part dua

20 1 0
                                    

Aulia pov

Setelah pelajaran terakhir selesai, aku dengan cepat berlari ke arah jalan Raya untuk menunggu taxi.

Tadi sewaktu aku di kelas, dokter yang menangani kakak, menelepon ku, karna ke adaan kakak yang kembali kritis, setelah tadi pagi sedikit stabil.

Tak terasa air mata ku jatuh, ya Allah aku mohon jangan ambil kakak secepat ini, aku mohon. Doa ku dalam hati.

Karna cukup lama menunggu taksi, aku memutuskan untuk berlari saja ke rumah sakit dan berharap menemukan taksi di jalan.

Aku terus berlari, ingin secepat nya sampai rumah sakit dan melihat keadaan kakak, beberapa kali aku menabrak orang karna berlari serabutan seperti orang gila. Tak jarang juga mendapat makian dari beberapa orang.

Setelah cukup jauh aku berlari, hampir satu jam, dan sekarang aku sudah berlari masuk ke halaman rumah sakit, tidak peduli makian orang yang beberapa kali terdengar di sepanjang lorong rumah sakit, karna aku tidak sengaja menabrak nya. Aku terus berlari hingga tiba di depan ruang icu, sedikit menarik nafas panjang untuk menormalkan detak jantungku.

Cukup lama menunggu, akhirnya dokter itu keluar.

"Dok, gimana keadaan kakak saya?" tanya ku dengan tidak sabar.

"Mari ikut ke ruangan saya"

Aku mengikuti langkah dokter yang menuju ke ruangan nya.

Setelah dokter tersebut mempersilahkan aku duduk, ia mengeluarkan lembaran scan hasil rontgen yang menggambarkan tulang tengkorak pada kepala kakak sedikit retak. Walaupun aku tidak mengerti bagaimana membaca hasil kondisi kakak dari gambar itu. Tapi aku melihat ada keretakan di sana.

Melihat gambar itu, air mata ku kembali jatuh.

"Keadaan kakak kamu, cukup menghawatirkan, hanya keajaiban dari tuhan yang bisa membuat kakak kamu segera sadar. Kakak kamu mengalami pendarahan yang cukup banyak di kepalanya,dan juga gegerotak yang di sebabkan benturan yang cukup keras,dan mengalami sedikit keretakan pada tulang kepala nya,seperti yang kamu lihat pada gambar ini" tunjuk dokter itu di bagian tulang kepala yang retak.

"Dok, saya mohon lakukan yang terbaik buat kakak saya, soal biayanya segera saya lunasi"

"Sebaik mungkin akan saya lakukan untuk kakak kamu"

"Terimakasi dok, saya permisi" ucap ku sembari beranjak.

"Pasien belum bisa di jenguk" kata dokter tersebut yang tau aku akan melihat keadaan kakak.

"Saya akan menunggu di luar"

Aku duduk di kursi tunggu, sedari tadi air mata ku tidak mau berhenti, entah sudah berapa banyak air mata yang aku keluarkan akhir-akhir ini.

Aku menatap sedih pintu yang berada di depan ku, seandainya kakak tidak menolong ku mungkin saja aku yang berada di sana. Terbaring lemah antara hidup dan mati, kakak mengorban kan hidup nya demi aku, dan aku tidak bisa membantu apa-apa selain berdoa dan terus berdoa.

"Aulia" kata seseorang yang duduk di samping ku. Padahal sebelum nya aku tidak merasa ada yang duduk di sampingku.

Aku melihat ke arah nya. Aku sedikit terkejut melihat orang yang duduk di samping ku.

"Iya bener kamu, aku kira aku salah orang, ternyata Allah cepat mempertemukan kita lagi" kata nya dengan tersenyum.

"Kamu ngapain di sini? Graha " kata ku, dan dengan tangan yang menghapus sisa-sisa air mata ku dengan punggung tangan.

Iya orang itu adalah Graha, sudah dua kali, orang ini muncul di saat aku sedih. Entah ini sebuah kebetulan atau takdir dari Allah.

"Aku habis jenguk temen, klok kamu? "

Tentang MuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang