S - Avoid

920 116 26
                                    

Matanya menatap kosong pada ranjang kakaknya yang tengah terlelap dengan begitu damainya disana. Suara bip bip dari alat pendeteksi jantung terdengar nyaring menusuk gendang telinganya. Waktu berputar, menggerus dirinya dengan perlahan. Semuanya terasa mengambang dan buram. Seungmin tak mengerti siapa yang tega membuat kakaknya terbaring dengan cara paling menyakitkan di ranjang di depannya ini.

Kaki Wonpil patah dan beberapa tulang rusuknya pun retak. Kepalanya dililit perban dengan wajah penuh goresan. Terjadi pendarahan luar dalam di kepalanya yang mengakibatkan raganya pun masih enggan untuk kembali pada sang empunya. Masih sibuk bermain-main di luar sana, membiarkan Wonpil terbaring dalam keadaan koma.

Singkatnya, keadaan kakaknya buruk dan seseorang diluar sana tau betul bagaimana cara melemahkan seorang Kim Seungmin yang berhati batu. Sudah sebulan sejak mata yang sama indahnya dengan Seungmin itu tertutup, dan sudah sebulan pula si bungsu Kim terus menangis tak menentu. Rasanya terlampau buruk. Seungmin terus dibayangi oleh rasa takut kehilangan keluarga untuk yang kesekian kalinya. Hanya cukup orangtuanya, tidak dengan Wonpil.

"Sadarlah, jelek. Kau harus liat wajah mengenaskanku ini. Kau harus bangun agar bisa mengejekku yang tiba-tiba cengeng ini." Seungmin menyentil jari kakaknya, meluapkan kesedihan dan kemarahannya.

"Hyung, aku janji akan bersikap baik dan menerima Chan jika kau cepat sadar. Aku janji!" rengeknya, menatap tangan Wonpil yang terbaring lemas di sisi tubuhnya.

"Lihat saja, aku akan membalas mereka yang tega membuat kau jadi seperti ini! Aku tak akan membiarkan mereka lari, hyung. Mereka harus tahu kekuatan seorang Kim Seungmin."

Seungmin bangkit, tangannya sibuk mengetikkan pesan kepada seseorang di seberang sana, berusaha melacak siapa pelaku dibalik kecelakaan kakaknya yang sangat tidak masuk akal itu.

Jarinya berhenti mengetik dan mengirimkan pesannya sebelum tubuhnya menabrak sebuah dada bidang. Seungmin mendongakkan kepalanya dan bertemu tatap dengan Chan yang menggunakan kemeja polos berwarna hitam. Si lawan tengah menatap Seungmin dengan tatapan tanya yang kentara. Jelas, siapa yang tidak penasaran dengan jejak airmata yang masih basah di pipi si pemuda Kim?

Sedangkan Seungmin mulai membelalakkan matanya. Kesialannya kembali terulang karena dari sekian banyaknya hari dimana ia terus menghindar dari Chan, hari ini datang juga. Hari dimana ia kembali bertemu tatap dengan pemuda yang sebulan lalu memeluknya seolah tak membiarkan Seungmin jatuh sendirian.

Seungmin benci Chan. Seungmin benci bagaimana suhu badan dan jantungnya yang tidak bisa diajak bekerja sama itu terus menerus memberontak jika berhadapan dengan lelaki pirang berwajah blasteran itu. Ia benci bagaimana ia bisa terlihat lemah di hadapan Chan.

Ia melihat Chan menunduk dan mengeluarkan ponselnya, ingin mengetikkan sesuatu kepada Seungmin. Dan hal tersebut dimanfaatkan oleh Seungmin untuk berlari secepat yang ia bisa, berusaha menghindari Chan lagi. Sampai di depan lift, ia menekan tombol lift secara brutal dan menoleh ke belakang. Sialnya, Chan juga mengejarnya hingga Seungmin hampir kehilangan akalnya untuk mencoba kabur.

Sampai ia melihat tanda menuju tangga darurat di ujung lorong. Segera, ia berbelok menuju ujung lorong dan membuka pintu tangga darurat. Kaki jenjangnya melangkah dengan terburu-buru menuruni tangga dengan nafas tersengal. Keringat dingin keluar dari dahinya.

Mengapa ia seperti berlari dari kejaran pembunuh berantai?!

Namun sial, kakinya tak sengaja bertabrakan satu sama lain. Matanya mengerjap kala tubuhnya terperosok, terguling di beberapa anak tangga hingga akhirnya membentur tembok. Nafasnya masih tersengal. Tubuhnya seolah mati rasa, walaupun ia masih merasakan adrenalin yang sangat kuat dan bau anyir yang menyeruak dari sisi tubuhnya. Mungkin kepalanya terluka.

Matanya buram, meskipun Seungmin sudah berulang kali mengerjapkan matanya. Hingga netranya kembali dipertemukan dengan Chan yang saat ini ada di ujung anak tangga. Si lelaki blonde segera berlari menuju Seungmin dan menggoyangkan tubuh si manis.

Sebelum Seungmin menutup matanya dan kehilangan kesadaran, ia bisa merasakan tubuhnya terangkat dan sepasang lengan kekar kini menggendongnya.

Entah, haruskah Seungmin semakin membenci Chan atau mengatakan terimakasih kepada lelaki itu?

_______________

Long time no see! Doain utbk ku ya!
Maaf ini short chap, karena aku lagi gak ada mood sama sekali buat tulis menulis. Semoga chapter ini gak membosankan dan mungkin cerita ini bakal jadi 15-20 chapter aja. Aku ga bisa bikin cerita yang konfliknya padet sampe 50 chapter. Otakku isinya fluff semua awokwokwok

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Animosity ✗ chanminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang