Welcome Hell

67 6 0
                                    

"Sumpah ya capek banget gue. Mana panas lagi. Huh awas tuh cowok. Semena mena banget sama gue. Emang gue mau apa ditindas kaya gini. Tunggu aja pembalasan dari gue. Siapa tadi namanya. Oh Sammuel. Iya Sammuel. Mentang mentang anak pemilik garuda dia bisa jadi brandal sekolah. Awas aja tuh Sammuel sialan. Pokoknya kalo masa ospek ini udah selesai gue bejek bejek tuh orang. Biar mampus sekalian. Emang dia pikir nggak capek apa lari kaya gini..." Keluhan Luna terus berlanjut. Kini ia telah melakukan 15 kali putaran. Hukumannya kini telah hampir ia selesaikan. Beruntung ia punya tubuh yang kuat dalam waktu 45 menit ia telah sampai posisi sekarang.

Sebenarnya Luna diawal tadi menolak mentah mentah hukuman yang diberikan Sammuel padanya. Namun bukan Sammuel namanya kalau tidak bisa membuat patuh orang orang disekelilingnya.

Sammuel yang mendapati penolakan Luna sontak memerintahkan anak buahnya yang merupakan panitia dalam kegiatan ospek tahun ini untuk berbuat sesuatu.

"Jadi Lo nolak apa yang gue mau? Ok kalo gitu. Dra cepetan lo kasih pengumuman sama tuh bocah baru kalo ini ada temennya yang nolak buat dihukum jadi mereka semua harus nanggung apa yang cewek ini tolak!" Begitulah perintah Sammuel pada Candra. Hal tersebut dilakukanya untuk menggertak Luna agar mau melaksanakan hukumannya. Namun juga bukan tidak mungkin bila cewek itu tetap menolak kemauannya ia benar benar akan melaksanakannya.

Mendengar apa yang akan diperbuat oleh ketua osis yang songong itu Luna memilih melaksqnakan hukuman yang diminta. Karena selain memang dia yang salah tidak mematuhi persyaratan ospek kali ini juga karena ia tidak mau teman temannya menjadi korban penindasan orang laknat seperti Sammuel.

"Ok gue terima asal lo jangan sentuh temen temen gue." Luna menyetujuinya dengan menatap tajam Sammuel untuk mencoba mengintimidasinya melalui tatapan.
Tapi mana berpengaruh pada Sammuel.

Maka berlarilah Luna menuju Lapangan basket yang terletak dikanan gedung bertingkat SMA Garuda.

Sebetulnya Sammuel masih kesal dengan perkataan cewek tadi yang sempat mengatainya miskin. Hello dari mana miskinya coba? Keluarga Sammuel itu tajir melintir. Mengenai kepemilikan sekolah ini hanya sebagian kecil yang dimiliki oleh keluarganya.

"Udah ketauan salah masih songong aja tuh cewek." Sammuel yang tadi sempat melirik badge nama Luna pun tersenyum sinis.

"Laluna Putri Ayudya. Selamat datang di neraka." Batinnya karena ia sedang menyusun rencana untuk menindas cewek itu.

Maka berakhirlah Luna yang dipagi hari yang cerah ini berlari lari ria di lapangan basket sekolah barunya.

********

Karena posisi Lapangan yang agak jauh dari dari tempat ospek ketika selesai lari Luna langsung menuju kantin yang kebetulan berada di samping Lapangan basket untuk mencari minum.

Walupun tadi ketika lari tidak ada yang menungguinya pantang bagi Luna untuk curang. Itu bukanlah sifatnya. Ia melaksanakannya sesuai apa yang diminta.

Genap satu jam sudah Luna habiskan untuk melaksanakan hukuman sekaligus mampir kekantin tadi. Ingat semua tadi Luna laksanakqn dengan mengoceh sepanjang waktu. Bahkan tadi ia tersedak karena terus merutuki cowok yang telah memberi hukuman keji di pagi yang indah ini.

Luna memberi tahu salah satu seniornya bahwa ia telah selesai melasanakan tugasnya. Lalu ia diinstruksikan untuk bergabung dengan teman teman seangkatannya yang kini berkumpul di aula sekolah.

"Eh tadi lo diapain aja?" April khawatir dengan keadaan Luna pasalnya cukup lama sahabatnya itu dibawa pergi. Dan kini lihat penampilan Luna. Keringat yang membasahi seragam serta rambut kucel menghiasi penampilanya. Oh jangan lupakan seragam kumelnya.

Hippo [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang