Bab 7

325 41 0
                                    

Happy reading..


Seminggu setelah kejadian di tebing itu. Keadaan ku berubah tidak seperti biasa. Sering terlihat lesu, wajahku bahkan terlihat sangat lelah. Bolak-balik ke dokter pribadi memeriksakan keadaanku yang mulai merasa berat. Hampir dua bulan ini aku jarang pergi kerumah sakit untuk cek kesehatanku.

Dokter Aerin, terlihat serius menuliskan sebuah resep obat. "Jangan terlalu capek nona, hal ini tidak baik dengan kesehatanmu juga"

Benar, setelah Valleta menikah dengan Yoongi harinya bahkan terlihat sibuk. Mengurusi rumah, kasus hak asuh, bahkan menyelamatkan Yoongi seminggu lalu. "Terimakasih, sudah khawatir padaku dok. Dok bisa sekalian aku periksa keadaan rahim ku" sebenarnya dia malu mengatakannya. Dokter Aerin bangkit dari kursinya dan mempersilahkan Valleta untuk kembali terbaring.

"Apa aku bisa hamil dok?" tanya Valleta. Dokter itu tengah melihat di layar yang terpampang.
"Kemungkinan kau bisa hamil itu sangat kecil. Karena penyumbatan oviduk itu." tetap saja ucapan itu yang terucap dari dokter Aerin. Raut muka Valleta kembali kecewa. Valleta kembali bangkit dan duduk di kurai semula, menatap wanita paruh baya yang memberikan resep obat padanya.

"Jangan terlalu lelah, minum obatnya sampai selesai juga" Valleta mengangguk dan permisi untuk pergi.

*

"Ini obat anda Nyonya Min" apoteker itu memberikan sebungkus obat padanya. "Terimakasih" ucap Valleta sambil tersenyum ramah sebelum meninggalkan apotik. Ia masih berpikir tentang apa yang dokter itu bilang. Hingga tanpa kusadari mobil yang mengantarkanku sudah sampai di depan rumah. Pintu utama terbuka, dan itu dia namja, tidak dia suamiku.

"Eomma.... Appa bawa oleh-oleh untukku?" Nara berlari kearah Valleta sambil mengangkat bingkisannya. "Benarkah? Apa appa mu itu tidak memberikan Eomma oleh-oleh juga?" tanya Valleta seakan menyindir Yoongi. Gadis kecil itu mengajaknya ke hadapan Yoongi yang tengah terduduk di sofa.

"Oleh-oleh apa aku kan pergi ke Busan empat hari."

"Appa bohong, Nana lihat appa membawa oleh-oleh besar katanya untuk eomma" Yeah Nara selalu tau ayahnya jika berbohong. Yoongi tercekat, Nara benar-benar masih polos. Dia kelihatannya ketahuan.

"Baiklah kau ambil didalam mobil, Ahjussi lee tolong ambilkan bingkisan di mobil." suruh Yoongi pada sopir pribadinya. Valleta melihat pria tua itu keluar bersama Nara yang merajuk ikut mengambilkan oleh-oleh untuknya. Seketika itu kepalanya pening. Duduk mungkin bisa menghilangkan peningku.

"Ada? kenapa wajahmu pucat?" Yoongi menatap wajah Valleta, mencoba mengamati. Valleta terkejut dengan ucapan Yoongi barusan. Apa benar dia sepucat itu dimatanya? Padahal dia sudah mengoleskan lipstik agar Yoongi tidak mengetahuinya.

"Ah.. Mungkin saja lipstikku habis, aku tadi habis dari kantor dan berkas-berkas pengajuan orang-orang banyak sekali, sekalian aku juga membagi tugas pada yang lain" tentu saja aku berbohong, tubuhku terkejut saat tangan Yoongi mengapai bahuku.

Dia memeriksa tubuh Valleta yang pucat "Benarkah? tubuhmu berkeringat dingin, kau sakit?" tanya Yoongi sekali lagi, entah mengapa tiba-tiba kepalaku terasa berat dan yang kuingat terakhir wajah Yoongi yang panik.

*

"Hm... Sudah berapa lama nyonya minum obat penenang?" tanya dokter itu, Yoongi terkejut mendengarnya.

"Obat penenang? yang ku tau dia minum obat tidur?" tanya balik Yoongi. Bingung dengan ucapan Dokter barusan.

"Maaf, seperti yang sudah saya periksa. nyonya sudah terlalu lama meminum obat itu" dokter itu menyimpulkan dan menulis resep.

Yoongi memegang dahinya, memijat pelipisnya pelan "aku bahkan tidak tau kalau dia sering meminum itu" Dokter itu beranjak dari pinggir ranjang sambil menyerahkan resep obat untuk Valleta.

"Ya ini resepnya, kau harus membuang semua obat penenang itu, ini adalah dampak pemakaiannya dalam jangka panjang" dokter itu pergi setelah memberikan resep obat pada Yoongi. Nara datang dan memeluk ayahnya.

"appa, eomma tidak apa-apakan?" Yoongi mengeleng pelan, sebagai jawaban.

"Tadi pagi ahjumma menemukan ini di bawah meja mungkin punya eomma" lanjut Nara sambil menyerahkan amplop coklat padanya dan pergi begitu saja. Mungkin bermain dengan mainannya tadi. segera Yoongi membacanya, tunggu ini hasil pemeriksaan Valleta.

"Apa jadi ini yang sering ia pikirkan?"

TBC





Valleta btw itu nama ibu kotanya malta wkwkwk

Next eps👉

Seesaw ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang