ㅡSembilan

5.7K 722 38
                                    

Rose mengerjapkan matanya,mencoba memperjelas penglihatannya yang masih kabur.

Samar tapi pasti,ia menyadari tengah dikeliling beberapa orang. Begitu penglihatannya jelas,kini ia mengenali siapa orang-orang yang tengah mengelilinginya.

Mina dan Eunha duduk tak jauh darinya tengah menatapnya cemas,begitu pun June yang berdiri sembari melipat kedua tangannya. Hanya Minghao yang berada di sudut ruangan dan tengah menggali emas.

Begitu menyadari Rose yang sudah siuman,Mina langsung memeluknya erat. Gadis itu bahkan tak kuasa menahan tangis.

Rose mengerjap,jelas bingung. Ia mengedarkan pandangannya,menatap satu-persatu orang yang mengisi ruangan tersebut dengan penuh tanya.

Sesaat kemudian Rose menyadari sesuatu. "Kok gue bisa ada disini? Tadi kan gue di rumahㅡ,"

"Lo nyaris diperkosa,Rose."

Rose melirik June dengan mata terbelalak,jelas terkejut. "Diperkosa? G-gue?"

Wanita itu beralih menatap Mina,berharap sahabatnya itu memberikan jawaban yang ingin didengarnya.

Namun sayang,Mina mengangguk lemah yang secara tidak langsung membenarkan ucapan June.

Tangan Mina menangkap wajah Rose,ibu jarinya mengusap lembut kedua pipi Rose.

"June bener,lo nyaris diperkosa Kak Younghoon. Andai tadi Jiho gak ngehubungin gue,mungkin hal buruk yang gak pernah lo inginkan bakal terjadi."

Rose terhenyak,seketika telinganya terasa tuli. Hanya gemuruh degup jantungnya yang dapat ia dengar.

Ingatan Rose terlempar pada malam sebelumnya,dimana Jaehyun yang melarangnya untuk terlalu dekat dengan Younghoon.

Harusnya ia mendengarkan perkataan Jaehyun,bukan malah mengabaikannya dan membela Younghoon.

Rose menyesal. Ia merasa baru saja mengotori dirinya sendiri akibat perbuatan bodohnya.

×××

Jaehyun tersentak kaget begitu membuka pintu apartemen,dan Rose langsung menghambur ke dalam pelukannya.

Pria itu dapat mendengar dengan jelas isak tangis Rose yang sedikit teredam dalam pelukan tubuhnya.

"Maafin aku,Kak. Maafin aku gak nurut sama Kakak. Maafin aku udah jadi istri durhaka. Maafin akuㅡ,"

Jaehyun membelai lembut pucuk kepala Rose,ia lantas memberi sedikit jarak antara dirinya dengan istrinya.

Pria itu terkekeh pelan begitu melihat wajah Rose yang memerah dan sembab,belum lagi matanya yang terus mengeluarkan air mata.

"Udah,gapapa. Saya juga salah,gak menjelaskan dengan benar pada mereka beberapa tahun yang lalu dan akibatnya malah kamu yang kena imbas."

Tangis Rose malah semakin menjadi,bahkan tubuhnya jatuh bertekuk lutut di lantai. "Aku udah kotor,Kak. Younghoon udahㅡ,"

Jaehyun menekuk salah satu kakinya,mensejajarkan posisi dengan Rose. Kedua tangannya menangkup wajah istrinya dengan matanya yang menatap lekat.

"No,you are'nt. He doesn't did anything to you right? So you're not dirty,"

"But,he saw my body! He,"

Cup!

Jaehyun membungkam bibir Rose dengan sebuah kecupan tepat di bibirnya.

Tidak,Jaehyun belum selesai. Ia kini membawa tubuh Rose ke dalam gendongannya ala bridal sytle.

"Oke,stop. If you think you dirty,let me help you to clean your body."

Jaehyun tersenyum simpul dan langsung membawa tubuh Rose ke dalam kamar mereka.

×××

Hampir 5 menit yang lalu gue bangun,dan gue masih setia memperhatikan wajah tampan Kak Jaehyun. Padahal hanya memandangnya,namun hati gue terasa menghangat.

Jari telunjuk gue perlahan bergerak menyusuri tiap lekuk wajah Kak Jaehyun,dari hidung mancungnya hingga rahang tegasnya.

Gue tersenyum tipis saat tangan Kak Jaehyun mengambil alih tangan gue kemudian meremasnya lembut,masih dengan mata yang terpejam.

"Tumben udah bangun? Masih mau lagi ya,kamu?" tanya Kak Jaehyun dengan suara serak,diikuti kekehan berat miliknya. Gue yang mendengarnya mendengus geli, refleks gue mencubit pipinya yang berhasil membuat mata sang empunya perlahan terbuka.

Mata kami bertemu,seulas senyuman terbit di wajah Kak Jaehyun. Senyum yang selalu menghadirkan ketenangan tersendiri bagi gue.

Tangan Kak Jaehyun kini bergerak menyelipkan anak rambut gue yang berantakan ke bagian dalam telinga gue. Sedikit tersentak saat tangan Kak Jaehyun tiba-tiba beralih melingkari pinggang gue,memaksa tubuh kami untuk saling merapat.

Gak bisa dipungkiri,sekarang detak jantung gue meningkat dengan posisi kami yang cukup intim. Ditambah kondisi tubuh yang sama-sama polos.

"Mukanya gak usah merah gitu,dong." Canda Kak Jaehyun yang lagi-lagi diikuti kekehannya. Gue yang merasa malu cuman bisa menunduk,menghindari kontak mata dengan Kak Jaehyun.

Tangan Kak Jaehyun meraih dagu gue,memaksa gue untuk mendongak. Karena masih malu,gue memilih untuk memejamkan mata. Tapi gue bisa merasakan bibir Kak Jaehyun yang mengecup seluruh wajah gue.

"Mau sampe kapan merem,hm?"

Dengan ragu gue membuka mata,dan mendapati Kak Jaehyun masih menatap gue dengan senyum miliknya. "I Love You,Roseanna."

Meski tersipu,tapi gue masih mampu untuk membalasnya."I Love You More Jaehyun."

Senyum Kak Jaehyun mengembang,ia lantas kembali mendaratkan kecupan di kening gue. Kali ini cukup lama,dan berhasil membuat gue merasakan ketulusan hatinya buat gue.

"Saya mau tahajud dulu,kamu tidur lagi aja. Nanti setengah jam sebelum subuh saya bangunin."

Kak Jaehyun bangkit berdiri,untung aja sebelum tidur tadi dia udah pake boxer. Tapi masalahnya,tubuh bagian atas Kak Jaehyun terekspos. Menampakan deretan otot perutnya.

Gue yang merasa malu lagi-lagi mengalihkan pandangan,dan gue rasa Kak Jaehyun menyadarinya. Bisa gue dengar gelak tawanya.

"Kenapa masih malu? Perasaan kamu udah sering megang juga."

Gue yang udah gak bisa menahan rasa malu buru-buru menutupi seluruh wajah gue dengan selimut,selanjutnya gelak tawa Kak Jaehyun semakin menjadi.

×××

Kalo feedback bagus,aku rencana bakal up dua chapter terakhir besok. Jadi ayo semangat votement ya hehe~

Salam kapal jaerose

[2] Kak Jae : New Life✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang