• Lose Lover •

2 0 0
                                    

Ada yang melempar lipatan kertas ke arahnya, Selin yang sedari tadi menyembunyikan kepalanya di antara tangan yang terlipat kemudian mendongak.

"Apa lo?!" kesal Selin sambil melotot, berbicara tanpa suara ke arah sahabatnya. Yang di meja seberang hanya tersenyum sambil menyibakkan jilbabnya.

Selin membuka lipatan kertas itu,
-Ngelamun lo? Mikir apaan?! Wkk wkk-

Selin mencebik sambil memutar matanya malas. Sejurus kemudian menuliskan balasan,
-Ga mood biologi- dan melempar kertas itu ke sumbernya.

-Apaan yang lo coret-coret dari tadi di tangan kiri lo?-

-Kepo! Kayaknya lo lagi hepi nih? *emot muntah-

-Hahaha. Lo tau aja. Keano ajak pulang bareng dong ntar balek skul. Jelas gue hepiii- untuk ke sekian kalinya lipatan kertas yang mulai kumal itu dilemparkan ke arah Selin.

-Woaah. Perlu bikin pengumuman nih di tembok belakang. Biar satu kelas tahu!- tulis Selin selanjutnya.

-Belom. Hiks. *Emot nangis. Semoga ntar doi nembak gue dan gue bisa langsung bilang yess! Yesss!- Selin yang membacanya berakting dengan bahasa tubuh, seakan tertawa terbahak-bahak.

"Asalina Hataru, Kayra Cahayu sedang apa kalian?!" Gawat! Bu guru lantang menyebut nama mereka. Duduk di bangku paling belakang membuat mereka merasa tak diawasi. Padahal, beberapa guru malah justru suka masif memperhatikan kira-kira sudut mana menjadi 'sarang' murid yang ... tau sendirilah.

"Apa itu?! Bawa ke sini! Dari tadi kalian tidak memperhatikan!"

Selin gelagapan. Kertas itu ada di tangannya.
"Jangan itu, gila. Kasih kertas ulangan matematika tadi!" bisik Kayra ke arah Selin.

Selin melangkah maju dengan ragu-ragu. Lalu mengulurkan selembar kertas kepada gurunya. Sang guru memperhatikan tulisan per tulisan di sana.

"Ibu tidak suka kalian bicara sendiri-sendiri ketika Ibu menerangkan pelajaran. Semua tentang jam pelajaran lain yang telah berlalu, tolong jangan dibawa-bawa di jam pelajaran ini. Kalian harus fokus, mengerti?"

Huff ... selamat. Selin kembali ke tempat duduknya melewati meja Kayra dan memasang tampang marah 'gara-gara lo sih'.

Sebenarnya, yang membuat dirinya tak bisa fokus pada pelajaran adalah karena pikiran Selin yang tak juga bisa lepas dari sosok teman cowok satu sekolahnya. Dulu di kelas sepuluh, mereka sempat satu kelas dan sekarang di kelas sebelas mereka harus beda kelas karena diacak lagi.

Tidak sekedar tertarik, Selin memuja cowok itu habis-habisan. Bagaimana dia tidak terpesona kepada cowok populer di SMA-nya itu? Cowok itu adalah penyelamat saat dirinya hampir dibully oleh kakak kelas waktu masih jadi siswa baru. Di mata Selin, pemilik sebuah nama yang selalu diukir di sebelah tangannya itu seorang jagoan. Badboy berhati malaikat. Selin tergila-gila.

Namun, dia tidak seperti sahabatnya, si Kay yang pandai mengekspresikan perasaannya kepada seseorang yang membuatnya tertarik. Ah, andai dunia tahu apa isi hatinya. Andai semua tahu, setiap kali nama itu disebut, setiap cowok badboy-nya itu melintas, hati Selin rasanya ingin meledak. Lututnya lemas membuat seluruh tubuh tak berdaya. Ada desir hangat langsung mengaliri kepalanya. Gelitik lembut yang mengisi perutnya, oh, membuat mual tiba-tiba.

Bukan deg-degan lagi namanya. Menggebu-gebu, hati Selin selalu memburu cowok itu.

Seandainya dia tahu, bahwa tak ada yang sanggup menahan lama semua gejolak ini. Aku benar-benar sakit. Seandainya dia tahu! Berontak Selin di dalam batinnya.

Isnainijealifa #isnainijealifa #hanyacerita #teenlit #flashfiction #cermin #ceritamini #cerpen #ceritapendek #pemujarahasia #cinta #aboutlove #lovestory #badboy #iloveyou #hatiyangkuatya

Ada yang masih ingat zaman sekolah? Ada yang pernah tertarik sama teman sekolah? Pernah pacaran sama teman satu sekolah? Menikah dengan teman satu sekolah, bahkan teman satu kelas?! Indahnya.

Atau, Kamu (hanya)pernah menjadi pemuja rahasia? Aaaaaakkkkkk. Kagak enak rasanya kayak Selin. Setiap hari terus berharap dia tahu. Diam-diam menderita euy ... hiks. *Emot banjir air mata

Tepi CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang