Berubah

4 4 3
                                    

Sky pov

Aku gak tau kenapa kak Aldo seperti ini dari kemarin. Padahal malam saat kami barusaja menikah dia masih sama seperti beberapa hari pertemuan kami. Sejak kemarin pagi dia berubah. Sifatnya jadi cuek dan tak tersentu. Padahal dia telah mengambil penuh hidupku.

"Lagi ngelamun apa Dif?, " Tanya Luna sahabatku.

"Entah.......... Oh iya di mana Lucy? " Tanyaku balaik.

"Dia sedang menyiram bunga nyonya Aldo. " Ucap Luna sambil melontarkan tatapan jahil.

Aku mengerucutkan bibir kesal. Bisa bisanya dia memanggilku seperti itu padahal dia sahabat sejatiku.

"Aku tampak seperti nyonya tua jika kau memanggilku begitu. " Gerutuku malas. Sedangkan dia terkikik melihat wajahku.

"Maafkan aku nyonya besar. " Katanya dengan tetap jahil.

"Difa aku dapat kabar buruk. " Pekik Luna yang baru saja datang.

"Kabar apa?. " Tanyaku bingung melihat ekspresi Luna.

"Mama Karin masuk rumah sakit. " Prkiknya lagi.

Mataku langsung melotot. Dengan langkah cepat aku menyambar dompet dan kunci motor. Aku berjalan ke garasi dan di ikuti oleh Luna. Aku naik tanpa tau rumah sakit mana tempat mama Karin di rawat.

"Rs mana Lun?. " Tanyaku sambil mengendarai motor dengan ugal- ugalan.

"Rs cempaka putih. " Jawabnya.

Sepuluh menit perjalanana akhirnya aku telah sampai di rs tersebut. Ku parkirkan motorku dengan sedikit sembronoh karna ku tinggal begitu saja dan lupa ku tarik kuncinya. Luna yang juga panik ikut di belakangku.

Ku tanya ruangan mama ke resepsionis. Ruangannya ada di ruangan mawar dua. Aku segera berlari ke sanah. Setibanya aku di depan pintu bercatputi diriku langsung terduduk lemas. Monitor menunjukan garis lurus dan seluruh penghuni panti menangis sesenggukan di sana. Sebenarnya apa yang terkadi??!!.

"Bunda. " kataku lirih. Wanita tua itu melihatku yang baru datang. Dia membantuku berdiri.

"Tak apa dia sudah tenang di sana." kata bunda lirih. Tapi aku tau dia juga ikut berduga sangat dalam.

"Ke.... Kenapa... Hiks..... Mama.... Hiks..... Hiks...... Ningalin Difa. " Liriku sambil memeluk tubuh yang terbujur kaku.

"Dia terkena penyakit kangker darah sudah lama dan aku dengan bodohnya tidak mengetahuinya. " Kata papa sambil menyeka airmata yang mulai berjatuhan. Suami mana yang kuat jika di tinggal pergi orang yang di cintainya.

"Mama yang tenang ya di sana. " Kata ibu Cerna lirih.

"Ibu, bunda, mommy, mama sudah pergi. " Kataku sambil sesenggukan.

............•............
Luna pov

Taburan bunga menghiasi makam yang masih basa. Aku melihat Difa sahabatku masih enggan meninggalakan makam. Di sini hanya tinggal kami berdua. Semua orang telah meninggalkan area pemakaman. Hanya ada suara tangis dari Difa yang terdengar.

Di tengah suasana seperti ini Papa panti datang. Dia mendekati Difa.

"Hanya ini amanat terakhir yang di berikan mamamu. " Kata papa sambil menyerahkan amplop putih yang sudah sedikit menguning(mungkin karna terlalu lama di simpa).

Sky pov

Mataku memandang amplop yang baru saja di serahkan kepadaku. Ku buka amplop itu perlahan. Air mataku mulai jatuh lagi membacanya.

Hai putri kesayangan mama pasti sekarang lagi nangis ya.

mama tau kok kan kamu cengeng. Disini mama sangat ingin kembali tapi sayang Allah lebih cinta sama mama. Kamu gak.usah sedih ya di sini mama bahagia kok. Mama seneng akhirnya mama gak ngersa sakit lagi.

Mama hanya ingin memberi tau kalau ternyata kamu itu sangat di cari oleh keluargamu. Pergilah ke jl cempaka putih no ** di sana kau akan bertemu dengan penganti mama.

Untuk putri manaisku Difa.

Mama karin.

"Aku hanya mau mama!!!!!" Triakku hingga suaraku tercekat.

Mataku memerah karna menangis. Luna membantuku berdiri saat aku sudah lelah. Dia mengantarkanku ke pulang. Aku dan dia sekarang berada di rumah.

Betapa sakitnya hatiku saat tiba di rumah aku di suguhi pemandangan yang sungguh menyayat hati. Seorang wnita asing srdang berciuman dengan kak Aldo. Ya tuhan berat sekali hari ini. Wanita itu memandangku dengan tatapan meremehkan. Aku tak menghiraukanya dan memilih untuk masuk ke dalam kamar milik Luna. Di kamar aku hanya  menangis dan di temani oleh Luna dan Lucy.

"Aku ngak nyangka kak Aldo kayak gitu. " Kat Luna sambil mengelus punggungku.

"Aku juga kaget pas tiba-tiba kak Aldo masuk rumah sambil nyium cewe lain. " Tampak raut kekecewaan di mata Lucy.

"Kalau saja kita bukan pembantu di sinih pasti bakalan gue bogem tu cowok rese. " Emosi Cindy.

"Kamu sejak kapan ada di sini Cind?. " Tanyaku heran.

"Sejak jaman penjajahan jepang ya tadi lah orang ini juga kamarku. " Saut cindi sambil menampakan muka kesalnya.

"Eh Cind, kok jika di lihat lu yang kesal padahal kak Aldo kan suamiku. " Kata ku tanpa beban. Entah kenapa melihat wajah cindy yang kesel menghilangkan rasa kesalku. Mungkin karna efek kehamilan.

"Mod lu cepet banget berubah kayak orang hamil aja. " Kata cindy Sewot.

"Emang gue lagi hamil kali Cind. " Kataku sambil cekikikan.

"Sumpah demi apa berati lo udah perna lakuin itu. " Kata cindy, sedangkan Luna dan Lucy melongo.

"Udah satu kali pas malam pertama. " Kataku santai. Entah kenapa aku ingat kak Aldo juga berubah setelah melakukanya.

"Yang sabar ya Dif, tenang aja bulan depan aku balik ke kampung halaman karna aku udah wisudah bulan lalu lo bisa ikut kok kalau lo emang gak betah. " Kata Cindy.

"Gue lihat kedepan dulu deh,  nanti kalau aku gak kuat aku bisa pergi sama kamu. " Kataku.

"Aldo....... " Aku sungguh ingin muntah mendengar triakan dari luar.  Ku lihat mereka bertiga melotot mendengarnya.

"Ya rob tu manusia lagi ngapain sih jjk gua. " Kata Luna sambil mengelus dada.

"Nanti juga kena azab santai aja. " Kataku.

"Lo kok tenang amat sih Dif, gak cemburu?. " Tanya cindy.

"Ngapain cemburu? Lelaki kayak dia gak pantes di cemburuin. " Kataku sambil terkekeh padahal di hati perih banget minna. Lagian istri mana yang rela dimandu walau tidak cinta pun istri manapun bakalan gak terima dimandu.

"Gue tau lo terluka lo sahabat gue dari kecil jadi lo ikut Cindy aja ya. " Kata lucy sambil menatap sendu wajahku.

"Aku emang bakalan ikut sama cindy tapi aku mau pastiin dulu sesuatu. " Kataku sok misterius. Sebenarnya hanya untuk menutupi kerapuhanku.

"Pastiin apa an?. " Tanya Lucy dan Luna bingung sedangkan Cindy hanya memiringkan kepalanya.

"Rahasia. "Kataku Sok misterius lagi.

"Gausah sok deh lo mau bikin gua jadi arwah gentayangan. " Kata Luna.

"Aldo seperti itu . ..." Triakan kembali terdengar.

"Ya Allah semoga mereka di ajab. " Kata Luna.

"Eh gak ada yang mau tau Rahasianya ya?. " Kata Cindy, mungkin mengalihkan pembicaraan.

"Oh itu aku haya mau mastiin kalau minggu depan di matahari ada cuci gudang apa enggak, kan biar bisa belanja murah gitu. " Kataku santai toh itu emang kenyataan.

"Astajim lo mulai gila ya?. " aku hanya tertawa keras menanggapinya.

Lihat saja semua pasti akan berubah..............

Hai minna author balik lagi ni. Gimana bingungkan dengan alurnya. Nikmatin aja karna author akan menyjikan kisah yang beda dengan cerita-cerita di wattpad yang biasanya. Penasaran lihat aja.

the blue Sky Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang