Kebetulan yang kubenci

18 0 0
                                    

Satu minggu telah berlalu setelah proses lamaran selesai, itu berarti semakin dekat dengan hari pernikahan. Aku semakin sibuk, bukan hanya mengajar di paud tapi juga sibuk untuk menyiapkan pernikahan ini kadang aku sering meminta izin untuk pulang jika tiba-tiba mama menelpon untuk keperluan acara pernikahanku.

Aku mendorong pintu butik itu pelan dan masuk mencari mama yang sudah menungguku bersama tante aulia, setelah menerima telpon dari mama dan mengirimkan aku pesan yang berisikan alamat butik ini segera aku keruangan kelapa sekolah untuk meminta izin 'lagi' beberapa saat yang lalu. Aku mencari-cari keberadaan mama didalam butik dan berjalan pelan ketika mendapatkan yang aku cari,  baru dua langkah jalanku tiba-tiba aku mendengar suara yang akhir-akhir kudengar.

"Baru nyampe zha? " itulah adalah suara mas mifzal menanyakan kedatanganku.  Aku pun memutar kepalaku.

"Oh mas mifzal,  iya mas baru aja nyampe.  Mas mifzal juga yaa?" tanyaku balik. Aku baru menyadari begitu tampan mahkluk Allah satu ini,  Dengan tatanan rambut yang rapi, wajah yang putih, tinggi yang dapat kuperkiraan 170an, tak lupa sedikit jenggot yang rapih, begitu cocok dengan kemeja biru polos yang sengaja dilipat tangan bajunya, celana panjang hitam,  sepatu formal yang dia pakai sekarang sepertinya dia juga mendapatkan telpon dari tante aulia ketika di rumah sakit dan langsung menuju kesini "Masyaa Allah begitu sempurnanya ciptaanmu ya Allah"batinku memujinya.
"Astagfirullah"  aku menunduk malu dan menutup mataku beberapa detik untuk membuang pikiran kotorku,  untung saja mas mifzal tidak mengetahui apa yang kupikirkan.

"Iya, ayoo kesana mereka pasti sudah menunggu" ajak mas mifzal dan mempersilahkan aku berjalan di depanya.

"Assalamualaikum" salamku pada dua wanita yang sedang duduk itu.

"Wa'alaikumsalam" balas mereka. 

"Maaf ma, kalau nunggu lama" ucap mas mifzal. berjalan ke arah mamanya dan duduk di sebelah kursi yang kosong itu.

"Nggak papa sayang mama sama tante adia juga baru nyampe,  kok bisa barengan?" tanya tante aulia kepada mas mifzal

"Tadi didepan ketemu sama zhalika makanya barengan" jawab mas mifzal ketika mendapat senyum menggoda dari mamanya. 

"Ya udah karena udah disini sekarang kalian pilih baju untuk akad dan resepsinya" ucap mama  dan menyodorkan  buku gambar baju-baju pengantin di dalamnya,  begitu juga dengan tante aulia memberikan buku yang sama kepada mas mifzal.  Kami pun sibuk dengan buku di tangan kami,  membolak-balik setiap halaman untuk melihat baju yang sesuai dengan penampilanku dan sesekali aku bertanya pada mama untuk melihat beberapa pilihanku.

"Yang ini gimana ma? " tanyaku dan menggeserkan sedikit buku itu ke arah mama. Mama melihat dan membaca deskripsi dari gaun tersebut, aku menunggu jawaban mama yang kulihat sesekali menganggukkan kepalanya.

"Simple tapi elegant cocok sih dengan kamu,  kalau mama oke oke aja" jawab mama tersenyum dan akupun tersenyum.  Mama memanggil tante aulia disebelahnya yang sedang sibuk dengan buku didepannya. 

"Lia, zhalika milihnya yang ini menurut kamu gimana? " tanya mama menunjukkan buku itu ke arah tante aulia,  tante aulia menoleh dan melihat buku didepannya tak ketinggalan juga mas mifzal.

"Masyaa Allah... kok sama sih mbak pilihannya,  ini mifzal juga milih yang ini!! " ucap tante aulia heboh dan mengambil buku dari tangan mas mifzal  dan menunjukan halaman buku dan gambar yang sama.

"Subhanallah,  iya yaa kayaknya emang jodoh deh Lia, tasmdi datangnya juga barengan sekarang pilihan baju untuk pernikahan mereka juga sama" ucap mama tak kalah heboh.  Satu hal yang aku tahu,  mama sama tante aulia memiliki sifat yang sama. 

ZhalikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang