• Salad Buah •

2 0 0
                                    

Akan kucoba menceritakan kisah tentang seharian ini aku ngapain. Dimulai dari sore kemarin, seperti biasa adalah nge-drop salad buah di Bazaar Ramadhan deket rumah. Stand sebenarnya ada 3 tempat, namun yang masih eksis tinggal 2 saja *dan itu malah yang lebih jauh dari rumah.

Lah, tau ga? Respon salad buah ndeso lima ribuan ini lumayaaan bagus. Banyak peminatnya euy. Banyak anak kecil mulai batita pun menjadi peminatnya. Mereka suka mungkin yang pertama karena harganya yang murah meriah itu yaa?! Haha. Yang ga boleh ketinggalan tentu kualitas buah dan juga rasanya.

Awal-awal aku nguber buah di segala pasar yang ada di Jogja. Dari warung kecil, pasar buah pinggir jalan, retail, kios-kios buah, dsb. Sudah dijabanin. Pengalaman banget yah jadi anak pasaran gini. Tahu harga-harga buah juga. Selalu ada kisah, catatan kecil di setiap hari pasaran gini. Dalam prosesnya pun selalu mendapat tidak hanya sekali dua hikmah.

Tiap pagi selepas sahur aku sudah duduk di meja eksekusi buah. Tiap hari juga mencoba bermacam bahan mulai dari apa merk-nya, seberapa takarannya, rasa mayo, potongan buah dan terlebih teknisnya ketika harus antar salad ke Bazaar. Ya Allah, aku belum punya motor sendiri, jalan di kampung juga gronjal, terjal dan naik-turun bukit penuh goncangan.

Semoga berkah ya, capek-capek dan sibukku. Aamiin. Aku pun menyusun laporan penjualan. Mencatat pengeluaran yang dialokasikan untuk membeli bahan yang mana, seberapa. Berapa jumlah cup bikin saladnya, setelah itu kemudian hasil yang raib dibawa buat buka berapa saja. Menyenangkan …

Sebenarnya kenapa aku ingin jualan? Alkisah di dalam alkisahnya begini. Dasarnya aku suka jajan beli-beli buat bukaan bareng suami. Selepas kerja di atas motornya kok lihat banyak di pinggir jalan yang memajang aneka minuman warna-warni dan juga tentu makanan buka. Nah, entah mengapa terbesit di dalam benakku yang murni ini *wkk ingin suatu saat mbok bisa andil menjajakan sesuatu di atas meja salah satu Bazaar tersebut. Rasanya tertarik dan ingin bisa membuat, mempersembahkan hasil dari kedua tanganku dan guna juga membuktikan aku loh kreatif. Gitu. Haha.

Ada yang bertanya, menurut data statistik di #yumiyumisalad sudah mencapai seribu orang yang bertanya "Memangnya dapat untung?" "Murah banget, Na." "Saladmu ini terlalu murah." Dan masih banyak komentar penyambutan yang greeng gituu. Eh, mungkin benar. Hwahahaa GR. Kujawab saja ini saya ga pernah merasa merugi. Saya melaksanakan ini dengan penuh cinta.

Wee jangan salah. Bener kok. Kita punga bayangan dari masa lalu. Kita pun punya mimpi, keinginan yang pernah hadir membayangi masa pubertas namun sampai sekarang masihh saja keinget, walapun ga berusaha ingin ingat juga. Masa lalu yang membentuk diri lebih baik.

Ada lagi yang bertanya, katanya "Apakah saya pernah capek? Tahu kan penjual berbagai macam buah yang dipotong diiris2 ini semangat vanget. Alasannya karena ada suami. Saya harus cerdik nih melalui percobaan yang menantang, seperti kudu pinter milih buah termurah dan jossh segar. Ini seru. Saya pun sangat menikmati ketika harus membelah melon, merajang semangka, mengupas nanas beduri yang makan waktu vanget huhu.

Jangan lupakan ketika akhirnya kelar juga mainan pisau di atas talenan, habis itu kan terus menuju cup dan memasukkan isinya satu persatu. Pokoknya gitu deh indah, takjub dan syahdu du du. Ketika suatu pekerjaan itu membuatmu happy, ya teruskanlah. Ketika sesuatu pekerjaan itu entengan dilaksanakan, ikut. Setuju kok, jangan pernah meraaa lelah banyakin belajar, sosial, dll. Jadi bukan capek tapi enjoy. Hanyut  ....
~~~

Bahkan aku rela jadi juragan, jualan salad buah biar bisa bikin story asyik2an. Bwahahahahah.

Selama bulan puasa aja sih.

Heh, tunggu dulu ini kok malah jadi cerita salad buah fenomenal itu sihh?? Sudah sudah ….. menyingkir kamoooohh! Untuk semua satpam dan jajarannya.

BERSAMBUNG …….

#littlebees #littlebesschalwnge #littlebees30

Salam,
Isnainijealifa

Tepi CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang