Special Part : Jaehyun's

9.2K 809 42
                                    

Oke,maaf gajadi epilog😂

Soalnya aku ga yakin ini yang disebut 'Epilog' jadi ya aku jadiin special part aja. Khusus part ini full Jaehyun's side💜

Saran aku,mungkin kalian bisa play lagu "Virgoun - Bukti". Sebenernya aku gatau bakal nyambung apa nggak tapi kalo kata aku sih nyambung 😂

×××


"Kamu pasti bisa,sayang." Gue berucap seraya kembali mengelus lembut pucuk kepala Rose yang kini banjir dengan keringat. Sementara tangan gue menggenggam erat tangannya.

Rose kembali mengerang,masih berusaha mengeluarkan kedua bayi kembar kami. Melihat wajahnya yang menahan sakit,membuat gue gak tega. Andai bisa,lebih baik gue yang merasakan rasa sakit itu,daripada melihat istri gue sendiri mengerang menahan sakit.

Mata gue sontak berbinar begitu mendengar tangisan bayi,gue menoleh dan mendapati sesosok bayi kecil yang baru saja dokter ambil.

Setelah tali pusarnya dipotong,dokter Doyoung dengan senyumnya menyerahkan bayi tersebut pada gue.

"Selamat,Jae. Kembar pertama cowok." Ungkapnya.

Dengan tangan bergetar gue mengambil alih bayi yang merupakan anak kedua gue dari tangan Doyoung.

Segera gue mengadzankan anak cowok pertama gue. Begitu selesai gue adzanin,bayi kecil gue tersenyum. Lesung pipi gue juga menurun padanya,sama halnya dengan Hani.

"Selamat datang di dunia,anak laki-laki pertama Ayah. Jung Vino."

"Permisi,Pak." Tiba-tiba saja salah seorang perawat mendorong gue untuk menjauh dari ranjang tempat Rose terbaring,menyadarkan gue bahwa mata Rose kini terpejam.

Beberapa perawat mencoba membangunkan Rose,guna melanjutkan persalinan. Doyoung yang awalnya mengawasi jalan keluar bayi,kini kembali menghampiri gue,kali ini wajahnya terlihat panik.

"Jae,gue rasa untuk yang kedua harus sesar. Kesadaran Rose udah hilang,belum lagi pendarahan dari yang pertama lumayan parah. Untuk disedot juga ga memungkinkan."

×××


"Ayah,kok Bunda tidur terus,sih? Hani kan pengen digendong Bunda."

Gue mencoba tersenyum mendengar ocehan Hani,anak pertama gue. Gadis kecil yang baru menginjak usia 5 tahun.

"Bunda masih kecapean,sayang. Kemarin kan Bunda baru aja ngelahirin dua adik buat kita."

"Terus kenapa aku ga boleh masuk? Aku kan pengen meluk Bunda."

Tangan gue kini beralih mengelus lembut pucuk kepala Hani.

"Bunda pengen istirahat dulu,sayang. Kalo Hani masuk nanti Bunda gak jadi istirahat,malah main sama Hani."

Hani terdiam,matanya kini kembali melirik Rose yang masih terbaring di balik ruang rawat khusus,masih dengan beberapa alat menempel pada tubuhnya. Terhitung ini hari ketiga Rose koma pasca melahirkan sesar anak kembar kedua kami.

"Tapi Bunda pasti bangun,kan?"

"Bunda pasti bangun." Balas gue penuh keyakinan.

Gue harus yakin kalo Rose pasti mau bangun,dan Tuhan pasti akan memberikan yang terbaik.

Karena Hani masih kecil,jam besuknya ke rumah sakit jelas terbatas. Setelah cukup lama melihat Bundanya,gue kembali menitipkan Hani ke Jinyoung.

Gue kemudian memutuskan untuk menengok dua jagoan gue yang masih berada dalam ruangan khusus perawatan bayi.

"Selamat pagi dua jagoan Ayah. Jung Vino dan Jung Kevin." Gue bergumam seraya menatap sosok dua bayi yang masih berada dalam inkubator.

Jung Vino,anak kembar pertama yang lahir dengan normal. Tapi sayangnya,jagoan pertama gue terkena hemolitik karena perbedaan rhesus golongan darah dengan Rose.

Sementara Jung Kevin merupakan kembar kedua yang lahir dengan cara sesar. Kevin tanpa sengaja menelan air ketuban,membuatnya berakhir di tempat yang sama dengan Sang Kakak.

Saat tengah memperhatikan sepasang bayi kembar gue,tiba-tiba saja ponsel gue berdering,dan menampilkan nama Doyoung di layar.

"Halo?"

"Jae,lo mending siaga di ruangan Rose. Tadi ada perawat yang ngabarin gue kalo ada tanda vital baru."

"Gue kesana sekarang."

Sebelum pergi,gue kembali melirik Vino dan Kevin. "Jagoan Ayah yang kuat,ya. Sekarang Ayah jemput Bunda dulu,insyaallah nanti Ayah kesini lagi bareng Bunda kalian."

Barulah gue berlari menuju ruangan dimana Rose berada. Tepat saat gue akan membuka pintu,dua perawat keluar dari ruangan Rose.

Keduanya tampak terkejut dengan kehadiran gue. Mungkin karena gue yang keliatan ngos-ngosan,atau karena mereka ga pernah liat cowok seganteng gue :)

"Gimana keadaan istri saya? Tanda vital barunya apa?"

"Tadi ada tanda vital motorik,kami melihat ada pergerakan di jari pasien. Walau sedikit,tapi kami yakin ada pergerakan. Sejauh ini kondisi pasien sudah membaik." Jelas salah seorang perawat.

Gue menghela nafas lega seraya mengangguk. "Terimakasih."

Setelah dua perawat itu pamit,gue memasuki ruangan Rose. Kondisinya masih sama,gajauh berbeda. Beberapa alat untuk menunjang kehidupan masih terpasang di tubuhnya.

Gue mengambil duduk di kursi lipat yang tersedia. Tangan gue lantas menggenggam erat salah satu tangan Rose yang gue rasakan lebih hangat dari sebelumnya.

"Sayangnya Jaehyun,Bunda dari anak-anak. Kamu pasti bakal bangun,kan? Saya,Hani,Vino,dan Kevin masih butuh kamu,Rose."

Gue menghela nafas,rasanya gue mulai nerasa sesak. Segera gue hapus air mata yang tiba-tiba saja mengalir.

Rose,bagi gue dia wanita paling kuat dan hebat yang gue kenal setelah Mama.

Dia rela mengorbankan masa mudanya demi menjadi istri gue,pria yang penuh kekurangan. Demi menjadi sosok Ibu untuk Hani.

Hal yang masih gue inget sampe sekarang,dimana Younghoon nyaris memperkosanya. Waktu itu yang paling bikin gue takut,mentalnya akan terganggu dan meninggalkan trauma karena waktu itu usia Rose masih tergolong sangat muda.

Tapi di luar dugaan,mental Rose jauh lebih kuat dari yang gue duga. Lusa,setelah kejadian itu Rose kembali menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswi.

Bukan hanya itu,masih banyak hal mengagumkan lainnya yang ada dalam diri Rose,dan berhasil semakin membuat gue jatuh hati dengannya.

Seperti perjuangan Rose menyelesaikan intrensifnya dengan kondisi tengah mengandung Hani.

Dan perjuangannya melahirkan ketiga anak kami. Itu hanya beberapa,kalo dijabarkan rasanya ribuan kertas pun ga bakal cukup.

Tiba-tiba gue merasakan sebuah pergerakan di dalam genggaman gue. Mata gue seketika berbinar menyadari jari-jari Rose perlahan bergerak,walau pun kaku.

"Rose?"

Perlahan tapi pasti mata Rose perlahan terbuka,membuat gue gabisa untuk menahan senyum.

Terimakasih Tuhan.

×××


Fyi,aku nyaris nangis pas nulis book ini. Gatau emang aku aja yang baperan apa emang ini alurnya bikin pengen nangis ya? :')

Once again,big thanks buat kalian para penghuni kapal jaerose yang udah baca dan dukung book ini💜

Jangan bosen baca book jaerose aku ya,hehehe💜💜💜

Dengan ini aku nyatakan Kak Jae : New Life berakhir✨

ㅡsalam penghuni kapal jaerose✨

[2] Kak Jae : New Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang