I : Pertemuan Pertama (PROLOG)

67 15 12
                                    

triiiiinnnggggggggg (suara alarm berbunyi)

"Adara!!! Bangun!!!" Teriak Mama Adara, Layla. Yang sengaja menaruh alarm dekat telinga Adara agar dia cepat bangun.

Padahal hari ini hari Sabtu dan masih pukul 5 pagi, hari dimana Adara selalu bangun jam 10 keatas. Tetapi hari ini berbeda. Hari ini dia harus menemani Layla pergi ke bandara untuk menjemput sahabatnya sejak SMP yang baru saja dipindah kerjakan ke Jakarta.

"Adara!! Ayo cepetan nanti telat loh nyampe bandaranya!!" ucap Layla saat anaknya masih saja malas malasan ditempat tidurnya yang ia cintai.

"Iya Ma iyaaa ini udah bangun kok." jawab Adara dengan muka sebal.

-

Tidak lama setelah sampai di bandara, penerbangan pesawat dari Singapura baru saja mendarat. Layla pun langsung menaikkan papan bertuliskan nama sahabatnya, Mina didepan gerbang kedatangan dengan antusias karena sudah tidak sabar bertemu dengan sahabatnya ini.

Tidak lama, seorang perempuan paruh baya dengan sama antusiasnya mendekati Layla. Adara pun langsung mengetahui bahwa itu adalah Mina, sahabat ibunya yang telah ia ceritakan sejak lama. Tetapi, dibelakang Mina terdapat seorang lelaki tinggi, tampan, yang terlihat seumuran dengan Adara, dan tampak 'dingin' karena muka datarnya yang dia tunjukan saat melihat Adara.

"Ish mukanya jutek amat" ucap Adara dengan suara yang sangat minimum hingga hanya dia yang bisa mendengar ucapannya itu.

Berbeda dengan Adara. Layla justru kegirangan saat melihat lelaki itu, dengan menyanjungnya karena sekarang lebih tinggilah, lebih gantenglah, blablabla...kemudian Layla pun menyebut nama lelaki itu.

"Wahh berarti Altair sekarang SMA kelas 11 ya kayak Adara"

Oke!! Namanya Altair. Hmm nama yang antimainstrim.

"Iya tante, kebetulan Mama udah pindahin Aku ke SMA yang sama kayak Adara." ucap Altair sambil kegirangan.

"Wait..what?!?! Kita jadinya satu sekolah??"

"Iya Adara, tante sengaja mindahin Altair disekolah yang sama kayak kamu biar kalian bisa lebih dekat lagi" sambung Mina sambil tersenyun.

Shit! Jika saja itu bukan Mina dia pasti sudah mengumpat pada orang itu! Buat apa orang seperti Altair dan dia harus lebih dekat. Ogahhh!!

-

Adara dan Layla pun membantu Mina dan Altair beres beres dirumah baru mereka yang 'cukup' mewah. Dan disinilah, Altair dan Adara duduk berdua sambil menunggu Mama mereka kembali dari toko terdekat untuk membeli bahan makanan untuk makan siang.

Selama duduk berdua Altair hanya fokus bermain alat berbentuk persegipanjang sedari tadi mengacuhkan Adara yang bengong sendiri karena Handphone miliknya sedang dicharge.

"Oyy!" ucap Altair tiba-tiba

"Nama gue Adara! Bukan oyy."

"Nah iyaa, Adara cantik sejagat raya... ini hape lo kan??"

"Iya hape gue, jangan sok sok muji! Sebutin aja apa mau lo!"

"Wahh selain cantik kamu peka juga ya. Boleh gk ngechargenya giliran??"pinta Altair dengan wajah sedikit memelas.

"Eh eh eh enak aja kalau ngomong hape gue belum full. Ja.ngan.di.ca.but." jawab Adara dengan tegas tak peduli respon Altair.

About HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang