I love you. I miss you. Goodbye.
•••
Satu hari telah berlalu. Banyak orang yang akhirnya memilih meninggal tanah yang telah mati itu untuk ke tempat yang lebih aman. Namun, berbeda dengan Park Charis. Pria itu masih kekeuh di tempat ia bersandar, di sebuah batu berukuran lumayan besar, dari tanah yang telah ia klaim sebagai miliknya, rumahnya. Menyalahkan dirinya atas semua yang terjadi pada Seungwan.tak jauh dari halaman rumahnya.
Lagi, lagi dan lagi, Seandainya. Kata-kata itulah yang terngiang di otak Charis. Dan Charis merasa, akal sehat yang ia miliki perlahan-lahan menarik diri, meninggalkan otaknya yang tengah beradu dengan rasa penyesalan.
Seandainya dia membawa Seungwan bersamanya, selalu disisinya, mungkin saja semua kejadian memilukan ini tak akan pernah terjadi.
Charis memandang langit, matahari yang sudah lelap tertidur kini telah bangun, memunculkan sinarnya, terciptalah gradasi warna yang selalu berhasil membuat siapapun takjub.
Charis menarik seutas senyuman sambil memeluk kedua lututnya, "Seungwan ternyata benar. Ini sangat indah."
Jika, Charis adalah pecinta langit malam yang bertaburan dengan jutaan bintang, maka Seungwan adalah gadis yang sangat menyukai apa yang namanya pagi, tepatnya di saat matahari terbit. Terang dan juga menghangatkan. Persis seperti Seungwan.
Semua itu terus berlanjut sampai sebuah benda mungil menempel di area pipinya.
"Hm?" Charis mengusap pipinya, menarik benda kecil yang sempat membuat pipinya terasa janggal. Kedua pelupuk mata Charis berkedip dalam waktu yang cukup singkat, diam sejenak, manik hitam Charis melebar saat menyadari benda kecil yang menempel di pipinya itu adalah sebuah kelopak bunga yang paling Seungwan sukai di seantero Jepang. Kelopak bunga sakura.
"Charis-kun! Charis-kun!" Seungwan menepuk-nepuk dada kekasihnya yang tengah asyik beristirahat dengan meletakkan kepalanya yang berat pada paha ramping kekasihnya.
Mendengar pekikan Seungwan yang kelewat cempreng, acara istirahat Charis yang semulanya penuh kedamaian dalam sekejap musnah, walau sebenarnya Charis masih ingin terjun ke dalam alam bawah sadarnya. Namun, dia juga tak mau membuat kekasihnya itu ngambek.
"Hm, ada apa, sayang?" balas Charis dengan suara seraknya, suara khas orang baru bangun tidur.
"Lihat! Lihat! Bunganya sudah mekar!" Seungwan mengarahkan telunjuknya pada gerbang depan, dimana penampakan beberapa pucuk pohon bunga sakura mulai menunjukkan pesonanya, bermekaran dan perlahan jatuh—tersapu angin—dengan indahnya.
Charis membuka salah satu pelupuk matanya, mengarahkan maniknya pada apa yang ditunjukkan oleh Seungwan, "Benarkah?"
Tatapan Charis yang terkesan lemah kemudian lenyap, kedua matanya kini telah melebar sempurna, dia lantas bangkit dari salah satu tempat peristirahatan paling nyaman di dunia—paha mulus kekasihnya—kemudian duduk dengan kedua tangannya ia letakkan di kedua sisi tubuhnya, sekedar menyangga tubuh jangkungnya.
"Indah, bukan?"
Charis menoleh, mengembangkan senyumannya seraya berucap, "Yap, indah dan cantik. Mirip seperti gadis yang ada disampingku ini."
"Hehehe! Dasar gombal!" Seungwan tertawa, ia memukul pelan bahu kekar Charis lalu memeluk lengan itu dan menyandarkan kepalanya.
"Charis-kun."
"Ya?" ucap Charis tanpa mengalihkan pandangannya dari eksistensi pohon bunga sakura yang beberapa menit yang lalu sukses menarik perhatiannya.
"Apa kau bisa menjanjikan 1 hal padaku, Charis-kun?"
Alis Charis mengkerut saat mendengar nada bicara Seungwan yang berubah. Yang awalnya ceria menjadi ... Errr ... Lebih serius.
"Hm, apa itu, Seungwan?"
"Charis-kun, apapun yang terjadi saat ini ataupun nanti di masa depan. Berjanjilah untuk selalu bahagia."
Charis diam sejenak lalu menganggukkan kepalanya, "Baiklah, aku berjanji."
Charis mengusap wajahnya kasar lalu bangkit dari sana. Menatap teguh rumah tercintanya yang kini telah rata dengan tanah. Ada 1 janji yang telah ia langgar. Janji untuk terus bahagia apapun yang terjadi.
Charis menarik nafas dalam, selang beberapa detik kemudian menghempaskannya perlahan. Charis mencengkeram kedua telapak tangannya. Benar, dia tak seharusnya bertingkah seperti ini. Jauh di atas sana, kekasihnya, Seungwan, pasti akan merasa sedih jika dia melihat kondisi dirinya yang kelewat menyedihkan seperti ini.
Sekarang, Charis telah membulatkan tekadnya untuk mengubur dalam-dalam semua kenangan yang ada, meninggalkan tanah airnya dan menemukan kebahagiaan baru di luar sana. Mencari kebahagiaan baru yang mungkin saja sudah Tuhan persiapkan di luar sana. Sama seperti janjinya pada Seungwan.
.
.
.
.
.To Be Continues
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Goodbye ✔
FanfictionIt's hard to forget someone who's give you a lot to remember. COMPLETED | Started at, 20-05-2019