Bagian empat

271 14 0
                                    

Ya yang dikatakan Sarah memang benar. Aisyah memang sedang bertanding basket dengan Iqbaal. Seorang sahabat dari ia kecil. Bisa dikatakan teman kecil.

Banyak siswa yang sudah mengerubungi area lapangan, karena Iqbaal adalah most wanted sekolah. Angeline, Sarah, Ari, Azka dan Kefan pun turut serta mengerubungi lapangan.

"Dasar laknat! Berani sekali dia dekat-dekat sama pacar gua." Ucap Angeline marah.

"Abisin aja entar di rumah ngel.." Ucap Sarah.

"Good idea..." Gumam Angeline tersenyum miring.

Di lapangan Aisyah dengan semangat memasukkan bola ke ring. Hingga menit terakhir Aisyah lah yang menang.

"Yeay gue menang.." Ucap Aisyah kepada Iqbaal.

"Menang aja bangga.." Ucap Iqbaal.

"Bilang aja lo syirik bang.." Ucap Aisyah. Ya Aisyah memang memanggil Iqbaal dengan kata BANG

"Ck! Iya .. Iya Ica menang.. Yuk kita makan, Iqbang yang traktir.." Ajak Iqbaal menggandeng tangan Aisyah.

"Tunggu! Lo mau kemana adik durhaka!" Ucap Angeline.

"Apaan sih lo.." Ucap Aisyah malas ribut.

"Lo gatel banget ya dekat-dekat sama pacar gua!" Ucap Angel.

"Dia bukan pacar lo ka, ngga usah ngaku-ngaku..." Ucap Aisyah.

"Bangsat!!!" Teriak Angel, ia mendorong Aisyah hingga jatuh.

"Berani lo sama gue!" Teriak Angel. Semua mata melihat aksi Angel. Termasuk Ari, ia mematung.

Ngga nyangka Angel sejahat ini, gua ngga akan suka sama cewe kaya' gitu- pikir Ari

Aisyah berdiri, ia menatap Angel dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Lo kaka gue! Lo saudara kandung gue, tapi lo ngga pernah bersikap baik ke gue!!!" Teriak Aisyah, matanya sudah berkaca-kaca.

"Berani lo teriak ke gue! Ikut!" Ucap Angeline menarik lengan Aisyah.

"Ngga mau!" Aisyah menghempaskan tangan Angel, hingga Angel kehilangan keseimbangan dan jatuh.

"Aws! Gua bilangin ke mama sama papa!" Ucap Angel, ia dibantu berdiri oleh Sarah dan membawanya ke UKS.

Aisyah mengerti masalah ini akan panjang. Ia berlari menjauh dari kerumunan. Iqbaal segera menyusul Aisyah.

"Hiks hiks hiks.." Aisyah menangis sesenggukan di taman belakang sekolah. Ia sedih, mengapa hidupnya begini?

"Ica jangan nangis.." Ucap Iqbaal membawakan coklat kesukaan Aisyah.

"Iqbang! Hiks hiks.." Aisyah takut.

"Apa yang harus ditakutin Ica, lo itu kuat, tegar, ngga seperti ini CENGENG!!!" Ucap Iqbaal menjulurkan lidahnya.

"Mana coklat?" Tanya Aisyah.

"Ini.." Jawab Iqbaal.

Kuingin saat ini engkau ada disini.....

Handphone Aisyah berdering, layar bertuliskan Mama membuatnya diam.

"Halo ma.."

"Dasar ngga tahu diri! Kamu sudah membunuh kakak mu dulu dan sekarang kamu juga ingin membunuh kakak mu lagi! Keterlaluan! Kamu jangan pernah pulang lagi ke rumah! Kamu sudah mama usir! Pakaian dan barang-barang kamu sudah ada di bangku mu!"

"Ma-"

Tutttt..

"Mama jahat!" Teriak Aisyah. Ia benar-benar kacau sekarang.

"Ica sabar ya.." Ucap Iqbaal.

"Gue harus gimana bang?" Tanya Aisyah matanya berkaca-kaca.

"Lo turutin aja kemauan nyokap bokap lo ca.." Jawab Iqbaal.

"Tapi gue tinggal dimana?" Tanya Aisyah, ada nada kesakitan pada ucapannya.

"Sekarang kita pulang.. Aku bantuin kamu cari kontrakan ya?" Ajak Iqbaal.

"Iya, makasih ya bang lo emang sahabat terbaik .." Ucap Aisyah.

Bersama TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang