Sesuatu [ Eps 2 ]

38 2 0
                                    

” eh..??  Kau bercanda kan?! ” ucap Keylin kepanikan.

” t-tentu saja tidak! Apa untungnya aku berbohong?! ” jawab Hinata kepanikan,

Murid-murid pun berlarian seperti capung berterbangan kemana mana. Kepanikan dan ketakutan menyebar ke semua murid dan meminta untuk pintu tersebut segera dibuka agar mereka bisa lari keluar.

” kau lihat?! Kelas menjadi panik ! Buka pintunya sekarang! ”

Hinata perlahan membuka pintunya. Dia melangkah keluar kelas dan berjalan entah kemana. Teman-teman kami berlarian keluar kelas seperti semut bereaksi kepada manusia, kami, Keylin dan Felix sama sekali belum mengetahui, apa Hinata berbohong atau tidak. Dan kami tidak tahu dia sedang pergi kemana.

” Kemana Hinata? ”

” Ga tau, dia larinya ke arah timur, yang lain ke barat, yah salah satunya ke timur. ” jawabku sambil melihat sekeliling.

”Timur barat segala, dia masih nekat pergi ke wc?”

” Entahlah, sekarang kita harus menunggu bel ny-”

Kriiiiiiiiiiing.

Bel berbunyi, kami sedikit terkejut lalu pergi ke kantin. Sebelum pergi ke kantin, kami melihat satu anak yang masih berada dikelas kami. Tapi kita menganggapnya tidak penting, lalu kami meneruskan perjalanan ke kantin.

”Si Hinata mana ya? ”

Aku tidak tahu Hinata berada dimana, dia pergi bersama satu anak. Mungkin mereka menuju ke suatu ruangan selain wc, setelah mendengar pertanyaan Felix, aku menggelengkan kepala.

”Anak itu bener bener ya, suka ninggalin orang.”

”Anak-anak jaman sekarang kan udah beda Felix. ”

Percakapan kami telah selesai, kami melanjutkan antrian dan segera membeli makanan dikantin. Kami duduk di tempat duduk yang bersebelahan.

”Kamu khawatir sama Hinata gak? ”

Aku melanjutkan percakapan kami tentang Hinata, aku ingin tahu banyak tentang dirinya. Tapi niat ku baik aja kok. Felix menjawab pertanyaan ku seperti seseorang yang sedang di wawancarai.

”Ga terlalu, dia itu anaknya cukup menyedihkan. Dia pernah curhat sama aku loh ”

” Oh ya? Coba ceritain curhatannya lix. ”

Aku segera menanyakan apa yang Hinata katakan kepada Felix, Felix menarik nafas lalu menghembuskan nafasnya. Ceritanya begitu panjang ya? Aku bersabar menunggu Felix menceritakannya, lalu akhirnya dia bercerita.

”Ini cerita kehidupannya, yakin mau dengar? Agak menyedihkan bagiku sih. ”

Oh, Hinata menceritakan tentang kehidupannya? Apa dia begitu dekat dengannya? Entahlah, aku tidak tahu pasti. Felix melanjutkan percakapan dengan membahas cerita Hinata.

” jangan bilang Hinata ya, aku ngasih tau tentang kehidupan masa lalunya. ”

”Sip, serahkan padaku tentang hal itu.”

”Hinata itu dulu dia pernah kecelakaan, itu sebabnya dia masih punya luka di bagian mukanya. Karena setelah mobil terbakar, dia dan orangtuanya masih didalam. Hinata keluar dari mobil dan tertolong oleh beberapa orang. Dia amnesia, dia diurus oleh orang yang baik, tapi dia telah kehilangan orangtuanya. Dia juga tak tahu adiknya berada dimana. Si Hinata itu pintar nyanyi juga loh. ”

”gak terlalu sedih buatku, tapi akan ku ingat baik-baik.”

Kami melanjutkan percakapan sambil memakan makanan yang kami beli dikantin, tak lama kemudian, bel berbunyi, kami segera menuju ke kelas, terdapat 16 murid yang masih berada di kelas tersebut. Yang lain mungkin kabur dari sekolah, atau keluyuran keluar kelas. Setelah kelas dimulai, kami berjalan ke arah pintu. Dan Felix berkata dia akan pergi ke wc, dia meninggalkan ku sendirian di depan kelas.

****

Aku melihat Hinaga berjalan ke arah kelas, aku melompat ke Hinata dan kami terjatuh, Hinata terlihat begitu kesakitan, jadi aku segera berdiri dan membantu Hinata.

”ngapain pake lompat lompatan segala sih?!”

”ya, maaf. Kamu habis dari mana aja coba?!”

Kami bertengkar di depan kelas sampai Felix datang kembali, suasana terasa lega setelah Felix datang. Aku mendapatkan temanku kembali disisiku untung melindungiku dari Hinata! Tapi aku sama sekali tidak tahu mengapa aku harus melompat ke Hinata.

”Oi pada ngapain si?!”

”Pacarmu nih, nabrak aku! ”

”PACAR?! KITA GAK PACARAAAAN!!!”

Felix melerai kami dan kita bertiga menuju ke kantin, aku melihat goresan berdarah di lengan Hinata. Sudah dari kapan goresan itu terdapat pada tubuhnya? Aku juga belum menanyakan Felix apakah ucapan Hinata benar dikelas tadi.

Kami tidak membeli makanan, tapi kami hanya mengobrol tentang hal-hal aneh. Bel berbunyi dalam sekejap, kami kembali ke kelas dan duduk di bangku kami.

”Felix?”

”Apa?”

”Emang benar ucapan Hinata? Kamu kan ke wc, pasti lihat dong.”

****

To be continued.

****

Tomboy [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang