Menikah

16 0 0
                                    

Hari yang dinanti-nantikan keluarga besar kami pun tiba, tepat hari minggu pagi ini keluargaku begitu sibuk menyambut para undangan yang datang untuk menyaksikan acara pernikahanku dengan mas mifzal.
Aku yang sudah dari jam 7 pagi sudah di make up dan mengunakan baju pengantin pilihanku dan mas mifzal, seperti baju akad pada umumnya pilihan warna yang aku pilih tetap berwarna putih bersih ditambahkan dengan mutiara-mutiara di bagian pinggang hingga ke bawah dan juga jilbab yang ku gunakan senada dengan bajunya tak lupa mahkota yang menghiasi kepalaku. Mungkin inilah yang disebut sebagai ratu sehari. Seperti saat lamaran tapi kali ini detak jantungku semakin kuat berdetak kembali aku menghirup udara dan melepaskannya pelan, sesekali kupenjamkan mataku, menetralisir semua sendi-sendiku yang seakan terasa mati. Aku mengambil tissue yang terletak di atas meja riasku untuk melap tanganku yang berkeringat. Aku menoleh pada pintu kamar yang terbuka disana mama yang membuka pintu itu berdiri dengan wajah tersenyum bahagia ketika melihatku.

"Masyaa Allah anak gadis mama hari ini cantik banget" ucap mama memuji dan berjalan kepadaku. Aku tersenyum ketika mama meraih tangan kananku dan mengelusnya lembut.

"Ma, zha kok deg degkan yaa? "Tanyaku

"Iya sayang karena hari ini hari besar kamu"ucap mama lembut "akhirnya mama bisa melihat kamu menikah, maaf ya sayang kalau mama maksain kamu dengan perjodohan ini" ucap mama lirih. kulihat mata mama berkaca-kaca

"Yang terpenting buat zha itu yang penting bisa membahagiakan mama, in syaa Allah inilah yang terbaik untuk zha dan zha hanya bisa berharap kepada Allah semoga mas mifzal bisa jadi suami yang baik dan bisa membimbing zha menuju ridhoNYa" ucapku mantap dan tersenyum.

"Maafin mama yaa sayang" ucap mama dan memelukku hati-hati.

"Iya ma, zha juga minta maaf kalau banyak salah sama mama selama ini. Doain zha biar bisa jadi istri yang sholehah untuk mas mifzal"ucapku dan memeluk mama erat tak dapat kutahan lagi air mataku aku pun menangis dipelukan mama.

"Udah ah nangisnyaa nanti kalau suami kamu masuk liat make up kamu kayak kuntilanak terus dia kabur deh" ucap mama dengan nada bercandanya.
Mama mengambil tissue dan membersihkan air mataku dengan hati-hati

"Mulai deh, orang lagi serius juga"ucapku manja. Mama tersenyum.

"Anak mama udah besar bentar lagi udah jadi istri orang, mama ditinggal deh sendiri"ucap mama dengan memasang wajah sedih

"Siapa yang maksa zha untuk nikah? Siapa yang jodohin zha?" mama tersenyum dengan jawabanku.

"Mama itu bosan sama kamu makanya kalau nikah terus hamil dan punya anak mama punya wajah baru yang mama bisa lihat" ucap mama

"Iihhh mamaaaaa ngomongnya gitu sih" mama tertawa karena berhasil menjahiliku. Kembali mama memelukku dan melepaskan.

"Mama bercanda doang sayang, sering-sering ke rumah yaa, jengukin mama" ucap mama

"Iyaaa ma itu pasti"ucapku. Tiba-tiba tante sudah membuka pintu kamarku

"Ohhwala.. Disini toh mbak dari tadi aku mutar-mutar nyariin. Itu mbak mempelai prianya udah datang.

"Iya dah, mama keluar dulu kamu disini ya nanti mama panggil nana biar temanin kamu" ucap mama dan pergi keluar mengikuti tante aidah.

Aku kembali menghela nafas dan gugup setelah kepergian mama dari kamarku. Kembali pintu kamarku terbuka, disana nana tersenyum menampilkan sederetan giginya yang putih kepadaku, akupun tersenyum padanya. Tak berselang lama aku bisa mendengar suara om romzi yang sudah siap untuk memulai acara pernikahan ini.

"Assalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh Alhamdulillahi Robbil'alamin Wash shalatu was salamu alaa asyrafil anbiyai war musalin, wa'alaa aalihi wa ash-habihi ajmain, amma ba'du" ucap om romzi

ZhalikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang