Kringggg kringggg kringgg
Bel tanda masuk telah berbunyi. Hal tersebut lantas membuat siswa siswa SMA Garuda meninggalkan kegiatannya.
"Yah masuk tuh." Hampir semua siswa kala bel tersebut berbunyi tiga kali yang mengakibatkan kesenangan mereka terhenti. Seperti cewek cewek dengan kebiasaannya yaitu ngrumpi sambil dandan. Kan masih pagi. Ketika bel berbunyi mereka berhamburan karena kaget. Tentu saja itu berakibat pada penampakan mereka dari alis bercabang sampai pipi dilipstikin. Pipi kok dilipstikin itu nambal jerawat atau gimana. Lalu mereka akan berebut kekamar mandi.
Beda sama cowok yang kalo denger bel masuk mereka justru makin netep nongkrongnya.
"Belnya baru bunyi juga ngapain kita ke kelas cepet cepet. Nanti aja kalo udah mau istirahat kita masuk. Pinter pinter cari alesan." Nah itulah biasanya yang ada di pikiran cowok ketika masuk.
Tapi hal semua tidak akan berlaku pada bunyi bel tanda waktu istirahat. Mereka dari murid, guru hingga pedagang di kantin akan bersorak gembira. Mereka selalu kompak akan hal tersebut. Seakan mereka melihat oasis di tengah padang pasir.
*****
Luna tersadar dari lamunan mengagumi sekolah barunya karena mendengar suara bel tanda masuk.
"Neng mau masuk nggak atau cuma mau bengong disitu aja?" Pak Bejo selaku satpam sekolah mengingatkan Luna yang dari tadi berdiam diri.
"Eh i-iya pak." Luna tegagap karena agak kaget memang.
Tadi di rumah sebenarnya sudah janjian sama April teman sebangkunya ketika smp. Tapi karena ia amat terkagum dengan sekolahnya maka ia jadi lupa.
"Eh Lun sini!" April yang sejak tadi sudah menunggu Luna memanggil Luna yang sejak tadi ia tunggu tapi tak kunjung datang.
"Hai Pril. Lo kemana aja sih dari tadi nggak keliatan. Lo nggak tau ya gue udah berdiam diri didepan sekolah dari tadi tau!" Ucap Luna dengan wajah besungut sungut.
"Eh gila lo. Emang ngapain lo disana? Mangkal non?" Balas april disertai tawa yang mendera.
"Bukannya kita udah janjian di bawah pohon mangga ya? Mending gue nemu pohon mangganya kalo enggak masak gue musti neduh dibawah pohon toge sih." Tambahnya ketika sadar bahwa disini ialah pihak yang dirugikan karena Luna tak memenuhi janjinya.
"Woy dek lo mau sekolah nggak?" Tanya cowok berkaca mata dengan seragam super rapi. Yang pasti ia adalah seniornya karena ia telah menggunakan seragam putih abu abu.
Sontak keduanya menoleh karena merasa di panggil. Mereka lantas berlari menunu tempat dimana manusia berseragam putih biru seperti mereka berkumpul.
"Eh iya kak maaf." Cicit mereka karena malu ditegur begitu. Jika diperhatikan Budi senior yang menegur mereka menggunakan id card yang dikalungkan pada lehernya. Itu adalah simbol bahwa yang memakainya adalah senior yang bertugas mendampingi siswa baru.
"Cepet sana kumpul!" Perintahnya pada keduanya.
"Eh lo nanti dulu. Sini lo!" Tunjuknya pada Luna yang lantas membuat luna bertanya.
"Loh gimana sih kak katanya disuruh cepet ke sana sekarang malah dipanggil lagi. Kurang pendirian nih kakak. Saya itu pengen cepet gabung biar bisa sekolah terus jadi anak yang pinter banggain orang tua terus guru terus bangsa dan negara. Nah ini malah ditahan." Jelas Luna tanpa jeda yang membuat Budi pusing menanggapinya. Mana suara cempreng Luna yang memang kurang enak didengar. Eitss bukan kurang tapi memang tidak ada enak enaknya sama sekali.
"Eh bukan gitu. Tapi mana atribut ospeknya? Kok lo nggak pake?" Tanya Budi karena penampakan Luna yang berbeda dengan anak anak baru di sekolah mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hippo [On Going]
Novela JuvenilTernyata Sammuel ngga seburuk yang aku kira - Laluna Putri Ayudya Cover by @santias12345