Malaikat Kami

8 0 0
                                    

Salah satu kebahagiaan suami istri adalah diberikan buah hati untuk di jaga, dididik akhlak dan agamanya, diberikan kasih sayang tapi bukan berarti selalu dimanjakan. 

Setelah usia kandungan zhalika menginjak 8 bulan, dia pun resign dari pekerjaannya sebagai guru paud karena kondisi kehamilannya dan dia menginginkan ingin menjadi ibu rumaha tangga untuk bisa mengurus suami dan juga memantau perkembangan anak-anaknya kelak dan tentu saja mifzal dengan senang mendengar keputusan istrinya.  Mifzal menjadi posesif dengan kehamilan zhalika,  dia intensif menanyakan keadaan zhalika saat dia bekerja bahkan ingin meminta kepada ibunya untuk menemani zhalika saat dia tak ada namun zhalika menolak dan berada suaminya berlebihan.

"Nggak papa mas,  in syaa Allah,  Aku sama anak-anak dijagain Allah,  jangan berlebihan deh mama nanti tambah sibuk"

"Ya udah kalau ada apa-apa langsung hubungi mas,  handphone nya di charger penuh harus kamu pegang terus atau nggak diletakin dekat kamu sayang biar hubungi mas kalau perut kamu sakit atau apa"

"Iya sayang"ucapku.  Dia mengecup kepalaku dan tak lupa selalu menyapa bayi dikandunganku ini.

"Abi kerja dulu, jangan nakal yaa jagain umi,  tunggu abi pulang nak"ucapnya dan mencium perutku. 

"Sayang,  mas pergi dulu,  ingat yang mas pesan tadi" ingatnya kembali padaku. Aku menganggukkan kepalaku dan tersenyum padanya. 

"Assalamualaikum "

"Wa'alaikumsalam"

Perutku semakin membesar dan tidurpun sedikit susah,  sering kurasakan pinggangku yang sakit,  sering bolak balik kamar mandi dan keluhan-keluhan lainnya tapi aku menikmati ini semua dan kubayangkan dulu saat mama juga mengandungku dan merasakan sakit yang sama,  aku meneteskan air mataku mengingat kesalahan - kesalahanku pada mama.  Aku jadi merindukan mama padahal baru kemarin mama menginap disini selama 3 hari.

Karena aku sudah resign dari pekerjaanku dan fokus mengurus rumah dan sebentar lagi aku akan melahirkan anak kami kadang aku merasa bosan sendiri dirumah.  Menonton TV,  kadang aku mencari kesibukkan dengan membersihkan rumah dengan mengepel lantai kata mama Bagus untuk ibu yang hamil tua sepertiku dan kata mama Bagus untuk persalinanku nanti jika sudah selesai kembali aku menonton TV jika tak ada lagi pekerjaan.

Setiap hari minggu mas mifzal akan mengajakku jalan pagi dan sore.

"Sayang " panggil mas mifzal membangunkanku, habis subuh tadi aku kembali tidur karena setiap malam pinggangku semakin sakit dan mengakibatkan aku terbangun dari tidurku. Kadang mas mifzal akan bangun juga dan mengelus pinggulku jika malam padahal sebisaku tak ingin menganggunya tapi bagaikan suami siaga dia akan selalu menemani ku dan sering melantunkan ayat-ayat Allah dan itu berhasil mengurangi sakitku

"Hmm"

"Yuk jalan pagi" aku pun membuka mataku dan mengangguk tanda setuju.

Jalan-jalan pagi disekitar kompleks rumah kami begitu menyenangkan terasa,  aku begitu bahagia ketika perhatian mas mifzal tak berkurang padaku.  Kami begitu menantikan bayi perempuan kami.

"Mas kita balik aja ya,  udah jam 9. Hari ini jadi belanja keperluan bayi kan?

"Jadilah. yuk istriku tersayang kita balik"

Hari itu aku dan mas mifzal belanja kebutuhan anak kita di mall kota kami hingga tak terasa waktu telah sore.

"Semua udah kan sayang?"

"Iya mas, Alhamdulillah udah"

"Pulang yaa udah sore, kamu pasti capek"

"Sedikit sih nggak terasa kalau lagi belanja jadi semangat"

ZhalikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang