Sepuluh

248 16 3
                                    

Abimanyu yang tengah tertidur pulas dan Ari yang tengah tidur memeluk Abimanyu. Pemandangan kakak beradik yang so sweet. Setelah Ari memutuskan untuk membantu Aisyah. Aisyah tak membiarkannya begitu saja, ia menyuruh Ari menemani Bima dan lain-lain.

"Ari.. Bangun.." Ucap Aisyah menepuk-nepuk pipi Ari.

"Engh...." Ari mengerjap-erjapkan matanya, menyesuaikan dengan apa yang dilihatnya.

"Bangun Ri udah sore.. Cookies nya juga udah jadi.." Ucap Aisyah lagi. Entah mengapa sikapnya tiba-tiba melembut.

"Em.. Iya." Hanya itu yang di ucapkan Ari, selebihnya Ari langsung berdiri menuju kamar mandi. Aisyah hanya geleng-geleng kepala, sembari tersenyum manis.

"Bima sayang... Bangun." Ucap Aisyah mencium pipi Bima gemas.

"Bima mulu yang dicium, gue kapan?" Celetuk Ari yang langsung mendapat tatapan membunuh dari Aisyah.

"Syah... Turun yuk, Bima itu nggak bisa dibangunin, kebo emang dia." Ucap Ari.

"Itu sifat dari lo..." Ucap Aisyah.

"Enak aja, dia kan adik aku bukan anak aku." Ucap Ari.

"Kok ngomongnya jadi aku-kamu!" goda Aisyah.

"Nggak usah geer lo Elsa!"

"Gue nggak geer!"

"Udah gue males debat.. Gue laper." Ucap Ari.

"Ya kalau laper makan..." Ucap Aisyah mengecek hp nya.

"Masakin dong ..." Ucap Ari memelas.

Plak! Aisyah menampar Ari pelan.

"Nyusahin aja lu!" Ucap Aisyah.

"Kita belom nikah lo udah KDRT sama gue!" Ketus Ari.

"Siapa yang mau nikah sama lo!" Teriak Aisyah.

"Nggak usah teriak, ini bukan hutan." Ucap Ari.

"Semerdeka lo aja deh Ri.." Ucap Aisyah.

Ari memang sangat menggemaskan, entah mengapa Aisyah merasa Ari memiliki sisi cildish.

"Nggak usah lihat-lihat gue emang ganteng..." Ucap Ari.

"Geer lo!"

****

Bersama TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang