—Hai malam, ini pagi. Ku tau mustahil kita akan bertemu. Namun, setidaknya kamu ada di semesta. Dan mengetahui keberadaanku, itu sudah lebih dari cukup—dari pagi untuk malam.
🌙
—whtthefable—
Asya berjalan menuju kamarnya, ia benar-benar lelah hari ini. Hari pertamanya bersekolah di sekolah umum.
Karena sepulang sekolah Asya langsung les bahasa tubuh dan belajar mengetahui gerak-gerik mulut supaya ia dapat mengerti apa yang orang lain ucapkan.
Lesnya diadakan di rumahnya, setiap hari. Ini sama saja seperti home schooling. Asya seperti double school. Dan itu membuatnya stress.
Asya membuka kenop pintu, ditemukannya Sera sedang membereskan kamarnya. Padahal Asya selalu menolak jika Sera ingin membereskan kamarnya.
"Mama, biar aku saj—" ucap Asya yang terpotong karena gerakan tangan Sera.
"Mama tau kamu capek" gerak tangan Sera menunjukkan kata.
Asya tersenyum, lalu mengangguk.
Sera berdiri dari kasur lalu berjalan mendekati Asya.
"kamu anak istimewa, Mama harus jaga kamu"
Asya tersenyum, rasanya ia ingin sekali menangis melihat jerih payah Mamanya. Tapi itu akan membuat Sera khawatir. Asya tidak mau.
Sera sebenarnya bisa saja bicara padanya dengan suara, karena Asya bisa menebak mulutnya. Namun, Sera terlalu menghormati Asya karena takut Asya tak paham dengan apa yang ia katakan.
"sekarang Mama istirahat, besok Mama harus kerja kan?" ucap Asya sambil memeluk Sera.
Sera membalas pelukannya, mengelus rambut indah putrinya itu. Lalu mengecup kening putrinya dengan tulus.
"kamu juga ya, besok Mama liburin dulu deh lesnya" ucap Sera lalu direspon senyum bahagia dari Asya.
Asya bisa mendengar suara hati Sera dengan jelas. Karena Asya dapat mendengarkan suara hati orang yang ia cintai.
Oleh karena itu Asya selalu mencintai setiap orang, bahkan orang yang menyakitinya sekalipun. Ia bersyukur pada Tuhan atas apa yang diberikan padanya saat ini adalah anugrah.
Lalu terdengar suara hati Sera.
Raya sudah tidur belum ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
For Sya [On Going]
Teen FictionIni tentang kamu, Sya. Wanita dengan sejuta kelebihan dimataku. Senyummu, mendeskripsikan alam semesta dan isinya. Matamu, memancarkan miliaran cahaya yang membuatku rindu. Ini tentang kamu, Wanita tuli yang bisa mendengar kata hati seseorang, ta...