Kerang Remis di Selokan

0 0 0
                                    

Saat menyusuri selokan airnya yang kotor, terlihat mengandung minyak dan oli. Kulihat tukang bengkel sebelah sungai itu membersihkan tempat bekas oli ke selokan.
"Pantesan air selokan mengandung minyak, ternyata ini penyebab air selokan kotor," pikirku.

Tak jauh dari bengkel seorang ibu berteriak, "Buang saja Ni, ke selokan," katanya. Anaknya yang bernama Ani pun membuang sampah dari tempatnya ke selokan.

"Ini juga," gumamku. Sambil kulihat anak itu membuangnya. Aku hanya melongo tak bisa ngomong apa-apa. Mau ditegur, rasanya kurang sopan karena mereka tidak kenal denganku.

Ternyata warga di sini sekarang sudah berbeda. Dulu sampah dibakar, tiap rumah memiliki tempat pembuangan sampah masing-masing. Dengan berkembangnya penduduk, banyak pendatang dan semakin padat pula penghuni di kampungku, maka mulai warga kurang peduli dan kurang memperhatikan lingkungan. Segala sesuatu dibuang di selokan. Seperti yang terlihat tadi. Masyarakat kurang paham tentang lingkungan yang bersihan, dan bahayanya pencemaran lingkungan.

Dua puluh tahun berlalu, perubahan sangat luar biasa. Selokang yang jernih kini menjadi kotor. Kolam ikan dan sawah yang selalu subur, kini berubah menjadi hunian yang padat.

Terbayang, dulu selokan ini sangat bersih airnya. Aku bersama teman-teman selalu turun untuk mengambil kerang remis yang biasa untuk lauk nasi. Digodok lalu diambil isinya, kemudian Ibu memasaknya dengan bumbu kecap cabe. Oh... lezatnya, luar biasa.

Pulang sekolah atau hari minggu itulah kesukaanku mengambil kerang remis sampai ke ujung sungai. Sengaja remis yang masih kecil tak di ambil karena beberapa minggu lagi akan membesar dan yang besar akan berkembang biak beranak pinak. Air selokan yang jernih tanpa sampah dan pencemaran air. Membuat betah biota air. Seperti ikan kecil khas selokan, kadang juga ikan besar yang terbuang dari kolam. Sambil berenang mencari remis. Selokan yang cukup dalam kurang lebih kedalaman 70 cm untuk ukuran usiaku yang masih kelas lima SD.

Masa kecil yang tak pernah terlupakan ... ingin rasanya mengulang kembali masa masa kecil yang penuh dengan kesenangan bermain yang membuat anak kreatif, inofativ dan menyenangkan.

#KOY.24.6.19

Coretan di Pinggir KolamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang