana kita akan pergi?'  tanya Chan melalui notes nya yang disodorkan ke lelaki yang disebut papa itu.

"Memberimu kesenangan. Bukankah kau suka jika kita bersenang-senang?"

Chan terdiam. Bersenang-senang katanya? Untuk saat ini, bersenang-senang adalah kata yang ambigu untuk Chan. Ia tidak yakin bersenang-senang dalam kamus papanya akan sama dengan bersenang-senang dalam kamusnya.

"Sudahlah, tak usah memikirkan hal yang tidak penting. Sekarang, kau harus terlihat tampan." Mobil papanya berhenti di sebuah area parkir. Chan menelisik tempat itu sebelum tahu bahwa ia dibawa ke sebuah butik ternama di daerahnya.

Ada apa ini? Apa yang ia rencanakan padaku?

Papanya keluar sebelum menyeret Chan untuk masuk ke dalam butik. Di dalam sana, beberapa pegawai sudah terlihat siap untuk merawat Chan yang kulitnya sangat kasar juga terdapat beberapa bekas luka yang tertoreh dimana-mana.

"Urus dia. Buat ia terlihat tampan, berkilau, bersih, dan rapi. Aku mau semuanya beres sebelum pukul 6." Papa Chan keluar dari butik setelah mengucap beberapa kalimat yang semakin membuat Chan tidak mengerti.

Apa-apaan ini? jerit batin Chan.

"Mari saya antar ke ruangan spa, Tuan Chris."

Chan kembali diseret oleh beberapa wanita ke sebuah ruangan. Yang diseret terus meronta seraya mengeluarkan beberapa gumaman halus yang terasa acak.

Setelah beberapa jam merasakan penderitaan akibat gesekan sikat dan lain sebagainya, Chan harus bernapas lega karena mereka sudah menghentikan kegiatan berbahayanya pada Chan. Yang menjadi kabar baik adalah, kulitnya yang beberapa bulan lalu terlihat kusam kini kembali pada tone awalnya yaitu putih pucat. Rambutnya ditata sedikit berantakan dan menambah kesan seksi pada diri Chan.

Pegawai didepannya tersenyum puas melihat hasil kerjanya dan anak buahnya yang menakjubkan pada Chan. Namun, disisi lain, tubuh Chan malah bergetar karena jarum jam sudah menunjukkan pukul 6 yang berarti, sebentar lagi Tuan Bang alias papanya akan menjemputnya.

Segala pemikiran buruk terus terlintas di kepala Chan, seperti ia yang akan dijodohkan dengan orang pilihan papanya untuk memperluas jaringan perusahaan, sampai ia yang akan dijual di tempat prostitusi. Papanya adalah orang yang tidak bisa ditebak. Segala ide gila yang bahkan tidak terpikirkan oleh Chan bisa tumbuh disana.

"Kau terlihat tampan, Tuan Chris. Saya yakin Tuan Besar akan puas melihat hasil ini." Chan mendelik kearah wanita yang sepertinya adalah pemilik butik serta salon kecantikan itu.

Masa bodoh. Tidakkah kau tau aku akan dijual sebentar lagi?  gerutu Chan di dalam hatinya.

"Dia bisu?"

"Sepertinya iya. Lihat, dia tidak berbicara sedari tadi. Hanya sibuk menggumamkan kata-kata tidak jelas."

"Sayang sekali. Padahal ia sangat tampan. Jika ia tidak bisu, aku rela mengejarnya seperti orang gila."

Chan mengerjapkan matanya dan menggigit bagian dalam bibirnya. Ia sudah biasa mendengar kalimat demi kalimat yang tertuju padanya. Hidup sebagai keluarga ternama di negara itu tidak membuat Chan bahagia. Hanya penderitaan yang terus berdatangan.

Neneknya mengatakan bahwa sebelum Chan menginjak umur 7 tahun, ia masih bisa bicara layaknya anak normal seumurannya. Namun semua berubah ketika ia menginjak usia 7 tahun. Ia mendadak menjadi pendiam selama seminggu diikuti dengan demam yang tak kunjung hilang. Dari situ semua malapetaka terjadi. Chan bahkan tidak perlu repot-repot mengingatnya karena ingatan itu masih membekas hingga detik ini.

Yang anehnya adalah, ingatan sebelum ia berumur 7 tahun tidak dapat ia gali. Seolah ia tak pernah menghasilkan kenangan apapun selama 7 tahun masa hidupnya. Itu sedikit aneh.

Lagi dan lagi, pemuda itu bingung akan apa yang sebenarnya terjadi padanya. Dan ia tidak punya kesempatan untuk mengetahuinya karena terus menerus dikurung di dalam rumah yang bagai neraka itu.

"Mana putraku?" Suara tidak asing masuk ke telinga Chan, membuat sang empu menoleh dan matanya langsung menemukan keberadaan ayahnya yang saat ini berjalan kearahnya.

Senyum kecil terbit di bibir ayahnya. Mata Chan bergetar, sudah lama ia tidak melihat senyum itu terpancar dari ayahnya. Bukankah ia merasa sedikit berguna saat ini karena sudah berhasil membuat ayahnya tersenyum?

"Bagus. Kau terlihat lebih tampan dari sebelumnya. Anak dari Tuan Kim akan merasa tersanjung dan terpana melihatmu." Chan mengernyitkan dahinya begitu tau jika ia akan benar-benar 'dijual'.

'Apa maksudmu, ayah?'

Ayahnya yang membaca notes itu hanya tersenyum kecil menanggapi kalimat Chan.

Begitu di perjalanan, barulah mulut ayahnya berucap diiringi dengan tawa penuh kemenangan.

"Aku berhasil mengelabui semua orang. Ibumu menyangka kau akan kujodohkan dengan Kim Woojin, jadi ia tidak curiga ketika aku membawamu. Namun untuk apa? Aku tidak mendapatkan apa-apa. Yang kudapat hanyalah kau yang akhirnya bahagia bersama pemuda itu." Tuan Bang menyeringai sebelum memerhatikan anaknya dengan intens.

"Kau bisa kujual pada temanku. Dengan posisinya saat ini, ia pasti akan menghargaimu dengan jutaan dolar. Sepertinya menarik." Chan membelalakkan matanya. Hal ini tidak terlintas diotaknya. Bagaimana bisa papanya menjualnya?

"Tapi sebelum itu, tenanglah. Kau tidak perlu khawatir soal aku dan ibumu. Kami baik-baik saja dan akan kupastikan kau menyukainya. Bukankah aku baik?" Rasanya saat ini Chan ingin berteriak dan memaki ayahnya sendiri. Pemuda itu ingin memberontak, namun tahu apa yang akan dilakukan oleh ayahnya jika ia berani mengacaukan semuanya.

.
.
.
.

Huh, lap keringet. Gila, apasi yang aku tulis ini:v aku juga bingung.

Percayalah ini bukan versi awal cerita ini karena udah banyak perombakan alur hihiw

Animosity ✗ chanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang