IX : PERMINTAAN MAAF

14 2 7
                                    

"ADARAAAAA!!!" suara lantang Kika menggema dilorong sekolahnya.

"Apasih masih pagi gini udah teriak aja lo?!" ucap Adara kesal.

"Ih ni anak, eh bener ya kalo lo nolak kak Lucas?!!"

"Yaelah baru semalem juga, udah kesebar aja" jawab Adara sambil memasuki kelasnya.

"Tapi, gue heran kenapa lo bisa langsung ngasi jawabannya ya. Padahal lo kan orangnya pemikir banget, susah buat nentuin pilihan" kata Kika dan mengakhirinya dengan tawa ringan.

"Gue gatau juga sih, tapi ntah kenapa tadi malem gue bisa jawab langsung, padahal dia ngasih gue waktu buat jawab"

KRIIIIINNNGGGGGGGGG...
Suara bel masuk berbunyi dan pelajaran pertama pun dimulai ketika Bu Linda, guru kimia memasuki kelas.

"Baiklah anak-anak hari ini kita akan melanjutkan materi kita yang kemarin yaitu Getaran Harmonis" ucap Bu Susi.

"Hmm.. harmonis... kapan ya gue bisa punya hubungan yang harmonis..." gumam Adara.

"Apasih lu! malah ngayal yang ngga-ngga!" kata Kika merusak harapan Adara.

"Ya ngga apa-apa kan ngayal dulu, siapa tau ntar di pintu ada jodoh gue.."

"Ih dah gila ni anak!" jawab Kika sambil menyentil dahi Adara.

"Ih lu ah! sakit ta-"

"Ssstt tu liat pintu, kayaknya ada jodoh lu" ucap Kika sambil menunjuk ke arah pintu kelasnya. Dimana seorang lelaki yang tak asing hendak salam untuk memasuki kelas XI IPA 2 tersebut.

"Assalamualaikum, Bu." salam Altair kemudian memasuki kelas tersebut.

"Ehiya, ada apa?" tanya bu Linda.

"Saya mau bicara sebentar sama Adara boleh, bu?" tanya Altair yang suaranya hanya bisa didengar oleh Bu Linda.

"Boleh.. silahkan, kamu panggil saja" jawab Bu Linda dengan senyum ramahnya.

Altair kemudia menatap Adara dan memanggilnya, yang mengakibatkan seluruh pandangan murid sekelas tertuju pada Adara. Adara pun membatin "HAA?! NI COWOK UDAH GILA APAA?!". Kemudian ia berdiri dari tempat duduknya dan menyusul Altair yang sudah menunggunya di depan pintu kelas.

Saat melihat Altair dari jarak yang lebih dekat, Adara terfokus pada muka Altair yang kelihatan lebam.

"Muka lo kenapa?" tanya Adara.

"Kenapa emangnya? kan masih ganteng" jawab Altair disambung dengan senyuman jailnya.

"ih serius Al!"

"Wih, dipanggil Al. Gaada kok, mungkin bekas kemaren"

"Ada apa? lo manggil gue sampe ke kelas gue?? masih pagi juga. Lo gak belajar?"

"Pertama, kelas gue kosong, gaada guru. Kedua, iya ini masih pagi, sengaja ketemu lo pagi-pagi pas masih seger. Ketiga, nanti lo temenin gue minta maaf ke Lucas di kantin pas istirahat nanti. Gaada bantahan hanya ada setuju. Terimakasih dan selamat belajar lagi." jelas Altair paniang kemudian mendorong Adara masuk kelasnya. Dan pergi, ntah kemana.

Adara kembali ke tempat duduknya sambil membatin "apasih tu cowok, makin hari makin gak jelas."

2 jam kemudian, jam istirahat pun tiba. Adara dan Kika langsung menuju ke kantin.

"Emang Altair beneran mau minta maaf, dar??" tanya Kika dengan muka serius.

"Gatau deh tu anak, terserah aja dia mau ngapain" jawab Adara dengan nada sebal.

About HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang