"cho gue mau ngomong sama lo" ucap sarada
"mau ngomong apaan?" tanya chocho"kita ke toilet ya" ucap sarada lalu chocho memberi anggukan
saat di toilet sarada berfikir sebentar "apa yang mau lo omongin sar?" tanya chocho
"gue bingung sama perasaan gue" ucap sarada
"bingung kenapa?" tanyanya
"kenapa setiap gue di deket boruto itu rasanya nyaman terus jantung gue berdetak cepet banget tapi yang jadi halangan nya itu otak sama diri gue" ucap sarada
"otak sama diri lo? "tanya chocho
sarada mengangguk "otak gue minta gue buat deketin dia tapi diri gue malah paksa gue buat jauh dari dia" ucap sarada
chocho memegang kedua bahu sarada "sar apa lo pernah jatuh cinta?" tanya chocho lalu sarada menggeleng "gue gak pernah jatuh cinta sama siapapun" ucap sarada
"gue sadar selama ini yang selalu perhatian sama gue si boruto tap--" ucapan sarada terpotong saat chocho berbicara "lo jatuh cinta sama si boruto" ucap chocho lalu sarada menggeleng lagi "gue gak mungkin cinta sama dia" ucap sarada meyakinkan dirinya
"gue cuman mau kasih lo saran aja kalo lo ikutin kata hati lo, tapi menurut gue lo cocok sama si boruto, percaya deh one day lo bakal bahagiaa" ucap chocho
sarada menunduk ia menatap sendu ke lantai "gue gak yakin kalo boruto emang cinta sama gue" ucap sarada
"ya lo harus yakin lah" ucap chocho
sarada mendongkang "oke cho makasih ya" ucap sarada lalu chocho mengangguk"gue gak salah minta saran dari lo" ucap sarada
"ya iyalah gue juga pernah ngalamin kali" ucap chocho
"yaudah yu kita ke kelas" ucap sarada
lalu mereka berdua pun ke kelas
tap....
langkah sarada terhenti saat seseorang di kelas... "boruto gue suka sama lo"... menyatakan perasaannya pada boruto
ia langsung berlari menuju danau yang kemarin boruto dan sarada kunjungi ia rasanya ingin menangis
chocho yang melihat sarada hanya geleng geleng kepala lalu ia kembali menguping
"sorry gue gak bisa nerima seorang cewe brengsek kaya lo" ucap boruto
sumire, orang yang menyatakan cintanya di hadapan para siswi namun ia malah di jatuhkan
sumire membulatkan matanya "maksud lo apa?" tanya sumire
"gue gak bisa nerima cewe yang hobby nya membully dan menyiksa orang lain" ucap boruto santai
"oh iya gue cuma mau bilang buat semuanya dia adalah orang yang udah menyiksa sarada" ucap boruto
'darimana dia tau?' batin sumire
semua murid melongo tak percaya
'jahat lo sum!'
'manusia atau apa lo!?'
teriakan murid murid
"untuk bukti?" tanya boruto pada teman temannya lalu mereka mengangguk
boruto mengambil ponselnya dan memperlihatkan video sarada di jatuhkan ke lantai oleh shinki dan di siksa oleh sumire
boruto melempar ponselnya pada salah satu temannya
mereka melihat video itu "sarada dan gue gak bakalan pernah saling menjauh! Jaga ucapan gue kalau gak percaya" ucap boruto pada sumire
"buat apa lo hukum sarada yang gak salah itu sum?" tanya boruto
sumire hanya diam
"kalau emang lo mau coba jauhin gue sama sarada ya lo sakitin gue aja jangan sarada dia perempuan kaya lo mana kuat dia di siksa kaya kemaren mana kuat dia di dalem es terlalu lama" ucap boruto
"sebelum lo siksa orang kaya gitu seharusnya lo cobain dulu rasanya" lanjutnya
lalu boruto keluar dan melihat chocho yang sedang menguping
"ngapain lo?" tanya boruto
"ya nguping lah" ucap chocho
"dasar tukang nguping" ucap boruto
"biarin gue juga mau bilang sama lo pas tadi si sumire bilang dia suka sama lo sarada langsung lari, lo suka sama sarada kan?" ucap chocho
boruto mengangguk "sarada juga punya perasaan yang sama kok kejar dia" ucap chocho
"thanks ya" ucap boruto lalu ia berlari mencari sarada
tak lama kemudian ia menemukan sarada yang sedang duduk di danau sambil memeluk lututnya sendiri
"sarada!!" panggil boruto dari sebrang jalan lalu boruto menyebrang jalan tanpa melihat kanan kiri
ada sebuah truk besar yang sangat cepat
sarada menoleh pada boruto
duakk jderr
tes tes
air mata sarada berhasil lolos dari mata nya ketika melihat boruto tertabrak truk itu
ia langsung berlari menuju boruto lalu orang orang yang berada disitu mengkerumuninya
sarada melihat boruto yang sudah penuh dengan darah
sarada mendekati boruto "bor bangun" ucap sarada menepuk nepuk pipi boruto "hiks...bangun boruto" ucap sarada
samar samar boruto dapat melihat sarada menangis untuk dirinya lalu ia meraih tangan sarada dengan lemah
sarada menggenggamnya dengan erat
satu lengannya lagi ia gunakan untuk menelefon shikadai agar membawa mobil
setelah sarada menelefon shikadai ia mengusap jidat boruto yang basah karena keringat dan darah
"tunggu sebentar"ucap sarada masih menangis sambil mengusap kepala boruto
boruto tersenyum
"tahan sebentar hiks.." ucap sarada dengan isakannya tangannya bergetar
beberapa menit kemudian shikadai dan teman temannya datang lalu membawa boruto ke mobilnya orang orang pun bubar
"hiks..." isakan sarada yang memecahkan keheningan mobil
"sar udah dong" ucap chocho menenangkan sarada
saat di rumah sakit boruto langsung di bawa ke ruang ugd
tak lama kemudian sumire datang bersama shinki lalu menampar sarada
"woy apa apaan sih lo" ucap inojin berdiri di depan sarada
sarada memegang pipinya "ni orang harus di kasih pelajaran" ucap sumire menarik lengan sarada namun dengan cepat di tahan oleh shikadai
"ini bukan salah sarada" ucap shikadai penuh penekanan
"udah jelas ini salah dia!" bentak sumire penuh penekanan
"ada apa ini" ucap satpam yang mendengar kerusuhan
"pak bawa dia" ucap mitsuki menunjuk kepada sumire dan shinki lalu pa satpam membawa mereka
"lepasin pak" bentak sumire namun trnaga pa satpam lebih besar darinya sumire dan shinki memutuskan untuk pulang
"shik lo udah hubungin orang tuanya?" tanya sarada
"udah sar bentar lagu mereka sampe kok" ucap shikadai
ckleek
"pasien sudah saya obati" ucap dokter
"apakah ada keluarganya?" tanya dokter
"kita temannya pak" ucap shikadai
lalu dokter mengangguk "dok saya boleh masuk?" tanya sarada
"jika ada yang ingin masuk satu orang ya" ucap dokter nya lalu pergi
sarada melihat ke pada teman temannya lalu mereka memberikan anggukan seolah berkata lo aja masuk aja
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
HTBL ー Borusara [ REVISI ]
Random•HATE TO BE LOVE• Apakah hati mampu menampilkan kesal? Apakah hati mampu kembali ke awal? Apakah hati mampu kembali tersimpan rapi setelah lama kumal?