memory

37 23 7
                                    

Aku masuk ke cafe yang sudah sedikit ramai. Mataku srmbab mengingat kebodohanku dulu. Jika saja aku tak menyalahkanya aku pasti sudah ada di posisi Dela sekarang tapi sudahlah itu duluh mungkin Angga bukanlah yang terbaik bagiku. Tapi yah tetap saja ini berat karna aku masih mencintainya. Aku jadi ingat kejadian itu.

Memory on

Aku berjalan lunglai di trotoar. Aku tak habis pikir kenapa Angga tega meninglkanku. Apa dia tidak cinta lagi padaku?!. Mataku sembab dan hujan bertambah deras. Katakanlah aku bodoh aku bukan abg labil yang tak dapat berfikir jernih. Aku sudah kuliah semester empat tapi sekarang aku bersifat seperti abg yang baru saja di putusin kekasihnya.

Aku berjalan di trotoar tanpa tau arah. Dinginya suhu di sekitarku sudah tak ku hiraukan entahlah aku malas jika bersangkutan dengan hujan. Aku menyebrang dengan santai tanpa menengok kanan dan kiri hinga........................................

BRUK..............................

Aku tertabrak dan semua menjadi gelap.

.........•.........

Aku mengerjapkan mataku. Uh sakit sekali mataku saat aku membukanya. Aku berusaha melihat sekelilingku. Di sini hanya ada mama karin dan papa ed salah satu pengurus panti. Di mana Angga ?! biasanya Angga yang selalu pertamakali aku lihat jika aku habis koma atau pingsan seperti dulu.

"Ma.. M... Ma....Kar...... In" Panggilku lirih.

"Hai sayang apa kau sudah bisa melihat mama. " Bisa melihat apa.

Aku mengangguk. Sambil mengeryitkan dahi apa maksud mama. Aku mencerna apa yang di maksud mama. Melihatku berfikir mama kemudian menjelaskan kalau kornea mataku rusak dan aku tidak bisa melihat lagi tapi untung saja ada pendonor jadi sekarang aku bisa melihat lagi. Aku bertanya siapa yang menjadi pendonor tapi mama bilang tidak tau. Tak beberapa mama selesai bercerita docter masuk.

.........•.........

Aku sudah boleh pulang hari ini. Setelah satu minggu sejak kesadaranku krmbali akhirnya aku sudah bisa kembali ke rumah. Ku lihat mata hitam legam milikku. Padahal dulu jika di lihat mataku sedikit berwarna coklat. Tapi tak apa daripada aku buta selamanya. Aku sedikit heran dengan Angga dia samasekali tidak melihatkan batang hidungnya saat aku di rawat.

Baru satu jam aku sampai aku sudah pergi. Bunda berpesan agar aku tidak teledor lagi di jalan. Aku pun berjalan sambil mendengarkan musik. Aku berjalan ke arah taman kota yang sedikit sepi. Tumben sekali biasanya taman ini penuh. Hem mungkin karna sekarang musim hujan lagian sekarang mendung. Aku melihat Angga duduk bersama wanita. Dia kan Layana ngapain tu cewek deketin Angga. Aku menghampiri mereka yang sedang tertawa riang. Entah kenapa aku merasah aneh melihat Layana sama sekali tidak membuka matanya.

"Oh gini kelakuanmu Nga pc di rumah sakit gak di temeni malah asyik gandeng orang lain. " Seruku lalu meningalkan mereka berdua.

Angga mengejarku . Kemudian mencekal tanganku.

"Ini gak seperti yang kamu pikirkan......... " Kata angga waktu itu.

"Apanya HaH!??!!!. " Seruku emosi.

"Aku dah Dia gak ada hubungan apa apa aku cum...... "ku potong ucapannya.

"Cuma apa hah!!???!!!  Mulai sekarang kita putus...... " Triakku di depan wajahnya lalu berlalu pergi.
Seperti tau perasaanku hujan turun dengan lebat dan aku sampai di panti dengan keadaan basah kuyup.

Yah aku memang bodoh waktu itu. Bisa-bisanya aku tak bertanya dulu.

Sebulan kemudian aku mendapat kabar jika Layana meninggal dan sejak itu aku tau bahwa dia meninggal karna penyakit keras. Dan sepasang mata yang ada di tubuhku adalah mata miliknya. Ia mendonorkan matanya karna dia tau bahwa umurnya tidak akan lama lagi. Aku menyesali semuanya. Aku juga sempat depresi karna rasa penyesalan akibat menyalahkan Layana padahal dialah yang membuat diriku bisa tetap melihat dunia.

Sejak aku tau fakta itu aku mencari Angga tapi kata mamanya Angga sudah pergi ke luar negri karna dia mendapat beasiswa ke Inggris. Saat itu lengkap sudah rasa penyesalanku.

Memori off

Yah kata kanlah aku bodoh karna aku bersikap layaknya abg labil saat itu.

Aldo pov

Bibirku terangkat melihat wanita kemarin yang ada di rumah sakit. Ternyata dia bekerja di cafe yang lumayan bagus. Aku mengingatmu Sky gadis yang memiliki mata adikku.
Aku masuk ke cafe tempat wanita itu bekerja. Aku masih ingag pesan adikku yang memintah agar aku menikah dengan dia. Yah aku tau itu permintaan konyol tapi berhubung dia adalah wanita yang di pilih adikku di saat-saat terakhir. Yah mau bagaimana lagi aku tak mau mengecewakannya. Lagian dia lumayan cantik. Aku menghampiri wanita itu.

"Ada yang bisa saya bantu?!." Tanyanya ramah seraya tersenyum . Senyumannya ya Allah mengoda iman banget.

"Bole saya bicara dengan pemilik cafe ini?. " Tanyaku balik.

"Saya sendiri ada apa yah? ." Tanyanya lagi. Oh ternyata ini cafe milknya sendiri. Brarti dia pekerja keras jika tidak mana bisa anak yatim piatu membangun cafe se besar ini jika dia malas.

"Em saya mau pesan prifet room buat besok jam tujuh pagi apa bisa?. " Kataku to the pointe.

"Bisa atas nama siapa tuan? " Lagi-lagi dia tersebyum. Ya Allah imut banget wanita ini tidak salah jika adikku menginginkanya menjadi kakak ipar.

"Aldo stevano wijaya. " Seruku.

Dia mengangguk lalu mengerik sesuatu di computhernya. Sifatnya begitu lucu sekali tak lama ekspresinya berubah.

"Anda kakanya Layana?!!! " Pekiknya.

Aku mengangguk lalu dia menatapku.

"Jadi kau kakanya Layana maaf. " Katanya tiba-tiba.

"Untuk?." Tanyaku bingung.

"Aku sempat berpikir buruk tentangnya di saat-saat terakhirnya. " Serunya sambil menundukkan wajahnya.

"Sudahlah dia sudah ada di surga dia pasti memaafkanmu. " Kataku.

Dia mendongkakan wajah seraya tersenyum. Ya ampun bisa bisa aku leleh di sini jika seperti ini.

"Oiyah aku ada urusan aku pergi dulu besok kau ada waktu kan mari kita bicara. "Dia menganguk sebagai jawabannya. Aku pun keluar.

Difa pov.

Aku gak nyangka bisa ketemu sama kakaknya Layana. Rasa penyesalan itu kembali membesar karna kedatanggannya. Aku tak habis pikir kenapa ujian hidupku baru datang sekarang. Apa waktuku untuk bahagia telah habis. Atau ini hukuman karna aku sempat berprasangka buruk di akhir hidupnya. Oh tuhan maffkanlah aku. Sungguh sejak kedatangganya aku lebih banyak melamun.

.........•.........

Matahari mulai menyapa pagi ini. Di luar sinarnya mulai menerangi kota. Aku bangun dan bergegas ke kamar mandi. Tak perlu waktu lama hanya sepuluh menit aku sudah keluar dengan pakaian imut ku.

Yah aku suka cosplay jadi kebanyakan baju bajuku baju cosplay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yah aku suka cosplay jadi kebanyakan baju bajuku baju cosplay. Tak heran terkadang aku mengunakan pakaian cosplay ku jika bekerja. Lagian paling cuma sedikit yang nyadari. Daripada pakaian gak kepakek kan sayang jadi yah kadang ku gunakan untuk kerja deh.

Aku segera masuk ke cafe yang sudah di buka oleh Nino salah satu pegawaiku. Aku bergegas membersikan ruangan yang akan di pakai oleh kak Aldo. Yah meskipun sudah bersi tetap aja masih ada debu lagi. Aku pun membersikan ruangan dengan cepat karna memang cuma sedikit yang di bersikan lalu aku pun kembali ke meja kebesaranku di ruangan milikku.

Maaf yah kalau masih kaku ceritanya maklum masih baru pertama nulis cerita. Give me vote and coment inget nulis novel gak gampang hargai karyaku. Makasih dan sampai jumpa

the blue Sky Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang