Mata coklat tajam yang dinaungi alis tebal nan pekat itu memandang Luna dengan tajam. Seolah membiusnya agar terus terkekang pandangannya. Wajah oval berdagu tegas itu semakin mendekatinya. Pandangan Luna kini terarah pada bibir merah yang kian mendekat. Kini tinggal sejengkal jarak yang memisahkan dua insan tersebut.Jantung Luna berdetak keras dan otaknya tumpul seketika memikirkan apa yang akan diperbuat cowok didepannya itu. Dia seakan mati rasa kehilangan semua tenaganya.
Cowok itu kian mendekat. Terus mendekat. Luna kian merapatkan kelopak matanya. Dan...
"KRIIIIIIIING KRIIIIING..."
Suara jam beker yang memekakkan telinga membuat ia terbangun dari tidur bermimpi indah tersebut. GUBRAAK..
Sebenarnya bukan hanya bangun tapi Luna sampai terjatuh dari kasur hangatnya."Aduh! Sakit nih pantat gue!" Matanya terpejam diikuti erangan kesakitannya.
"Jam sialan siapa sih yang nyuruh teriak teriak dikamar gue? " makinya pada jam yang telah menghentikan mimpi indahnya.
Sebenarnya Luna sendirilah yang menyetel dan memasang jam tersebut. Ia takut bangun kesiangan hari ini karena masa libur telah usai. Alih alih senang karena ia bisa bangun tepat waktu, justru ia memakinya karena semua kejadian ini.
" Luna bangun sayang sudah siang."
Teriakan ibunya yang berasal dari lantai bawah tersebut menghentikan makiannya pada jam beker tak bersalah di nakas kamarnya itu. Kesadarannya telah terkumpul lantas ia melihat jam berapa sekarang. Jangan heran Luna memaki jam beker tersebut sambil mata merem dan tangan yang terus mengelus pantatnya. Linu!
" Mati gue udah pukul 6.15 lagi. Dasar jam nggak guna!"
Salah Luna sebenarnya ia karena jam beker tersebut telah berbunyi 30 menit yang lalu. Dia telah memaki jam tak bersalah selama itu!
"Iya Ma aku udah bangun." Menyahuti panggilan ibunya.Ia lantas berlari kekamar mandi dan bersiap berangkat ke sekolah barunya yaitu SMA Garuda. Ia harap sekolahnya itu sesuai dengan apa yang pikir.
*************
"Sarapan dulu sayang!"
Suruh ibu Luna ketika melihat putri semata wayangnya turun dari kamarnya. Luna kini telah lulus SMP dan hari ini ia adalah hari pertama ia masuk SMA. Namun hari ini Luna masih memakai seragam putih birunya.
"Ah nggak sempet ma. Ini udah jam 6.45 nanti aku telat. Nanti aku beli sarapan di sekolah aja." Balas luna yang sedang memakai dasi biru berlogo sekolah ternama di kotanya.
"Kamu sih ngapain aja tadi tidur udah kaya kebo susah bangun, masih segala dandan juga." Tegur ibunya karena Luna yang bangun kesiangan.
"Itu semua gara gara mimpi sialan ditambah jam beker kurang kerjaan itu ma. Pake segala telat bangunin aku lagi. Padahal udah aku atur tadi. Apa mungkin tadi jamnya vakum ya ma?"
"Eh kam.." ucapan ibunya langsung terpotong.
"Atau kalau enggak batrainya udah ngadat kali. Eh mungkin dia capek udah muter terus dia break. Iya kayaknya itu tuh ma sebabnya. Mending diganti sama teriakannya mang Asep aja. Dia kan kalo teriak kenceng banget. Aku inget tuh dia bangunin orang buar saur kayak ada maling aja." Ucapnya berapi api.
"Kamu tuh ya kebiasaan kalo ngomong nyerocos aja nggak pernah ada remnya. Itu kamunya aja yang kebo. Lagian kamu urang ajar banget mang Asep mau dipajang dikamar kamu."
Mendengar ibunya ceramah ia hanya mengangguk anggukkan kepalanya saja, memberi isarat bahwa ia mengerti.
"Kan jadi ngomong melulu.Ya udah ya ma. Aku berangkat dulu. Nanti aku telat lagi." Pamitnya sambil berlari keluar. Namun sebelum tangannya menggapai pintu ibunya kembali berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hippo [On Going]
Teen FictionTernyata Sammuel ngga seburuk yang aku kira - Laluna Putri Ayudya Cover by @santias12345