Ini adalah malam hari setelah hari panjang yang telah Luna lewati. Tadi waktu pulang luna langsung ngeloyor menuju kamarnya. Badanya terasa remuk seolah semua tulang yang ada pada tuhuhnya koyak. Bahkan Ani yang tadi berada diruang keluarga menonton tv sampai bengong mendapati putrinya pulang langsung menuju ke kamar setelah mengucap salam.
"Gila gue capek banget. Emang dasar ya itu orang. Pokoknya musuh gue tuh!" Luna masih saja teringat dengan Sammuel yang sangat kejam padanya bahkan dihari pertama sekolah.
"Oke gue musti sabar buat sekarang. Tenang Lun lo bisa lewatin ini. Lo udah susah susah masuk garuda. Jadi lo musti semangat!" Luna menyemangati dirinya. Posisinya sampai duduk terbangun dari rebahannya di ranjang tempat biasa tidur. Dengan tangan mengepal sebagai tanda bahwa ia sangat serius dengan ucapannya.
"Luna kamu udah mandi belom. Kalo udah ayo makan dulu!" Ajakan ibunya bersamaan dengan pintu kamar Luna yang terbuka.
"Kamu lagi ngapain?" Ibunya heran dengan tangan luna yang terkepal terangkat keatas.
"Hehe nggak ngapa ngapain kok ma. Iya aku mandi dulu ya ma." Luna malu dengan ibunya. Ia turunkan tangannya.
"Ya udah cepet sana!" Ibunya kini berjalan keruang keluarga kembali menonton tv.
Luna langsung mandi setelah kepergian ibunya. Ia sangat merasa segar ketika air menyentuh badannya. Seakan semua penat terangkat dari tubuhnya.
Setelah selesai mandi Luna turun menuju ruang makan. Tapi sebelum itu ia membasuh tangannya diwastafel dapur.
"Mama masak apa ma?"
"Itu tadi masak tumis kangkung sama ayam kecap." Ucap Ani tanpa menoleh karena ia sedang menonton sinetron kegemarannya.
Setelah mengambil makananya Luna ikut bergabung menonton tv berdama ibunya.
"Udah sampe mana ma?" Luna menanyakan kelanjutan sinetron yang juga biasa ia tonton.
"Itu si bapaknya udah mau ngomong kalo dia itu ayah kandung Mentari." Lagi lagi wajah ibunya tak berpaling dari layar datar yang menempel pada tembok bercat putih rumah mereka.
"Iya mah? Masak sih? Wah berarti aku udah ketinggal banyak dong. Padahal terakhir aku nonton itu si Mentari masih nyelidikin si bapak tua itu. Wah nggak bener tuh yang nayangin. Nggak nungguin aku dulu. Mana penasaran lagi aku. Mamah juga nggak skip dulu nunggu aku dulu. Ah rugi.." Luna memulai kebiasaannya nyerocos tanpa jeda yang membuat sesi menonton Ani terganggu.
"Udah cukup Lun. Kamu kira ini steaming youtube apa? Bisa diskip. Ya terima aja kamu kan udah masuk sekolah. Kamu tuh ganggu aja. Orang tinggal nonton juga." Jiwa cerewet ibu ibu Ani kambuh karena dirinya terganggu saat menonton sinetron.
"Pokoknya jangan karena kamu ketinggalan scennya kamu ganti channelnya. Awas aja mamah potong uang jajan kamu." Peringat Ani kala melihat lagat Luna yang meraih remote tv.
Memang Luna dan ibunya sering menghabiskan waktu bersama hanya untuk menonton tv bareng. Mereka akan menonton acara yang sama hingga mereka baper. Nah begini jadinya jika ibu ibu telah baper pada satu sinetron. Pokoknya semua penghuni rumah haram hukumnya pegang remote. Kalau tidak ya ancaman maut akan keluar.
******
Esok harinya luna datang ke sekolah lebih pagi. Ia kapok dengan hari kemarin. Ia tak mau hal yang sama menimpanya lagi. Maka berujunglah sekarang ia membawa persyaratan yang kemarin ia sengaja tinggal.
"Ah ribet nih. Mana bau lagi nih pete!" Keluh Luna saat ia membetulkan letak topi setengah bola yang menggangu tatanan rambutnya yang saat ini ia tata kuncir kuda seperti biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hippo [On Going]
Dla nastolatkówTernyata Sammuel ngga seburuk yang aku kira - Laluna Putri Ayudya Cover by @santias12345