Happy reading
.
.
.Yoongi baru saja keluar dari kamar Valleta. Nyonya Kim melihatnya turun, "Ah kalian pasti lapar kan?" tanya ibu mertuanya. Yoongi mengangguk.
"Eomma aku ikut makan bersama kalian" Valleta keluar, membuat Yoongi terkejut. "Boleh, ayo Yoongi kita sarapan. Appa, Suho ayo kita sarapan. Sudah lama tidak sarapan bersama" ajak Nyonya Kim.
Seluruh pembantu dirumah Kim sedang mempersiapakan meja makan. Ada berbagai sajian yang enak di meja. "Noona kapan pulang kesini?" Suho menatapku sambil bertanya.
"Iya kemarin pagi, kau pasti tidak tau" ujar Valleta. "Noona sakitkan" Suho kelihatannya paham jika hanya melihat wajah pucat Valleta. Dia adikku, lama aku tidak berjumpa dengannya karena dia berkuliah di Eropa.
"Kau akan pulang Vallaeta? Appa salam Nara" ucap tuan Kim, "Iya appa kasian jika Nara sendirian di rumah. Pasti mencari kami"
*
Selama perjalanan pulang Yoongi terus mengenggam tangannya, seakan tak ingin Valleta kembali terlepas. "Hari ini kita ke rumah sakit" ucap Yoongi sambil melihat Valleta yang terkejut, dia tersenyum manis sambil menyetir.
"Kenapa? siapa yang sakit?" tanya Valleta.
"Hn.. Konsultasi tentang kesehatanmu" ucapnya seketika membuatku termangu. Bukan kah sudah jelas apa yang dia baca kemarin.
Wajah Valleta kembali memelas "Aku tidak bisa menurunkan keturunanmu, Min Yoongi dan itu sudah jelas" Valleta merasa kecewa bahwa Yoongi seolah tak terima.
"Tidak, aku yakin pasti ada jalan keluarnya, percayalah" ucapnya dia meyakinkan. Bahkan Valleta tidak sadar jika kita sudah berada di depan lobby rumah sakit. "Ayolah Valleta, percayalah padaku" Valleta melepaskan sabuk pengaman dan keluar dari mobil. Sebenarnya dia sudah bosan jika harus menemui Dokter lagi.
*
"Iya memang ada penyumbatan dioviduk, tapi ini tidak terlalu besar" ucap dokter itu setelah memeriksa keadaan Valleta, mengetahui hal itu membuatnya merasa terpuruk.
"Apa ada kemungkinan untuk dia mengandung?" dia bertanya, berharap ada solusi tentang hal ini.
"Iya ada tapi kesehatan nyonya harus baik, istirahat yang cukup dan makan yang bergizi itu juga penting" ujar dokter itu sambil kembali ke mejanya.
"Tuan Min dan nyonya Min anda bisa melakukan hubungan, tapi tuan Min harus memantau bagaimana keadaan nyonya Min saat mengetahui kehamilannya. Dah itu saja tuan dan nyonya, untuk nyonya Min jangan terlalu kecapekan bisa jadi faktor itu juga menyebabkan anda keguguran jika sudah positif hamil kala nanti" lanjut dokter itu.
Tampaknya Yoongi mulai paham, dia menatap Valleta sebentar sebelum kembali menatap dokter. "Iya terimakasih dok"
*
Mereka berdua datang hampir menjelang sore. Nara berhamburan memeluk keduanya. "eomma, appa kemana? Kenapa kemarin tidak ada? Aku jadi sendirian dengan ajumma" ucap Nara sambil mengerucutkan bibirnya. Kesal tidak diajak.
"eommamu kemarin sakit jadi.. Appa membawanya ke rumah sakit" ucap Yoongi bohong sambil mengendong Nara, Valleta hanya tersenyum sesekali mencium pipinya. "Maafkan eomma sayang"
Nara mengapai wajah Valleta dan mencium pipinya "eomma jangan sakit lagi" ucapnya dengan mimik yang lucu. "Baiklah eomma tidak akan sakit lagi"
"Appa rindu Nara" kali ini Yoongi membuat Nara tertawa dan membawanya ke atas. Valleta hendak melangkah mengikuti mereka, tetapi bel pintu berbunyi. Menghentikan langkahnya.
"Biar saya buka Ahjumma" ucap Valleta sambil melangkah menuju pintu dan membukanya. Mata Valleta menatap kedua sosok pria yang tak dia kenal. "Apa betul ini rumah tuan Min Yoongi? Aku Minkyun Kang" ucap pria itu mengenalkan diri.
"Iya anda benar tuan, mari silahkan masuk akan ku panggilkan suamiku" Valleta bergegas menyusul Yoongi keatas, berniat memanggilnya. Minkyung mengangguk dan memasuki rumah ini. Lalu duduk menunggu seseorang yang dia cari.
*
Jujur saja Valleta terkejut dengan ucapan tuan Kang Minkyun, dia bberkata akan mengambil Nara dan menyuruh Yoongi untuk membebaskan Jenna.
"Kumohon, Nara adalah putriku" dia merendahkan badannya. Valleta kembali melihat Yoongi yang tetap tenang sambil mengendong Nara, dia tahu bahwa Yoongi sangat berat hati jika Nara harus tinggal bersama ayah kandungnya. "Tuan Kang jangan seperti ini" kata Valleta sambil melihatnya iba. Pria di sampingnya itu mungkin keluarganya, seolah menyuruhnya untuk bangun tapi tuan kang menolak.
"Untuk Jenna, kau bisa temui dia direhabilitasi. Jika menyangkut Nara..." Yoongi yang terdiam, tak melanjutkan perkataannya. Lalu menghela nafas setelah mendapatkan jawaban atas semua yang ada dipikirannya "Nara tidak boleh pergi" ucap Yoongi tegas.
"Aku mohon tuan Min, aku tahu ini salah tapi Nara adalah putriku" pria itu menatap Yoongi. Gadis kecil itu bingung, terlihat saat Nara melihat keempat orang yang mempertanyakan tentang dirinya. "Ahjumma mereka membicarakanku?" Valleta mendengar gadis kecil itu berucap pada pembantu rumah bertanya tentang keadaan saat ini. "Aku mohon tuan"
Kembali ke topik awal pembicaraan yang ada di depan mereka dengan tuan kang yang tetap mohon. "Jangan begitu, dia sudah mengakui kesalahanya. Tinggal Nara mau atau tidak" bisik Valleta pelan di telinga Yoongi, sehingga pria itu menoleh. Valleta mengangguk dan memberi isyarat agar Yoongi mengerti.
Tangan Valleta melambai kearah Nara yang ada di belakang. Gadis itu langsung tanggap dan berjalan kearahnya. "Eomma mereka membicarakan aku kan?" tanya Nara dengan wajah polosnya. Valleta tersenyum mendengarnya.
"Iya putriku sayang... Dan Ahjushii disana adalah appa Nara--"
"-Bukan dia bukan appa Nara, appa Nara itu appa Yoongi" gadis kecil itu mulai menangis. Aku jadi kaget karena Nara paham dengan semuanya.
"baiklah, baiklah, eomma paham" mendengar hal tersebut membuat semuanya mengerti. Nara menolak ajakan tuan Kang.
"Sepertinya anda mendengarnya tuan, aku tidak bisa membujuknya jika seperti ini" ucap Valleta menunduk. Minkyun sangat kecewa dan frustasi.
"Baiklah, aku akan menitipkan Nara pada kalian. Tapi bolehkah aku memeluknya sekali saja" pinta Minkyun. Valleta kembali menoleh ke arah Yoongi untuk memberikan persetujuannya, Yoongi hanya menutup matanya seolah memperbolehkan. Lalu melihat kembali Minkyun dengan anggukan. Minkyun memeluk Nara sangat erat, namun Nara menangis tidak mau dipeluk. Meronta. "Maafkan appa, Nara"
*
Nara masih menangis hampir setengah jam setelah Kang Minkyun pergi. "Nara... Jangan menangis lagi appa mohon .." pinta Yoongi sambil menenangkannya, tapi Nara masih tidak berhenti menangis. Melihat hal itu membuat Valleta juga merasa bersalah.
"Nara, eomma buatkan makanan kesukaan Nara, tapi Nara harus berhenti menangis oke." pintaku sambil mengusap air matanya. Dia mengangguk, Valleta senang jika gadis kecil itu bisa dibujuk seperti ini. Yoongi menatapnya sejenak, dan Valleta hanya menanggapinya dengan senyuman.
"Appa Nara juga harus ikut membantu eomma" ucap Valleta membuat Yoongi tersentak. "Wae?"
*
TBC
Jangan lupa kasih ❤️ jika kalian suka ceritanya
Next eps...
KAMU SEDANG MEMBACA
Seesaw ✔️
Fiksi PenggemarValleta menerima tawaran Yoongi untuk menjadi istrinya. Berharap akan mendapatkan keuntungan namun sayangnya banyak kejadian tak terduga merundungnya. *** Yoongi, pria berusia hampir 30 itu mau tidak mau harus menikah dengan rivalnya dulu, Valleta K...