Menjadi salah satu guru untuk sekolah paud sungguh agak sedikit melelahkan. Walau aku sangat suka dengan tingkah polos anak kecil, menurutku mereka begitu lucu dan mengemaskan tapi sangat membutuhkan banyak kesabaran jika menghadapi mereka. Aku tersenyum ketika melihat mereka tertawa bahagia tanpa harus merasakan beban dalam pikiran mereka. Ahhh, sungguh aku ingin kembali ke masa-masa dimana aku tak merasakan banyak beban dan pikiran seperti ini. Lamunanku terhenti ketika sahabatku Dian menepuk bahu kiriku.
"Zha, kenapa melamun?" tanya Dian dan duduk disebelahku. Kami duduk di taman bermain fasilitas sekolah ini.
"Ngagetin aja deh, nggak kok aku cuman senang aja lihat anak- anak main dengan gembira" ucapku sambil menyandarkan badanku di sandara kursi panjang itu.
"Kamu belum pulang?" waktu untuk mengajar sudah selesai beberapa menit yang lalu, tapi aku masih duduk ditaman sekolah untuk mengistirahatkan pikiranku sejenak.
"Dikit lagi, aku lagi malas pulang sekalian aja nunggu anak-anak dijemput orangtua mereka " ucapku malas, karena sejak pembicaraanku dengan mama beberapa hari yang lalu tentang perjodohan itu. Aku jadi malas membahasnya karena mama selalu bertanya mengenai kesiapanku untuk bertemu kalau aku sudah di rumah.
Beberapa hari yang lalu
"Wiiih, enak nih" ucapku dengan senyum mengembang ketika melihat cemilan kesukaanku pisang goreng dan langsung aku memasukan ke mulutku dan kembali fokus ke arah TV.
Mama hanya tersenyum hingga beberapa detik suaranya pun terdengar.
"Zha, mama mau ngomong penting deh" ucap mama dengan raut wajah yang serius.
"Ngomong apa mamaku sayang? kok sok serius gitu sih?" ucapku dan meliriknya sebentar dan kembali ke acara di TV yang menampilkan boyband asal korea yang sedang menyanyikan lagu "boys with luv" beserta dance mereka yang sedang booming akhir-akhir ini.
"Zha, mama serius deh" mama mengubah posisi menghadapku dengan raut wajah yang memang sangat serius. Ok, aku ngalah dan alihkan perhatianku penuh pada mama disampingku.
"Iya deh, mama mau ngomong Apa sih?? " tanyaku penasaran karena jarang banget liat wajah mama kayak gini.
"Zha, kamu kenalkan tante aulia? Teman mama di ta'lim itu dan sering datang kesini? " ucap mama antusias.
"Hmm iya kenal ma, terus kenapa? Tante aulia sakit yaa? " tebakku asal.
"Astagfirullah, orang sehat kok di bilang sakit" ucap mama dengan nada sedikit kesal dan memukul tanganku pelan. Aku hanya memanyunkan bibirku kesel.
"Habisnya ekspresi mama itu serius banget deh, tante aulia kenapa emangnya??" ucapku membela diri.
"Itu loh zha, kemarin pas pengajian di rumah ibu qonita. Tante aulia di antar anaknya" ucap mama antusias, "ahh aku tau ni pasti mama cemburu". Benakku
"Ohh, jadi mama mau aku juga anterin mama kalau ke penggajian? " tebakku lagi
"Ahh malas deh, mama bisa kok sendiri" ucap mama enteng.
"Lah trus apa? Mama gak usah deh berbelit belit" ucapku agak sedikit kesal dengan omongan mama yang muter sana sini.
"Makanya kamu kalau orangtua ngomong jangan dipotong-potong mulu, jadi anaknya tante aulia itu baru pulang dari Australia, pindah kerja disini, mama lupa nanya kerja apa! Tapi kata tante aulia anak laki-lakinya itu hafizh zha, trus akhlaknya in syaa Allah baik mama udah berkali-kali ketemu sama dia, sopan anaknya makanya itu mama sama tante aulia mau jodohin kamu sama dia" ucap mama semangat yang menggebu -gebu.
"Apaa??? Ihh, nggak mau ahh, emang ini zaman apa? Di jodoh-jodohin. Udah deh maa, aku itu bisa cari sendiri malah aku itu belum kepikiran untuk menikah, mama ka. Tahu " ucapku kesal dengan mama bisa-bisanya mama mengatur perjodohan ini tahu persetujuan dariku.
"Ihh, ini nih karena kamu nggak mikir makanya mama yang mikir mau nunggu kamu mikir sampai kapan? Umur kamu itu udah 26 tahun zha, udah Pas banget untuk nikah. Pokoknya mama nggak nerima penolakan TITIK." aku hanya memandang mama dengan ekspresi yang sangat kesal, mama juga nggak kalah pasang wajah yang nggak mau terima penolakan.
"Maa... " ucapku lirih "aku tuh bel...."
"Zha, mama udah ngomong sama tante aulia dan kemarin tante aulia ngabarin kalau mifzal terima perjodohan ini. Kamu kenal atau taaruf dulu sama dia. Kalau memang nggak cocok mama sama tante aulia nggak maksa kalian untuk melanjutkan perjodohan ini" ucap mama dengan nada memelas. "Mama itu cuman ingin terbaik buat kamu zha, in syaa Allah mifzal itu calon suami yang baik dan bisa membimbing kamu" lanjut mama sambil meremas lembut tanganku. Kalau sudah seperti ini aku hanya pasrah dan tak bisa menolak.
"Yaa udah deh, tapi kalau nggak cocok mama jangan maksa lagi yaa??" ucapku .
"Iya yaa mama janji nggak bakalan maksa kok, tapi kamu jangan sengaja ya ngelakukan sesuatu yang bisa bikin mifzal ilfiil dan membatalkan perjodohan ini" ucap mama penuh selidik. Ini orangtua korban sinetron kayaknya.
"Iya iyaaa" ucapku malas. Kulihat mama tersenyum dan mengambil hp di saku gamisnya dan bisa kutebak siapa yang akan ditelpon pasti tante aulia dan mengabarkan persetujuanku untuk ikut perjodohkan ini. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku saat mendengar suara cekikan mama yang beberapa menit yang lalu meninggalkanku di ruang TV. Moodku berubah, kumatikan TV dan melihat pisang goreng kesukaanku yang sekarang tak mengunggah seleraku lagi dan akupun pergi menuju kamarku. Obrolan dengan mama tadi benar-benar membuatku moodku buruk.
Ahhh.. Emang masih jaman yaaa dijodoh-jodohin segala?? Aku menghela nafas berat dan kembali teringat keadaanku. Sungguh aku takut dan gelisah sekarang di kamar. Begitu banyak pertanyaan yang ada di kepalaku. Bagaimna jika perjodohan ini lancar? Bagaiamana jika laki-laki yang akan menjadi suamiku tahu dengan keadaanku? Apa aku harus jujur? Apa aku sembunyikan darinya? Apa harus mengaku sebelum pernikahan diadakan? Bagaimana jika membatalkannya ? Dan bagaimana- bagaimana yang lain yang sedang bersemayam di kepalaku."Yaa udah, aku balik duluan yaa, tuh udah dijemput mas ian " ucap Dian menunjuk suaminya yang berdiri disana.
"Iya, hati -hati di" ucapku dan melambaikan tangan ketika Dian berlalu menuju suaminya. Mataku beralih pada dua pasangan yang baru nikah 2 minggu yang lalu, Mereka juga di jodohkan tapi mereka begitu bahagia. hingga akhirnya mobil mereka pergi meninggalkan pekarangan sekolah.
Aku iri pada dian karena Dian adalah wanita baik-baik sedangkan aku?? Aku memiliki masa lalu yang kelam, aku takut memulai hubungan dan pada akhirnya menikah, aku takut ditolak, aku takut orang-orang mengetahui rahasiaku, rahasia yang aku tutup rapat-rapat. Sungguh aku tak sebaik yang kalian lihat sekarang karena kenyataannya aku yang dulu tak seindah dengan penampilanku!!!
Setelah 1 jam lebih aku termenung di taman sekolah, hingga aku tak menyadari hanya aku seorang diri ditaman ini. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zhalika
General FictionAku selalu menyembunyikan semua rahasia masa laluku, masa lalu yang kelam, masa lalu yang membuatku takut dengan makhluk berbentuk "laki-laki" ini. Tapi perjodohanku dengan mifzal yang dilakukan mama tanpa sepengatahuanku membuatku mau tak mau ha...