Tak Disangka

64 7 0
                                    

Posisi matahari siang ini telah berada ditengah tengah membuat bayangan obyek yang ada di garis bujur bumi bagian ini menjadi tegak lurus dengan posisi obyek. Jam kini menunjukkan pukul 12.00 baik jam tangan, jam dinding, bahkan yang berada didalam ponsel. Seperti siang siang yang sebelumnya, pada waktu ini akan terdengar suara yang berasal dari bangunan bangunan yang pasti disetiap daerah memilikinya.

Begitu juga di SMA Garuda ini, suara merdu yang melantunkan adzan kini bergema memanggil umat umat muslim agar menunaikan kewajibanya terhadap sang pencipta.

"Udah adzan. Ayo cepet kita ke musala!" Ajak Fani pada Luna dan April. Mereka telah menghabiskan waktu istirahat pertama mereka di kantin sekolah.

"Eh denger deh itu suara merdu banget." Ketika mereka meninggalkan kantin April baru menyadari bahwa suara yang mengumandangkan adzan dhuhur tersebur sangatlah indah.

"Eh iya lho. Itu bagus banget suaranya. Siapa ya yang adzan?" Luna juga menyetujui apa yang April katakan.

"Gue udah tau sebelumnya. Tapi gue nggak ngira kalau suara dia bakal sebagus itu." Suara Fani menyadarkan kedua temannya karena keduanya sedang asyik menikmati ajakan salat tersebut.

"Maksud lo apaan sih Fan?" Luna yang terlebih dahulu menanyakannya.

"Itu yang adzan."

"Lo kenal sama dia? Wah kenalin dong!" Luna jadi penasaran.

"Iya siapa sih?" April juga ikut ikutan.

"Itu orang yang yang adzan.." Fani menggantungkan suaranya menambah rasa penasaran Luna dan April.

"Siapa sih?" Luna mulai tidak sabar.

"Dia itu.." Lagi lagi Fani menggantungkannya.

"Niat ngasih tau nggak sih lo Fan?" Luna semakin geram antara kesal dan penasaran.

"Lo kepo banget sih Lun?"

"Lo bener bener ya Fan!" Luna yang sangat kesal karena dipermainkan oleh Fani hendak pergi.

"Eh tunggu Lun! Dia itu cowok yang sama dengan cowok yang dari tadi lo maki maki!" Jawaban dari Fani sungguh mengejutkan. Siapa coba yang percaya bahwa cowok tengil seperti Sammuel yang memiliki suara itu. Sontak Luna dan Apri terkejut mendengarnya.

"Lo beneran Fan?" Apri yang tersadar terlebih dahulu lagsung meminta kepastian dari Fani.

"Ho'oh."

"Tuh lo denger sendiri kan Lun? Kak Sam itu paket komplit. Udah ganteng, tajir, soleh lagi. Kurang apa coba?" April hendak menyadarkan Luna.

"Apa lo bilang Pril! Kurang apa lo bilang?! Mata lo merem ya seharian ini. Sahabat lo ditindas mulu dari tadi. Dan sekarang lo belain si pelaku? Udah geser kayaknya otak lo Pril. Gih sono lo ke rumah sakit aja!" Raut muka Luna yang tadinya horor karena  mendengar ucapan April kini berubah menjadi sangar. Luna mencak mencak sejadinya. Dengan didominasi mulut tanpa rem bin toa bin cemprengnya ia kini menjadi pusat perhatian. Luna yang sudah terbiasa dengan posisi itu kini sudah tak malu lagi. Berbeda dengan Fani karena ia baru mengenal Luna ia bergidik ngeri dengan tingkah luna sekarang. Luna yang diam seperti gadis manis tapi sekarang lihatlah dia. Luna telah berubah menjadi monster godzilla.

"Hehe. Lo jangan benci benci dong ama kak Sam. Atau jangan jangan lo naksir ya sama dia?" Fani tak habis pikir dengan jalan pikiran April. Luna yang sedang kesal karena dirinya sekarang malah ia ledek.

"Apa lo bilang?" Luna mulai tumbuh tanduk.

"Oh tidak. Luna sedang jatub cinta." Seperti tak ada habis habisnya April meledek Luna.

Hippo [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang