OM-4

512 9 0
                                    

Sedangkan Alena and de geng yang masih berada di kantin sedang berbincang-bincang, tidak termasuk Alena dan caca karena mereka sedang melamun.

Gina dan tasya tau apa yang dilamunkan caca, pasti sekarang caca sedang melamunkan sikap Revan terhadap caca tadi.

Gina dan tasya saling tatap kemudian menatap Alena dan juga caca kembali

"Ca udalah jangan lamun terus, kesambet tau rasa lu" kata tasya membuyarkan lamunan caca

"Kaga kok, gue gak ngelamun cuma gue lagi berfikir keras aja"

"Sama aja bege!" timpal gina sambil menjitak kepala caca, yang membuat si mpunya meringis sakit

"Sakit bngst" gina tidak menghiraukan caca yang sesang meringis melainkan dia langsung memberi kode melihat ke arah alena yang sedari pulang dari toilet dia melamun

"Eh, bngst kenapa lu dari tadi gak ngomong-ngomong hah?! Sariawan dadakan lu" Kata caca sambil memukul belakang kepala alena

"Eh sakit bangs*t kepala gue ellah"

"Lu nya sih dari tadi melamun mulu, tuh bakso habisin"

"Gue tuh tadi denger suara..."

"Tar aja ngomongnya sekarang habisin tuh bakso bentar lagi masuk bego!"potong caca dengan suara yang agak ngegas

"Loh kenapa lo ngomongnya jadi ngegas gini sih!" timpal alena karena tidak suka dengan cara ngomong caca yang agak ngegas

"Gue cape len!" dengan nada bicara yang dingin dan menunduk

"yaudah kalo capek gausah belajar aja" celetuk tasya

Maksud caca tadi bukan capek yang itu, melainkan tadinya caca mau menceritakan yang sebenarnya terjadi selama ini kepada mereka

"Maksud gue buk-"

(Tingnong tingnong saatnya masuk kelas)

bel masuk kelas pun telah berbunyi, memotong perkataan caca. Caca hanya menghela nafas

Mungkin bukan saatnya gue ceritain kepada mereka(batinnya berbibacara)

"Apa ca lanjutin" kata gina penasaran

"Gak... I-tu ma-k-sud gue tuh g-ue capek.. Em capek mau tidur" alibinya gelapan membuat mereka merasa ada yang aneh.

"Kenapa gaya bicara lo jadi beda? Kok kaya nyembunyiin sesuatu sih" kata alena dengan curiga

"Nggak kok gue cuma ngantuk kok" dengan menstabilkan kegugupannya

"Yaudah mendingan kita bolos yuk!" ajak tasya dengan semangatnya

"oke" balas mereka dengan kompak

"Mending kita ke uks, kasian tuh yang lagi ngantuk" ajak gina sambil menunjuk caca

"Mereka hanya mengangguk menyetujui"

"Sekarang mending habisin aja makanan kita dulu, setelah itu baru kita pergi ke uks"

"Yaudah oke"

Setelah beberapa lama mereka mengahabiskan makanannya mereka langsung bergegas pergi ke uks

"Lena"

setelah di tengah perjalanan Alena en de geng mendengar suara seseorang yang memanggil nama alena, mereka menengok ke sumber dimana arah suara itu tepat di belakang mereka

"Kenapa kalian nengok, kan gue cuma panggil alena aja" sewot cowok tersebut

"Paan gas" jawab alena malas

"Huhh?!" dengan tanpa suara ketiga sahabat alena bertujuan menyoraki bagas"

"apaan sih" balas bagas tidak suka dengan ketiga sahabatnya

"Lo yang apa-apaan kan mereka temen gue, lah lu siapa?"

"Eh len gue kan calon masa depan lo"

"Ih najis, gue kan calon istinya-"

"Venoo ku" teriak alena yang melihat veno tepat di belakang bagas

Caca memutarkan bola matanya malas melihat kelakuan alena yang kambuh lagi, beda dengan gina dan tasya yang tersenyum geli

Tetapi yang diteriaki malah menatap datar seolah tidak mendengar apapun

Veno en de geng yang saat ini berjalan menuju kelasnya yang berlawanan dengan alena, mereka sebentar lagi akan mendekati

"Venoku.." sapa alena sambil bergelayutan manja ditangan kekar veno

"Lepas!" dengan tatapan datar dan juga berusaha melepaskan tangan alena dari tangannya

Sementara disana ada seseorang yang mengepalkan tangannya melihat dengan mudahnya alena menggandeng tangan veno, sedangkan ia berbicara aja kadang alena menolaknya siapa lagi kalo bukan bagas.

Dengan wajah marah, bagas mendekati alena dan veno

"Len sebentar lagi lo akan jadi milik gue"

"Ngarep!"

Bukan alena yang membalasnya melainkan dia itu adalah...

******

OM-Only MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang