🌙 | Prolog

29 3 0
                                    

PERINGATAN
-Semua tulisan pada cerita ini merupakan fiksi belaka. Apabila ada kesamaan nama atau tempat saya meminta maaf karena sesungguhnya ini semua benar-benar hanya fiksi dan bukan kisah nyata-

PERINGATAN
—Hampir semua unsur foto maupun gif atau video di ambil dari sumber pinterest—

|•|

-Jika kau kesal karena tak bisa memiliki, berarti kau belum mencintainya sepenuhnya. Karena cinta itu, tak selalu tentang memiliki-

🌕

-whtthefable-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-whtthefable-

Dini hari, 12.58

Aku berjalan cepat melewati koridor rumah sakit. Sesekali mengecek jam tanganku untuk melihat gerak gerik jarum jam yang terus berjalan.

"Oh jadi dokter Andy berhalangan ya hari Sabtu depan?" Tanyaku pada seorang suster yang berjalan di sampingku.

"Iya dok, kebetulan dokter kosong hari Sabtu depan. Lagian juga dokter kan sudah ahli di bidang ini dok." Ucap suster itu berusaha meyakinkanku.

"Baik, nanti saya bicarakan dulu dengan manajemen rumah sakit. Kita adakan rapat saja dengan dokter Andy nanti." Ucapku lalu menghentikan langkahku. Seketika itu juga suster itu ikut menghentikan langkahnya.

"Oh iya, boleh saya lihat biodata pasien yang mau dioperasi?" Tanyaku.

Lalu suster itu memberikan sebuah dokumen yang berisikan biodata pasien.

"Ini dok "

Aku membuka dokumen itu, ku baca biodata pasien itu. Saat pertama kali aku melihat foto pasien itu, rasanya kakiku lemas. Aku berusaha memastikan apakah itu benar orang yang ku maksud, aku membaca namanya.

Asya?

Tanpa sengaja aku menjatuhkan dokumen itu. Sehingga kertas-kertas di dalamnya berhamburan di lantai rumah sakit. Suster dan orang-orang yang berlalu lalang langsung memperhatikan ku.

Aku yakin kalau apa yang ku lihat bukanlah halusinasi ku. Aku yakin foto yang kulihat itu adalah dia, Asya. Orang yang pertama kali kutemui di SMA.

Semua berjalan begitu cepat, rasanya baru kemarin aku bertemu dengannya di SMA Bhakti waktu itu.

Menjalani hari-hari dengannya, sehingga serasa lebih cepat dari naik roller coaster.

Dia, yang membuat diriku menjadi benar-benar seorang manusia sungguhan. Dia tidak sempurna, tapi dia membuatku menjadi manusia normal yang tadinya kurasa hidupku berantakan.

Kisahku, bermula dari pertemuan di hari itu...

For Sya [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang