Hinata [Eps 3]

25 2 0
                                    

****

Hinata

****
Namaku Hikaru Hinata.
Dulu... Aku diperlakukan seperti pembantu dirumahku.
Tidak, lebih parah dari yang kau kira.
Aku seperti di siksa dirumah, bahkan ketika aku masih umur 6 tahun.
Aku tidak berani melaporkan ini kepada siapapun, aku tidak ingin penyiksaan ini bertambah parah.

Ah, aku pintar dalam musik, kau pasti pernah dengar.
Itu semua... Bukan keinginan ku.
Aku sangat senang adikku bisa bebas hidup,
Dia sangat baik, aku harap aku tidak akan kehilangannya dari sisiku.

Aku dipaksa oleh ibuku untuk pergi ke pantai dan menampilkan 'bakat'ku.
Hah.... Kecelakaan katamu?
Tidak. Mereka dibunuh.
Aku tahu siapa pembunuhnya.
Aku tidak berani melaporkannya.
Tidak penting untuk kulaporkan perbuatannya.
Sama sekali tidak penting bagiku.
Aku senang.

Aku bebas.

****

→Keylin

****

”Hey, Felix?”

”Ya?”

”Apakah kau melihatnya?”

”Tentu saja. Sebagian masih ada disitu. Sebagian telah di pel.”

Aku bisa melihat Hinata membuang mata, dia menganggapnya tidak penting. Bukankah sebelumnya dia panik tentang hal ini? Dia semakin mencurigakan, anak yang duduk di kelas sendirian... Dia terlihat santai saat ada darah di wc. Apa ini sudah terjadi beberapa kali? Dia terlihat sudah terbiasa.

”Ada apa?” tanya Hinata.

Sepertinya dia mengetahui aku curiga dengannya, atau mungkin dia tahu aku sedang melihatnya.

”Ah, tidak apa. Aku hanya butuh petunjuk jelas.”

”11:30”

Setelah mengatakan itu, Hinata berdiri dan berjalan entah kemana.
Apa arti dari 11:30? Apakah itu sebuah petunjuk yang ia temukan? Atau dia sudah tau siapa pembunuhnya?

”11:30? apa?” tanya Felix.

”11:30, bukannya itu adalah jam pelajaran matematika?”

”Ya, aku tahu.” jawaban Felix atas pertanyaanku.

Kriiiiiiiiiiing.

Jam 10:47, aku tidak sabar mengetahui apa yang dimaksud Hinata dalam 11:30, tidak terlalu penting. Tapi disaat itu, aku menanyakan petunjuk, kan? Mungkin 11:30 itu sebuah adalah petunjuk. Kelas matematika berada di lantai 2. Setiap pelajaran Matematika kita selalu dikasih Pekerjaan Rumah. Tidak penting.

Aku - tidak, kita akan menanyakan Hinata tentang hal ini.
Sekarang adalah pelajaran IPA.
Kami berlari menuju kelas, duduk di bangku kami dan melihat ke Hinata. Dia terlihat santai seperti biasa.

Sesuai dugaanku, dia akan membalas lirikan kami.
Aku akan menyelidiki aktivitas kelas. Karena 11:30 adalah waktu pelajaran. Pasti sesuatu terjadi saat pelajaran dimulai.

Kriiiiiiiiiiing.(lagi)

11:15

Waktu belajar kami hanya menghabiskan sedikit waktu, tapi rajin.
Waktu istirahat kami hanya menghabiskan sedikit waktu, tapi sering.
Kami segera lari menuju Hinata untuk mendapatkan petunjuk lain.

”Hinata!” teriak Felix yang berlari lebih kencang daripada aku.

Hinata menoleh kebelakang, aku melihat lengan bajunya menutupi tangannya.

”Apa? Mau menanyakan petunjuk? Itu yang kutemukan dibawah tubuh korban. Aku tidak tahu pasti apa yang mereka maksud.” penjelasan Hinata, jadi, dia menyelidikinya juga ketika dia melihat banyak darah di wc laki laki?

”kalau begitu, ayo kita selidiki bersama!” ucap Keylin.

”Baiklah, jika itulah yang kau mau.” jawab Hinata membalikkan badannya ke arah kita.

Kriiiiiing!

Sesuai dugaanku, bel akan berbunyi dalam waktu yang sedikit.
Jam 11:30. Ini waktu beraksi! Tapi kita juga harus siap siap matematika-

Saat kita masuk kedalam kelas, tanpa dugaan, banyak darah berada dilantai, darah itu mulai hilang saat berada di dekat wc laki laki. Hinata dan Felix lari menuju wc tersebut. Teriakan Felix terdengar dari jauh, apakah mereka barusan menemukan sesuatu?!

****
To be continued.
****

Tomboy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang