Sebuah Alasan

22 2 0
                                    

Kak Fahad
Besok gua jemput ya,Nay?

You
Oke kak,ditunggu,hehe..

-

Yaa sekira nya begitu isi pesan yang dikirim Fahad dan itu tadi malam.

Nyatanya sekarang tidak ada tanda-tanda Fahad yang akan menjemput Nayya.Demi Tuhan,ini sudah hampir jam tujuh,tapi Nayya masih saja setia menunggu Fahad.

"Kak Fahad beneran mau jemput ga sih?" Gumamnya,mulai gelisah.

Beberapa kali gadis itu menge-check ponselnya,barang kali ada pesan terkirim dari Fahad.Tapi berkali-kali juga Nayya tak menemukan pesan apapun di ponselnya.

Akhirnya gadis itu menghela nafas pasrah,dia benar-benar harus mengejar bus.Dia tidak mau telat lah,yang benar saja!

"Bun! Nayya berangkat yaa!" Teriak Nayya dari halaman rumahnya

"Temenmu ga jadi jemput,Nay?"

"Ngga bun! Nayya berangkat sendiri aja,assalamualaikum!" Setelah berteriak,tanpa mendengar balasan salam sang bunda,Nayya langsung berlari.

Benar-benar akan telat jika dia tidak berlari sekencang mungkin.

"Woy! Lagi marathon lo?"

Spontan,setelah mendengar suara itu,Nayya berhenti.

Dadanya naik turun,nafas nya tersendat-sendat,Nayya berkali-kali berusaha menelan ludahnya susah payah,peluh membanjiri pelipisnya,rambutnya yang tergerai pun kini mulai lepek akibat keringat.

Nayya membungkuk,menyangga tubuhnya dengan lengan nya yang ia tumpukan pada lutut.

"Heh! Udah cepet naik,mau telat lo?"

Nayya mendongak,memasang tampang kesalnya.

"Eh! Ga liat lo kalo gua lagi cape?! Lagian siapa sih lo?! Sok deket banget!" Sembur Nayya.

"Emang siapa yang suruh lo lari? Kampung banget sih." Ucap pengendara motor itu sembari melepas helm nya.

"Gue Rio.Temen nya Fahad." Lanjutnya

Nayya sempat terperangah sebentar,

Terpesona.

Memang siapa sih yang tidak terpesona dengan visual dari seorang Rio? Yang notabene nya si black sugar yang ganteng nya setara dengan aktor-aktor Indonesia seperti Iqbal dan Rizky Nazzar.

Sepersekian detik nya lagi Nayya tersadar,kemudian,

"OHH ELOO YANG SKSD SAMA GUA DI CHAT WAKTU ITUU?!!"

Rio spontan menutup lubang telinga nya,bunyi dengungan terasa sekali di dalam telinga nya,dan itu menyakitkan.

"Buset! Bisa ga sih lo ngomong nya kalem sedikit? Gua kira keypad lo aja yang ngegas.Ternyata.." ucap Rio menggantung

Nayya berkacak pinggang dan memasang wajah sangar nya,"Apa? Mo ngomong apa lo?!"

Seketika Rio menciut,seram juga ternyata jika melihat Nayya marah.

"Iye iye maapin elah.Yaudah cepet,mo naek apa kagak lo?"

Nayya terdiam sejenak,berfikir.

Kalau dia menolak dan memilih untuk menunggu bus,pasti akan lama.Dan sudah jelas nanti Nayya akan telat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ᴅɪʟᴇᴍᴀTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang