one

58 12 0
                                    

Plak... Plak...

Suara teriakan ibu sudah terdengar dari depan pagar rumah, zora yang baru saja pulang sekolah langsung berlari membuka pintu,dan benar dugaannya lagi lagi ayahnya memukuli ibunya.

Zora menghampiri ibu yang sudah terduduk dilantai yang dingin.

"udah yah udah,ibu kesakitan"suara zora bergetar sambil memeluk sang ibu.

"tau apa kamu anak kecil diem aja"saut ayah yang masih saja berusaha menarik lengan ibu.

"dimana uang hasil dagangan,masa cuman segini mana cukup"bentak ayah,sambil mengbongkar dompet ibu.

Ayah mengambil semua isi dompet ibu lalu pergi dengan membanting pintu rumah sangat kencang.

Aku dan ibu hanya bisa menangis kalo ayah mengamuk,mau gimana lagi dilawan pun ayah makin jadi

Kami memang bukan keluarga kaya raya, ayah seorang pemabuk dan judi, ibu hanya seorang penjualan sayur matang di warteg pinggir jalan.

Ini bukan kali pertama ayah seperti ini, hampir tiap hari ayah selalu kasar denganku dan ibu,semua ini terjadi semenjak usaha ayah bangkrut, dan ayah melampiaskan stres  nya dengan meminum alkohol.

Aku membantu ibu bangun lalu memberi obat pada lembam di tangan ibu.

"bu yang sabar ya, zora janji bakal bawa ibu pergi menjauh dari ayah, zora janji bu"ucap zora sambil meneteskan air mata.

Ibu memeluk zora lalu menangis, "harusnya ibu memberi kehidupan yang layak buat kamu nak, bukan malah menyusahkan hidupmu seperti ini"batin ibu

Tinggal di rumah ini sebenernya betah tak betah, ibu dan zora sibuk mencari uang banting tulang, ayahlah yang menghamburkan uang demi kesenangan.

Tetangga sudah tau semua kelakuan ayah, dan gimana keadaan keluarga kami, bukan hanya itu teman sekolah zora pun semua tau perilaku ayahnya dan kerap mengejeknya.

Zora tak pernah ambil hati,tujunnya hanya mencari ilmu, bekerja sukses lalu membahagiakan ibu.

Terimakasih sudah membaca💜ku kembali dengan tema cerita yang berbeda,selamat menikmati💜

CAKRAWALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang